URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 98 users
Total Pengunjung: 6224205 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
KEPALA DIPUKUL BATU  
Penulis: Pejuang Islam [ 11/10/2016 ]
 
KEPALA DIPUKUL BATU

 Luthfi Bashori

 Menurut sebagaian riwayat, konon tatkala Nabi SAW diisra` dan mi`rajkan oleh Allah, maka dalam perjalanannya itu ditampakkan di hadapan beliau SAW berbagai peristiwa, antara lain beliau SAW melihat ada orang yang memecahkan kepalanya dengan cara memukulinya menggunakan batu besar dengan tangannya sendiri.

Anehnya setiap kali kepalanya pecah maka kepala itu kembali utuh, namun tak lama berselang, kepalanya itu dihatam lagi dengan batu besar dengan tangannya sendiri hingga pecah lagi.

 Demikian itu dilakukan secara terus menerus.

Lantas Nabi SAW bertanya: Wahai Jibril, siapakah gerangan orang ini ?

Malaikat Jibril menjawab: Orang itu adalah gambaran umatmu yang sengaja meninggalkan shalat fardhu lima waktu.

Betapa besar dosanya orang yang meninggalkan shalat lima waktu. Apalagi jika mengingat bahwa perintah shalat fardhu lima waktu ini didapatkan oleh Nabi SAW saat beliau SAW menghadap Allah secara langsung dalam rangkaian peristiwa Isra` dan Mi`raj.

 Jadi betapa penting umat Islam memperhatikan dan mengamalkan kewajiban shalat fardhu lima waktu. Perlu diingat pula, bahwa semua amalan wajib yang diperintahkan oleh Allah kepada Nabi SAW dan kepada seluruh umatnya itu, selalu turunnya lewat perantara malaikat Jibril, karena Allah menurunkan firman-Nya itu lewat Malaikat Jibril.

Tapi, khusus perintah kewajiban shalat fardhu lima waktu, maka Allah berkenan memanggil Nabi Muhammad SAW langsung menghadap kepada-Nya dalam peristiwa Isra` dan Mi`raj tanpa lewat perantara siapapun.

Jadi begitu agung dan luar biasanya perintah shalat fardhu lima waktu itu dalam pandangan Allah, dan tentunya umat Islam harus menyadari agar jangan pernah sekalipun meninggalkan shalat fardhu lima waktu.

 Bahkan dalam keadaan darurat bagaimanapun selagi otak masih mampu berpikir normal, maka umat Islam tetap wajib menjaga shalat fardhu lima waktu itu.

Nabi SAW menggambarkan kepada umatnya, bahwa kelak di akhirat itu amalan seseorang yang pertama kali dihitung oleh Allah adalah shalat fardhu lima waktunya. Jika kedapatan shalat fardhu lima waktunya sempurna, maka seluruh amalan lainnya akan diterima oleh Allah, dan tentunya ia akan dikumpulkan bersama orang-orang ahli sorga.

 Namun, jika shalat fardhu lima waktunya tidak sempurna, alias rusak dan lubang-lubang karena banyak ditinggalkannya, maka amalan yang lainnya pun rawan untuk ditolak, hingga ia rawan digiring bersama orang-orang yang ahli neraka.

Maka gambaran dalam peristiwa Isra` dan Mi`raj, bahwa Nabi SAW melihat orang yang memecahkan kepalanya sendiri dengan cara memukulinya dengan batu besar, itulah sebagai gambaran dosanya orang yang meninggalkan shalat fardhu lima waktu.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Alfian  - Kota: SuraDarjo
Tanggal: 8/6/2013
 
MasyaAllah, Naudzubillahimindzalik .
Ustadz, bagi kami yg pernah lalai dalam mengerjakan sholat fardhu dan sekarang ingin bertaubat kan diwajibkan mengqodho sholat2 yg pernah ditinggalkan,, nah apakah dalam mengqodho sholat itu waktuny harus tertib? misal qodho sholat dzuhur maka setelah selesai sholat fardhu dzuhur kita bisa sholat qhodo'an ny .
lantas jika iya bagaimana untuk mengqodho sholat subuh dan ashar, mengingat waktu setelah sholat tsb ada haram untuk melakukan sholat lagi . 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Mengqadha shalat itu kapan saja boleh dilakukan. Tapi untuk memudahkan adalah dikerjakan setiap masuk waktu shalat fardhu. Jadi semisal shalat Subuh dua kali. Yang pertama diniati shalat hari itu, yang ke dua diniati shalat qadhanya.

2. Haramnya shalat bakda Subuh dan bakda Ashar itu kalau untuk shalat sunnah, kalau untuk qadha fardhu, maka hukumnya boleh.

2.
Pengirim: m. mulabbilbait  - Kota: bojonegoro
Tanggal: 8/6/2013
 
izin share 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami persilahkan.

3.
Pengirim: Muhammad Abdul Azis  - Kota: Malang
Tanggal: 12/2/2014
 
Isi artikel ini persis dengan mp3 ceramahnya panjenengan yang berjudul "PERCAYA ADANYA BARAKAH". Betapa sangat pentingnya shalat, tapi banyak orang yang enggan melakukan shalat, padahal di hari kiamat nanti yang dipertanyakan mengenai amal manusia adalah shalatnya.
Ada teman saya yang sangat aktif mengikuti majelis shalawatan yang sangat populer di kota Malang, tapi shalatnya dia tidak beres alias kadang shalat kadang tidak shalat, dalam hati saya hanya berkata "orang yang demikian ibarat memakai sorban tapi pakai celana cekak(buka aurat), karena lebih mengutamakan perkara yang sunnah ketimbang perkara yang wajib. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Shalat itu tiang agama, barang siapa yang mendirikan shalat, sungguh dia telah melestarikan agamanya, dan barang siapa yang meninggalkan shalat, sungguh dia telah merusak agamanya.

4.
Pengirim: eko  - Kota: taiwan
Tanggal: 1/4/2014
 
Assalamualaikum pak kiai saya mau tanya bolehkah saya menjama' sholat dgn alasan bkn krn perjalanan tp karena wkt krj saya msal magrib blm waktnya istrahat dijama' wktu isya stlh plg krj maklum saya krj dinegara nom muslim 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Saran, demi keselamatan akhirat, mulailah berpikir untuk mencari tempat kerja yang memberi waktu untuk shalat.
2. Yang harus akhi kerjakan adalah mengqadha shalat yang tertinggal itu, namanya bukan jamak.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam