URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 192 users
Total Pengunjung: 6224304 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
DITUAKAN BUKAN KARENA USIA TUA  
Penulis: Pejuang Islam [ 8/10/2016 ]
 
DITUAKAN BUKAN KARENA USIA TUA


Luthfi Bashori


 Ada sebagian orang yang `terpaksa menjadi tua` karena keadaan, sekalipun dirinya masih relatif muda usia. Sebut saja misalnya, jika dalam satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 3 orang anak dengan usia anak sulung adalah 20 tahun.

Pada suatu saat, tiba-tiba sang ayah dan ibu meninggal dunia secara mendadak akibat kecelakaan lalu lintas, maka secara otomatis si anak sulung ini akan `dituakan` atau dijadikan orang tua oleh adik-adiknya karena keadaan darurat.

 Bahkan masyarakat secara umum juga tanpa sengaja akan menuntut si sulung ini `menjadi tua` termasuk dalam dunia pergaulan, misalnya jika ada undangan kenduri di kampung, maka si sulung itulah yang akan diberi undangan untuk hadir menggantikan posisi ayahnya, sekalipun sebelumnya si sulung itu tidak pernah dilibatkan dalam acara-acara orang dewasa.

Barangkali, gambaran di atas adalah suatu hal yang wajar jika benar-benar terjadi dalam dunia nyata. Karena itu seseorang yang `dituakan` umumnya terjadi karena terdesak oleh suatu keadaan yang tidak dapat dihindari lagi.


Hari Raya Idul Fithri, adalah suatu keadaan yang juga seringkali memaksa para da`i dan ustadz muda usia untuk `menjadi tua` karena secara tiba-tiba `dituakan` oleh masyarakat.

Khususnya para da`i dan ustadz di kota-kota kecil maupun daerah-daerah tempat tujuan mudik tahunan para pencari pekerjaan di kota-kota besar, mereka akan mendatangi rumah para da`i dan ustadz silih berganti pada setiap datang hari lebaran.

 Banyak sekali para pemudik yang sudah setahun penuh merasa penat bekerja dan beraktifitas rutin yang sangat menguras tenaga dan pikiran di kota-kota besar, mereka mudik untuk bertemu sanak familinya di daerah tempat kelahiran masing-masing, dan tak lupa mereka juga mengambil kesempatan untuk berziarah ke rumah para ulama dan sesepuh yang masih ada di sekitar rumah asalnya, guna meminta doa dan restu agar di saat balik nanti, mereka dapat beraktifitas dengan penuh barakah.


Nah, dari rutinitas atau ritual tahunan Mudik Lebaran inilah, tak jarang para da`i dan ustadz muda usia yang `terpaksa` harus menjadi `tua` karena secara tiba-tiba `dituakan` oleh masyarakat, semisal rumah kediamannya juga tiba-tiba menjadi jujugan tempat mampir para pemudik dari luar kota tersebut.

Jika seorang da`i atau ustadz muda sudah terlanjur `dituakan` oleh masyarakat, maka konsekwensinya adalah dirinya harus dapat mengendalikan keinginan-keinginan yang bersifat pribadi.

Contohnya, jika pada umumnya orang-orang yang seusianya akan merayakan lebarannya dengan berbagai aktifitas bersama keluarganya yang tentunya sangat menyenangkan hati seperti refreshing bersama keluarga besarnya, maka sang da`i dan ustadz muda itupun harus dapat membagi waktu untuk tetap setia melayani masyarakat, khususnya para pemudik yang datang meminta barakah doa atau sekedar bersilaturrahim dan mengajak bincang-bincang tentang masa kecil yang pernah mereka lalui di kampung halamannya, dan lain sebagainya.

Jika para pemudik itu datang berziarah ke rumah para ulama dan sesepuh daerah, maka pada umumnya mereka benar-benar meminta doa restunya.

 Namun jika para pemudik itu datang ke rumah para da`i dan ustadz muda, maka lebih dominan untuk mereka ajak berbincang-bincang seputar kehidupan.

Memuliakan tamu hukumnya wajib, apalagi memuliakan para tamu pemudik yang datang dari luar kota. Kebanyakan para tamu itu merasa rindu kepada situasi kampung halamannya, serta rindu untuk dapat berbagi pengalaman dengan orang-orang yang dapat menerima curahan hatinya.

Maka para da`i dan ustadz inilah rupanya salah satu pilihan yang dirasa cocok bagi para pemudik itu untuk mereka jadikan tempat curahan hati, serta diharap dapat mendengar keluh kesahnya, atau sekedar bernostalgia bersama, maupun diajak berbagi pengalaman serta mencari solusi bagi permasalahan yang sedang mereka hadapi.

 Memang benar, seseorang yang `dituakan` itu ternyata tidak selalu karena berusia tua, namun masih banyak faktor lain yang mendorong masyarakat memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang terpaksa harus `dituakan` pada usia yang relatif belum tua.

Lebaran adalah hari bersilaturrahim antar sesama umat Islam dari masa ke masa. Rutinitas mudik lebaran akan selalu berulang pada setiap tahunnya.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam