URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 5 users
Total Hari Ini: 208 users
Total Pengunjung: 6224320 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
Pengosongan Kolom Agama: Wujud Liberalisasi Beragama PADA saat rezim SBY kemarin, wacana penghapusa 
Penulis: Oleh: Anilsa Ayu Utami [18/12/2014]
 
Pengosongan Kolom Agama: Wujud Liberalisasi Beragama

PADA saat rezim SBY kemarin, wacana penghapusan kolom agama di KTP memancing reaksi keras dari masyarakat. Kini, rezim Jokowi kembali membahas persoalan kolom agama di KTP ini. Hasilnya, kolom agama di KTP memang tidak dihapus, tetapi untuk sementara boleh dikosongkan. Menunggu pengesahan kepercayaan-kepercayaan yang diakui oleh negara. Dibolehkannya mengosongkan kolom agama di KTP oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menuai berbagai reaksi. Ada yang bereaksi positif dan mendukung, adapula yang menolak dan menganggap hal ini sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan.

Seperti yang banyak dibahas saat ini di media sosial, urusan pengosongan kolom agama ini akan berdampak kebingungan. Misalnya saja, ada seorang mayat yang ditemukan dan yang tersisa hanya KTP nya saja. Akan diselamatkan dengan cara dibakar, dikubur, dibawa ke gereja, ke masjid, atau harus diapakan mayat ini jika kolom agama di KTP nya kosong? Atau misalnya seseorang akan menikah, bagaimana petugas KUA bisa yakin orang ini beragama Islam jika kolom agama di KTP nya kosong?Urusan-urusan semacam ini memang tampaknya sepele. Tapi akan berdampak sangat besar bahkan dapat mengancam keyakinan seseorang.

Jika kita lihat, hal ini tampaknya mengacu pada satu hal, yaitu liberalisasi agama, atau kebebasan beragama yang memang merupakan salah satu pilar demokrasi. Hal ini akan membawa dampak lain seperti, orang-orang atheis akan merasa terhormat. Akhirnya, orang-orang yang beragama pun bukan tidak mungkn akan merubah keyakinannya sekehendak hati. Toh, kolom agamanya boleh dikosongkan.

Hal-hal seperti ini sangat tidak layak terjadi di negara yang mayoritas penduduknya beragama. Dan mayoritas penduduk beragamanya adalah Muslim. Seorang Muslim sudah sepantasnya memahami bahwa yang firman Allah yang berbunyi “Laa ikroha fiddiin (tidak ada paksaan dalam agama)” ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kebebasan beragama. Sebagaimana yang dihubung-hubungkan oleh kaum liberal demi mengusung ide kebebasan beragama.

Dengan demikian, nyatalah bahwasanya sistem demokrasi dengan kebebasan beragamanya yang diterapkan di Indonesia samasekali tidak mampu menjaga akidah ummat. Sudah seharusnya pula Kaum Muslim memperjuangkan sebuah sistem yang telah nyata terbukti menjaga akidah ummat, yaitu sistem Islam. Sistem yang mampu mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin, dan menjadikan Kaum Muslim sebagai khairu ummauh. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh sang Uswatun Hasanah Baginda Rasulullah SAW, dan telah tercatat dalam sejarah selama kurang lebih empat belas abad. Wallahua’lam.


Oleh: Anilsa Ayu Utami

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam