TANGGUNG JAWAB KEPADA ALLAH
Luthfi Bashori
Nabi SAW bersabda: Tidaklah bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada Hari Kiamat hingga ia ditanya tentang lima hal. Pertama, tentang umurnya dihabiskannya untuk apa. Kedua, tentang masa mudanya dimanfaatkan untuk apa. Ketiga, tentang hartanya, di peroleh dari mana dan dihabiskan untuk apa. Dan kelima, tentang ilmunya, bagaimana ia mengamalkannya. [Hadits Hasan riwayat Tirmidzi].
Umur yang dimaksud adalah meliputi masa muda dan juga masa-masa yang lainnya. Dalam hadis ini masa muda disebutkan secara khusus, karena masa muda adalah sebuah jenjang usia yang memiliki daya kekuatan yang berbeda dengan jenjang lainnya. Di masa-masa itulah manusia lebih patut bekerja keras untuk melakukan ketaatan. Yang dimaksud ialah dorongan untuk menghabiskan usia dalam ketaatan kepada Allah SWT, dan bersabar dalam ketaatan itu sampai mati.
Karena itu pula digambarkan oleh Nabi SAW, bahwa kelak di akhirat ada tujuh kelompok orang yang akan dinaungi oleh Allah pada saat umat manusia merasakan panasnya padang Mahsyar. Adapun salah satu dari tujuh kelompok itu adalah kelompok pemuda yang menghabiskan waktu-waktunya untuk beribadah kepada Allah.
Allah SWT berfirman, yang artinya Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud [shalat]. Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini [ajal]. [Q.S. Al-Hijr; 98-99].
Karena kematian itu tidak dapat diprediksikan kapan datangnya dan kapan waktunya secara tepat, maka sudah selayaknya setiap jiwa muslim tidak menunda-nunda dalam upaya mengumpulkan pundi-pundi pahala sebanyak-banyaknya, yaitu dengan banyak beribadah kepada Allah dan beramal baik.
Kematian seseorang itu tidak mengenal batas waktu. Adakalanya bayi yang baru lahir, langsung meninggal dunia. Terkadang di kalangan remaja pun sering terjadi kematian yang tidak terduga sebelumnya. Orang dewasa yang masih segar bugar juga tidak dapat menjamin dirinya akan hidup awet dan panjang umur sesuai keinginannya. Apalagi orang yang sudah tua renta, maka jemputan malaikat pencabut nyawa pasti akan lebih dekat untuk menghampirinya.
Allah SWT berfirman yang artinya, Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh [balasannya] di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. [Q.S. Al-Muzzammil, 20].
Jadi, jangan ragu untuk melakukan kebaikan sekecil apapun, walau tampak tidak bernilai di hadapan orang lain. Sebaliknya, jangan menyepelekan kejahatan sekecil apapun, karena Allah adalah Dzat yang tidak pernah lalai dan tidak pernah tidur sejenakpun.
Allah SWT berfirman, pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam supaya memperlihatkan kepada mereka [balasan] pekerjaan mereka. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya ia akan melihat [balasan] nya pula. [Q.S. Az-Zalzalah; 6-8].
Manusia dengan segala bentuk dan profilnya, tentu memiliki tanggung jawab kepada Allah Sang Pencipta, karena Allah telah memberi banyak kenikmatan hidup yang tak terhitung pada setiap orang yang pernah lahir di dunia ini. Wa in ta`uddu ni`matallahi laa tuhshuuha (Apabila engkau akan menghitung banyaknya kenikmatan dari Allah, maka engkau tidak akan mampu menghitungnya).