URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 408 users
Total Pengunjung: 6224552 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BERDIRILAH UNTUK MENGHORMATI PEMIMPIN KALIAN 
Penulis: Pejuang Islam [ 4/5/2009 ]
 

BERDIRILAH UNTUK MENGHORMATI PEMIMPIN KALIAN


LUTHFI BASHORI


Judul di atas adalah maknawi dari sebuah hadits Nabi SAW. Tepatnya saat Beliau duduk bersama kaum Anshar Madinah, tiba-tiba Sayyidina Sa`ad salah seorang pemimpin dan tokoh masyarakat  kota Madinah datang menghampiri mereka, lantas Nabi SAW memerintahkan kaum Anshar : Quumuu ilaa sayyidikum (Berdirilah untuk menghormati pemimpin kalian) HR. Bukhari - Muslim.

Menghormati orang yang memang layak untuk dihormati ternyata sunnah Nabi. Misalnya keharusan seorang anak menghormati orangtuanya, seorang murid menghormati gurunya, seorang anak muda menghormati orang yang lebih tua, masyarakat umum menghormati pimpinan masyarakat, kaum awam menghormati para ulama dan tokoh masyarakat. 

Adapun bentuk penghormatannya dapat dilakukan dengan berbagai macam, antara lain yang semula duduk maka menghormatinya dengan cara berdiri, yang sudah berdiri
bisa saja menyongsong kedatangan pemimpinnya. Seorang anak bisa mencium tangan orang tuanya, demikian juga jika ada seorang murid ingin menghormati gurunya maka bolehlah dengan mencium tangan. Bahkan banyak masyarakat awam mencium tangan tokoh ulama karena untuk menghormati keilmuan dan dan ketokohan serta kepemimpinannya.  Perilaku ini sudah tepat karena sesuai dengan perintah Nabi SAW.

Perilaku penghormatan semacam di atas, sangat tepat  pula karena sesuai dengan ayat wa idz qulnaa lil malaaikatis juduu li aadama (Tatkala Kami (Allah) mengatakan kepada para Malaikat : Sujudlah kalian kepada Adam...!)

Tentunya dalam pandangan penganut madzhab Dhahiri (segala sesuatu diterjemahkan sesuai dhahir lafadz), maka arti sujud dalam ayat ini adalah layaknya sujudnya orang yang sedang shalat, hanya saja niatan para Malaikat itu bukan sujud menyembah Nabi Adam, tetapi sujud yang hanya diniati menghormati Nabi Adam.

Namun, dalam pandangan ulama salaf Ahlussunnah wal Jamaah, yang dimaksud dengan lafadz sujud dalam ayat ini adalah menghormat, bisa saja lafadz sujud diartikan membungkukkan badan, atau menundukkan kepala yang kedua sifat ini mempunyai arti menghormat.

Jadi, subtansi dari ayat di atas adalah perintah Allah yang senada dengan hadits Nabi SAW, bahwa sudah sepatutnya umat Islam itu selalu menghormati orang-orang yang semestinya dihormati. Adapun tata cara menghormatinya ini sangat bervariatif.

Jika ada seseorang yang sedang membaca biografi seorang tokoh pejuang Islam dalam peristiwa kemerdekaan Indonesia, lantas sampailah bacaannya itu pada fase tertentu, yang ternyata apa yang dibacanya itu sangat mempengaruhi jiwanya. Misalnya saja saat sang tokoh dalam buku biografi itu sedang menembakkan peluruh kepada seorang penjajah berpangkat komandan, tiba-tiba si pembaca secara spontan meneriakkan : ALLAAAAHU AKBAR   !!! Nah, bolehkah menurut syariat Islam tentang perilaku si pembaca ini ?  Jawabannya sangat mudah : Yaa boleh-boleh saja, karena tidak bertentangan dengan syariat Islam dalam bab manapun.

Bagaimana jika si pembaca tadi tiba-tiba berdiri, karena jiwanya merasa hanyut oleh kalimat-kalimat yang ada di dalam buku biografi tersebut, misalnya : Maka, berdirilah seluruh pasukan muslimin saat Pangeran Diponegoro datang dengan teriakan ALLAHU AKBAR, seraya beliau mengangkat bambu runcing pertanda perang fisik akan segera dimulai....! si pembacapun ternyata ikut berdiri karena dirinya sangat menjiwai isi buku biografi itu, sehingga serasa dirinya adalah salah satu dari pasukan perang yang dipimpin Pangeran  Diponegoro itu.  Di samping ia juga merasa tegang  karena merasa dirinya sedang berada di depan tokoh yang sangat berwibawa dan sangat disegani baik oleh kawan maupun lawan, yaitu Pengeran Diponegoro, maka si pembaca ini lantas berdiri karena mengingat hadits: Berdirilah untuk menghormati pemimpin kalian ! 

Nah, bagaimana pandangan syariat Islam tentang  perilaku berdirinya si pembaca biografi tokoh pejuang Islam  ini ? Yaa, boleh-boleh saja. Bahkan jika ia berniat mengamalkan hadits Nabi SAW dalam berdirinya itu, maka ia akan mendapatkan pahala sunnah.

Para pembaca, bagaimana kiranya jika yang dibaca itu ternyata biografi dari seorang yang paling mulia di jagad raya ini, seorang yang laling dicintai oleh Allah sejak diciptakan Nabi Adam hingga hari Qiyamat nanti, yaitu biografi Nabi Muhammad SAW. Lantas si pembacanya terpengaruh karena sangat menjiwai apa yang dibacanya.

Misalnya, tatkala bacaannya sampai pada fase riwayat kelahiran Nabi SAW, maka secara spontan ia berdiri karena teringat hadits : Berdirilah untuk menghormati pemimpin kalian ! Si pembaca biografi Nabi SAW inipun tiba-tiba berdiri karena merasa dirinya ikut menyaksikan peristiwa besar, yaitu peristiwa kedatangan, kehadiran, dan kelahiran bayi calon seorang Nabi di muka bumi ini, bayi calon seorang tokoh dunia bahkah tokoh akhirat yang  kehebatannya tidak ada bandingannya dari kalangan makhluq manapun.

Jadi, bagaimana pandangan syariat Islam tentang perilaku berdirinya si pembaca biografi Nabi Muhammad SAW semacam ini ? Tentu saja jawabannya : Sangat sangat sangat boleh, bahkan dianjurkan dan disunnahkan, mengingat Allah saja memerintahkan para malaikat untuk sujud menghormat Nabi Adam, dan kaum Anshar diperintahkankan oleh Nabi untuk berdiri menghormati Sayyidina Sa`ad. Maka, tentunya segala macam bentuk penghormatan selagi tidak diniati penyembahan, sangatlah layak diperuntukkan bagi Nabi Muhammad SAW.

Ya nabii salaam alaika   #   Ya rasuul salaam alaika
Yahabiib salaam alaika  #  Shalawaatullaah alaika



   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam