URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 14 users
Total Hari Ini: 338 users
Total Pengunjung: 6224465 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
BBM Naik? Lagi-lagi Rakyat Menjerit 
Penulis: Oleh: Iis Nawati [17/11/2014]
 
BBM Naik? Lagi-lagi Rakyat Menjerit

“PEMERINTAH baru naik, BBM pun akan ikut naik” itulah ungkapan yang tepat untuk kondisi saat ini. Seperti yang disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla, ia mengungkapkan pengumuman rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan diumumkan secepatnya. Ia pun mengisyaratkan, pengumuman akan disampaikan oleh Presiden Joko Widodo setelah kembali dari lawatannya ke beberapa negara (bisnis.liputan6.com : 14/11/2014).

Penolakan demi penolakan terhadap kenaikan harga BBM terus bergulir di tanah air, baik dari kalangan mahasiswa ataupun kaum buruh. Seperti yang diberitakan dalam news.detik.com (12/11/2014) Ribuan buruh dari elemen Serikat Pekerja Nasional (SPN) menggelar aksi menuntut penetapan upah minimum kabupaten/kota sesuai usulan yang berlaku. Tak hanya itu, buruh juga menolak rencana pemerintahan Jokowi-JK menaikkan BBM.

“Subsidi BBM membebani APBN” atau “subsidi tidak tepat sasaran sehingga harus disalurkan secara benar” sudah menjadi alasan klasik di telinga masyarakat. Bahkan Komisaris Independen Permata Bank Tony Prasetiantono mengatakan, banyaknya terjadi penolakan akan kenaikan ini lantaran masyarakat belum terbiasa dengan harga BBM yang mahal. Selama ini masyarakat selalu dimanjakan dengan harga BBM yang disubsidi (bisnis.liputan6.com : 12/11/2014).

Tentu saja perkataan dari komisaris Independen Permata Bank ini sangatlah ngawur, berapa banyak orang-orang yang akan “menjerit” dari naiknya harga BBM ini. supir angkot, para pedagang, para nelayan, para buruh apakah mereka adalah orang-orang yang “manja” yang selalu meminta belas kasihan kepada pemerintah? Padahal mereka telah berjuang mati-matian untuk mencari sesuap nasi. Selain itu Menurut Arim “Alasan membebani APBN juga tidak benar karena yang membebani APBN adalah bunga utang dalam negeri maupun luar negeri. Alasan harga minyak juga faktanya saat ini harga minyak berada pada posisi sangat rendah yaitu US$ 83,72 Per Barel (Hizbut-tahrir.or.id : 07/11/2014).

Padahal menjadi hal yang wajar ketika masyarakat menolak harga BBM, faktanya kenaikan harga BBM tentu akan memberikan efek domino yang sangat besar. Kenaikan harga BBM itu artinya akan berimbas pada kenaikan sembako dan barang-barang lainnya, kemudian daya beli masyarakat akan turun secara drasdis, bahkan secara otomatis angka kemiskinan di Indonesia akan meningkat. Kenaikan harga BBM tidaklah terlepas dari liberalisasi migas dalam berbagai sektor, mulai dari sektor hulu hingga sektor hilir. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sumber daya alam termasuk migas di Indonesia sudah banyak dikuasai oleh asing. maka tak heran terkenal dengan ungkapan “Indonesia belum merdeka, tanah masih ngontrak, air masih beli”.

Lalu bagaimana tinjauan syar’i dalam memandang kenaikan BBM ini? di dalam pandangan Islam, BBM merupakan kepemilikan bersama, seperti yang disampaikan dalam hadits Rasulullah saw:

“Manusia berserikat dalam tiga hal: dalam padang rumput, air, dan api,” (H.R. Ahmad dn Abû Dâwud).

Api dalam hal ini adalah barang tambang termasuk migas. Itu artinya Islam mengharamkan sumber daya alam termasuk migas dikuasai oleh individu atau sekelompok orang.

Maka semestinya Migas dikelola sebaik-baiknya oleh negara demi kesejahteraan rakyatnya bukan nyata-nyata diserahkan kepada swasta apalagi pihak asing. Perkara hal ini sangatlah wajar terjadi karena dalam sistem ekonomi kapitalisme hanyalah akan melahirkan aturan-aturan yang menguntungkan para kapitalis. Semboyan “dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat” hanyalah lip service yang sebenarnya adalah “dari kapitalis oleh kapitalis dan untuk kapitalis”.

Maka cukuplah kita berharap pada sistem saat ini. Saatnya kita mengganti sistem yang rusak dan merusak ini dengan sistem yang berasal dari yang Maha Sempurna yaitu Islam. Islam diturunkan kepada manusia tidak hanya sekedar untuk mengatur masalah shalat ataupun puasa saja, tapi Islam merupakan sistem tatanan kehidupan untuk manusia. Sistem Islam ini hanya bisa diterapkan sempurna dalam sebuah naungan Khilafah bukan yang lain seperti apa yang telah Rasulullah dan para sahabat contohkan. Allahualam.

Oleh: Iis Nawati


   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam