KEPALA DIPUKUL BATU
Luthfi Bashori
Menurut sebagaian riwayat, konon tatkala Nabi SAW diisra` dan mi`rajkan oleh Allah, maka dalam perjalanannya itu ditampakkan di hadapan beliau SAW berbagai peristiwa, antara lain beliau SAW melihat ada orang yang memecahkan kepalanya dengan cara memukulinya menggunakan batu besar dengan tangannya sendiri.
Anehnya setiap kali kepalanya pecah maka kepala itu kembali utuh, namun tak lama berselang, kepalanya itu dihatam lagi dengan batu besar dengan tangannya sendiri hingga pecah lagi.
Demikian itu dilakukan secara terus menerus.
Lantas Nabi SAW bertanya: Wahai Jibril, siapakah gerangan orang ini ?
Malaikat Jibril menjawab: Orang itu adalah gambaran umatmu yang sengaja meninggalkan shalat fardhu lima waktu.
Betapa besar dosanya orang yang meninggalkan shalat lima waktu. Apalagi jika mengingat bahwa perintah shalat fardhu lima waktu ini didapatkan oleh Nabi SAW saat beliau SAW menghadap Allah secara langsung dalam rangkaian peristiwa Isra` dan Mi`raj.
Jadi betapa penting umat Islam memperhatikan dan mengamalkan kewajiban shalat fardhu lima waktu. Perlu diingat pula, bahwa semua amalan wajib yang diperintahkan oleh Allah kepada Nabi SAW dan kepada seluruh umatnya itu, selalu turunnya lewat perantara malaikat Jibril, karena Allah menurunkan firman-Nya itu lewat Malaikat Jibril.
Tapi, khusus perintah kewajiban shalat fardhu lima waktu, maka Allah berkenan memanggil Nabi Muhammad SAW langsung menghadap kepada-Nya dalam peristiwa Isra` dan Mi`raj tanpa lewat perantara siapapun.
Jadi begitu agung dan luar biasanya perintah shalat fardhu lima waktu itu dalam pandangan Allah, dan tentunya umat Islam harus menyadari agar jangan pernah sekalipun meninggalkan shalat fardhu lima waktu.
Bahkan dalam keadaan darurat bagaimanapun selagi otak masih mampu berpikir normal, maka umat Islam tetap wajib menjaga shalat fardhu lima waktu itu.
Nabi SAW menggambarkan kepada umatnya, bahwa kelak di akhirat itu amalan seseorang yang pertama kali dihitung oleh Allah adalah shalat fardhu lima waktunya. Jika kedapatan shalat fardhu lima waktunya sempurna, maka seluruh amalan lainnya akan diterima oleh Allah, dan tentunya ia akan dikumpulkan bersama orang-orang ahli sorga.
Namun, jika shalat fardhu lima waktunya tidak sempurna, alias rusak dan lubang-lubang karena banyak ditinggalkannya, maka amalan yang lainnya pun rawan untuk ditolak, hingga ia rawan digiring bersama orang-orang yang ahli neraka.
Maka gambaran dalam peristiwa Isra` dan Mi`raj, bahwa Nabi SAW melihat orang yang memecahkan kepalanya sendiri dengan cara memukulinya dengan batu besar, itulah sebagai gambaran dosanya orang yang meninggalkan shalat fardhu lima waktu.