DI BALIK HAKIKAT BANGUN TIDUR
Muhammad Rifa`i
Seseorang pasti akan merasakan suatu kenikmatan. Diantara kenikamatan yang bisa dirasakan oleh seseorang adalah kita bisa menghirup udara segar. Di pagi hari, setelah orang bangun tidur, maka seseorang menghirup udara yang masih segar, masih jernih. Ini untuk memperlancar dan membersihkan darah kita dari kotoran. Oleh karena itu kita diperintah untuk shalat subuh yang mana waktu subuh adalah waktu murninya udara. Dan dengan kita bisa mendapatkan udara secara bebas, kita telah diberi kenikmatan yang tidak terhingga. Karena dengan perantara udara kita bisa bernafas, bisa hidup. Kita tahu, pertama kali kita melihat dunia adalah saat kita membuka mata dari tidur yang nyenyak. Dan tidur merupakan fase lepasnya roh dari tubuh, mirip sekali dengan kematian bahkan ada yang mengatakan bahwa tidur merupakan sejenis mati suri. Merupakan nikmat terbesar karena Allah masih menjaga roh kita dan mengembalikannya saat kita terbangun. Allah telah berfirman yang artinya:
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya di dalam hal itu pastilah terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir. (QS Az Zumar, 39:42)
Dalam ayat tersebut Allah masih memberikan kesempatan agar meneruskan kembali kehidupan. Kemampuan mendengar, melihat, dan yang lain tanpa kurang sedikitpun masih kita rasakan saat bangun dari tidur, ini merupakan kesempurnaan dari salah satu kebesaran Allah. Kita tidak tahu apakah kesempatan hidup ini masih diberikan oleh-Nya besok pagi saat kita bangun tidur. Dan kita tidak tahu besok akan terjadi bencana ataukah bangun dalam keadaan sehat.
Kita harus pandai-pandai bersyukur dalam kehidupan ini, karena Allah telah memberikan untuk kita semua apa yang kita butuhkan. Salah satu bentuk syukur adalah melalui sholat shubuh, bukan hanya shalat subuh akan tetapi shalat-shalat dan ibadah-ibadah yang lainnya. dengan adanya ritual semacam ini maka ia akan menfokuskan diri kepada Sang Pencipta sehingga dalam langkah selanjutnya ia akan meminimalisir perbuatan maksiatnya. Allah memberikan ini semua agar manusia mau berpikir untuk apa ia diciptakan dan diberi kesempatan untuk hidup, sedangkan mereka selalu berada di bawah pengawasan Allah bagaimanapun keadaannya.
Allah memberikan tidur sebagai waktu istirahat bagi hambanya, sehingga hamba yang beriman akan merasa lebih segar untuk memulai aktivitas berikutnya ketika bangun tidur. Orang yang beriman kepada Allah akan merasakan kedekatan antara Allah dengannya, menumbuhkan semangat dalam hidup, karena Allah selalu hadir bersama kita saat kita mulai membuka mata sampai menutup mata kembali.
Orang yang tidak mempercayai keberadaan Allah tidak akan pernah merasakan kenikmatan yang diberikan oleh-Nya sejak ia bangun dari tidur. Ia hanya berpikir apa yang harus ia raih agar mendapat sanjungan di mata orang, hidupnya terus menerus seperti itu, kelak kebosanan akan sering menghantui orang seperti itu.
Jelas bahwa mereka yang hidup tenggelam dalam kekeliruan luar biasa ini telah melakukan kesalahan besar. Setiap orang tidak boleh lupa bahwa setiap pagi mungkin merupakan permulaan dari hari terakhir yang telah ditentukan oleh Allah, karena kematian dapat datang kapan saja. Untuk itu, seperti yang telah diungkapkan di atas, kita harus merenungkan apa yang harus kita kerjakan dalam pemanfaatan hari yang akan kita jalani, agar Allah ridha dengan kita di dunia maupun di akhirat..