URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 100 users
Total Pengunjung: 6224207 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MENIKAHLAH DENGAN SESAMA MANUSIA ! 
Penulis: Pejuang Islam [ 15/9/2016 ]
 
MENIKAHLAH DENGAN SESAMA MANUSIA !

Luthfi Bashori


Allah berfirman yang artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri, agar kalian merasa tenteram dan cenderung kepadanya, dan Dia jadikan di antara kalian (pasangan suami istri) rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang (dapat) berfikir. (QS. ar-Rum/21).

Lafadz min anfusikum (dari jenis kalian sendiri), yaitu dari bangsa kalian wahai anak cucu Adam. Maksudnya, Allah menjadikan perjodohan bagi pasangan suami istri itu adalah sesama bangsa manusia, bukan manusia menikah dengan bangsa jin (sekalipun hukumnya boleh menurut fiqih) dan bukan menikah dengan  hewan.

Lafadz litaskunuu ilaihaa (agar kamu merasa tenteram dan cenderung kepadanya. Maksudnya, hati suami itu dapat berlabuh dan beristirahat dalam dekapan istri, setelah beraktifitas seharian penuh yang tentunya cukup melelahkan, agar dapat merasakan kenyamanan hidup untuk menumbuhkan semangat beraktifitas kembali pada esok hari.

Lafadz mawaddah (kasih), menurut tafsir Sy. Ibnu Abbas adalah terbangunnya rasa cinta suami terhadap istri, sedangkan rahmah (sayang) adalah rasa belas kasih suami kepada istri dan rasa tanggung jawab serta pemberian perlindungan, termasuk dari marabahaya dan dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Demikian inilah take and give atau rasa saling tolong menolong, saling memberi dan menerima, bantu membantu, atau gotong royong dalam membangun rumah tangga itu dapat terwujud, jika antara suami  dan istri itu benar-benar terdiri dari jenis atau bangsa yang sama, yaitu bangsa manusia.

Bahkan dalam mengatur pasangan makhluq hidup lainnya, Allah juga menjodohkan setiap pasangan itu dari jenisnya masing-masing, sebut saja ayam jantan selalu tertarik berpasangan dengan ayam betina, kambing jantan juga tertarik berpasangan dengan kambing betina, gajah jantan akan mengejar-ngejar gajah betina jika sudah datang musim kawin di antara mereka.

Demikianlah yang terjadi dalam kehidupan normal pada makhluq-makhluq ciptaan Allah, yaitu aturan main dalam membangun perjodohan yang telah diatur sedemikian rupa dengan penuh hikmah dan bijaksana serta tidak dipaksa-paksakan, maka kelestarian makhluq hidup dengan segala identitasnya masing-masing dapat terjaga dari masa ke masa hingga akhir masa. 

Tidak dapat dibayangkan betapa kacau dan rancunya dunia ini, jika saja setiap orang atau  makhluq hidup lainnya, tidak taat terhadap ketentuan Allah ini, lantas mengambil langkah-langkah yang bertentangan dengan kebijaksanaan-Nya.

Misalnya seorang manusia nekad menikah dengan kambing, kemudian memiliki anak keturunan dalam bentuk makhluq jenis baru berbadan manusia dan berkepala kambing,  hingga tatkala makhluq spesies baru ini sedang belanja di swalayan ternyata ia hanya dapat mengembek, embeeekembeeeek, atau sebaliknya jika yang lahir itu berbadan kambing dan berkepala manusia, tentu keluarganya menjadi bingung, apakah harus ditidurkan di kamar dengan kasur springbed atau diletakkan di kandang kambing?

Atau misalnya ada orang yang menikah dengan seekor gajah yang menghasilkan keturunan spesies baru makhluk berbadan gajah dan berkepala manusia, lantas bagaimana cara mengatur kehidupannya? Apakah tukang jahit pakaian tidak kebingungan untuk melayani pesanan baju bagi spesies baru ini?

Belum lagi jika ada seekor badak bercula jantan ternyata mengejar-ngejar ayam betina karena ingin mengawininya, apa tidak mati seketika si ayam betina saat badak jantan berhasil mengumpulinya. Belum lagi jika ternyata sang badak bercula ini berhasil mendapat keturunan dari ayam yang diperistrikannya, lantas menurunkan spesies baru berupa makhluq berbadan badak namun berkepala ayam, yang kemana-mana selalu berkotek pethok-pethokpethok-pethok, atau bersuara kukuruyuuuuk, padahal badannya sebesar badak bercula.

Barangkali semacam inilah gambaran ringkas, mengapa Allah dengan kebijaksanaan-Nya sengaja mengatur ekosistem pada kehidupan semua makhluq ciptaan-Nya dengan penuh hikmah, termasuk (menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri). 

Yang pasti ketentuan Allah ini memiliki rahasia luar biasa, yang hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang mau berpikir (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang (dapat) berfikir).

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: fatchulloh  - Kota: surabaya
Tanggal: 22/5/2013
 
ajiiibbb... :) 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah, sekalipun artikel kami ini hanya berdasarkan ilmu 'Othak Athik Mathuk', semoga saja bermanfaat untuk umat.

2.
Pengirim: ilham  - Kota: jakarta selatan
Tanggal: 22/5/2013
 
Assalamu'alaikum Wr. Wb

zaman sekarang, zaman yang lebih parah dari zaman jahiliyah Kyai.
Tas nama cinta
menikah beda agama,
menikah dengan melawan orang tua,
menikah ketika sudah hamil saja,kalau belum hamil,tak mau menikah
menikah sesama jenis,
menikah dengan binatang (bahkan dalam salah satu ajaran agama, ketika seseorang telah menggauli binatang,maka ia wajib menikahi binatang yang telah ia gauli untuk menebus dosa),
menikah dengan mayyit,
menikah dengan gedung/benda mati lainnya,sepeti di negara barat ada orang yang menikah dengan menara eiffel,
menikah dengan dirinya sendiri,
dan yang paling parah, atas nama cinta,di negara2 barat, ada seorang non muslim yang menikahi Tuhannya sendiri

sungguh zaman yang sangat memprihatinkan Kyai

asalamu'alaikum Wr. Wb
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kita sekeluarga, sangat perlu kembali kepada syariat Allah, lantas mengajak keluarga lain.

3.
Pengirim: agus ali efendi  - Kota: gresik
Tanggal: 22/5/2013
 
gookilllll 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah. Moga-moga berfmanfaat.

4.
Pengirim: Khudlori  - Kota: Jepara
Tanggal: 31/5/2013
 
Assalamu alaikum

Pak Kiyai Hajji Luthfi yg Saya cintai dan hormati, belum lama Saya pernah nonton sebuah acara di tv swasta. Diantara bintang tamunya adalah "kang WAGINI (ANAK GONDORUWO)". Diriwatkan oleh teman Wagini bahwa dia itu hasil silangan antara MANUSIA dgn GONDORUWO. Yg dari bangsa munusia adalah wanita yaitu ibu Wagini, sedangkan yg dari bangsa ghaib adalah gondoruwo sebagai bapaknya Wagini. Gondoruwo itu mata keranjang, kalo ada wanita cantik maka ia menggodanya seperti layaknya manusia (yg fasiq). Oleh krn wanita tsb adalah bunga desa, maka dia ditaksir oleh GONDORUWO tsb dgn menjelma menjadi pria gagah lagi tampan, (wanita mana sih..yg tdk terpikat hatinya ? He he he...). Ringkas cerita bahwa siwanita tsb akhirnya terkesima dan jatuh cinta dgn pria tsb yg sejatinya jelmaan dari GONDORUWO, sehingga membuahkan anak yg diberi nama Wagini. Wagini ini wujudnya Manusia. Dia tdk bisa berbahasa MANUSIA, tetapi faham dgn bahasa yg diucapkan oleh manusia, (aneh !). Oleh krn Wagini ini tdk bisa berbahasa seperti bahasanya manusia, maka hanya org2 tertentulah yg bisa berinteraksi dengannya. Wagini ini punya beberapa kelebihan, diantaranya : dia pernah membunuh ular kobera yg mengejar org (tetangganya) hanya dgn menudingi ular tsb dari jarak jauh. Wagini ini kemana-mana selalu diikuti bapaknya (GONDORUWO), krn umur Wagini bagi bangsa gondoruwo itu masih kanak-kanak, walaupun nyatanya umurnya sdh puluhan tahun serta raut wajahnya sdh keriput, krn bangsa gondoruwo itu umurnya ratusan tahun bahkan lebih, "kata teman Wagini".
Demikianlah kurang lebihnya.

Bagaimana menurut Pak Kiyai ?

Dan apakah Wagini dan semisalnya ini juga seperti manusia dan jin, dimintai pertanggung jawabannya kelak oleh Allah SWT ?

Catatan :
1. Soal Wagini hasil anak nikah Islami atau tidak, Saya tidak tahu.
2. Kejadian tsb diJatim.

Matur nuwun

Tsummassalamu alaikum 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Firman Allah: Wamaa khalaqtul jinna wal insa illaa liya'buduun (Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia itu kecuali hanyalah untuk menyembah-Ku).

Genderuwo itu adalah bangsa jin. Maka ia juga wajib masuk Islam, seperti juga manusia. Maka baik itu bangsa jin, manusia atau peranakan dari keduanya, tetap diwajibkan melaksanakan syariat Islam. Jika tidak melaksanakannya maka kelak akan diancam masuk nereka.

Pernikahan antar jin dengan manusia itu memang dapat terjadi, dan jika memenuhi syarat sesuai syariat, hukumnya menjadi halal, sekalipun itu kurang baik. Karena sebuah pernikahan itu disunnahkan, bukan hanya untuk urusan seksual semata, namun ada hikmah lain yang sangat dianjurkan dalam Islam, antara lain agar mendapatkan keturunan (umat Islam) yang berkualitas dalam segala hal, misalnya agar terjalin hubungan kekeluargaan yang kuat dan baik dengan keluarga besan, agar dapat menjalin silaturrahim dengan para tetangga besan/mertau, dsb.

Nah, kalau menikahnya dengan bangsa jin (HANTU, menurut istilah Indonesia), apa mau yaa sang kemanten dan keluarganya itu menjalin hubungan kekeluargaan dan bersilaturrahim dengan hantu Pocong, Suster ngesot, Kuntilanak, Dedemit, Tuyul, dll ?

Nb: Kalau ada wanita shalihah yang selalu menjaga auratnya, tiba-tiba diperkosa oleh lelaki bejat (misalnya merampok sambil memperkosa) lantas sang wanita itu hamil dan punya anak, maka seluruh dosanya ditanggung oleh lelaki bejad itu.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam