|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 7 users |
Total Hari Ini: 309 users |
Total Pengunjung: 6224429 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
NABI MUHAMMAD SAW BERAKHLAQ SANGAT MULIA |
Penulis: Pejuang Islam [ 11/10/2016 ] |
|
|
NABI MUHAMMAD SAW BERAKHLAQ SANGAT MULIA
Luthfi Bashori
Innama buitstu liutammima makaarimal akhlaaq (Sesungguhnya aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia). Demikianlah sabda Nabi SAW yang menjustifikasi pentingnya berakhlaq mulia bagi seluruh pengikutnya.
Berakhlaq mulia bukan berarti harus selalu lemah lembut setiap saat, namun berakhlaq mulia adalah selalu menempatkan sesuatu sesuai proporsinya, sehingga tidak mengurangi kewajiban menyampaikan amanah syariat pada semua orang, wa-addul amaanaati ilaa ahliha (dan sampaikan amanat itu kepada yang berhak menerimanya).
Tatkala Nabi SAW diutus berdakwah mengajak umat manusia untuk masuk Islam, maka dalam melaksanakan amanat syariat berdakwah, beliau SAW menggunakan prinsip ud`u ilaa rabbika bil hikmati wal mau`idhatil hasanati wa jaadilhum billatii hiya ahsan (Ajaklah kepada ajaran Tuhan-mu dengan penuh hikmah dan nasehat yang baik dan debatlah mereka dengan perkataan yang lebih baik).
Namun dalam melaksanakan amanat syariat nahi munkar, maka beliau SAW menggunakan prinsip umirtu an aqaatilannasa hatta yasyhasduu an laa ilaaha illallah wa anna muhammadan rasuulullah (Aku diperintahkan untuk memerangi semua orang sehingga mereka bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah).
Untuk itulah Allah memuji akhlaq Nabi SAW dengan firman-Nya: wainnaka la`alaa khuluqin `adhiim (dan sungguh engkau itu (wahai Muhammad) pasti selalu berakhlaq mulia).
Sebagaimana juga yang dinyatakan oleh St. Aisyah istri Nabi SAW yang tercinta, saat ditanya tentang bagaimana akhlaq keseharian Nabi Muhammad SAW? MAka St. Aisyah menjawab secara ringkas namun memiliki makna yang sangat luas: Kaana khuluquhul quraan, yardhaa biridhaahu wayaskhuthu bisukhthihi (konon akhlaq beliau SAW itu adalah sesuai dengan Alquran, beliau SAW ridha sesuai dengan aturan Alquran, dan marah sesuai dengan aturan Alquran).
Sy. Anas bin Malik saat ditanya tentang akhlaq Nabi SAW, maka beliau menjawab: kaana rasullullahi SAW ahsanan naasi khuluqan (konon Rasullullah SAW itu sebaik-baik manusia dalam berakhlaq).
Nabi SAW tidak pernah berbohong, selalu jujur, amanat, luas pandangan, bijaksana, selalu baik perkataan dan dialegnya, terpercaya dalam segala hal, serta memiliki semua bentuk akhlaq yang sangat mulia dan sempurna.
Bahkan Abu Jahal salah satu musuh utama Nabi SAW saja saat ditanya: Hal muhammadun kaadzibun am shaadiqun (Apakah Muhammad itu tukang bohong apa terpercaya?). Abu Jahal menjawab: Laa, maa kadzaba muhammadun qatthu (Tidak, Muhammad sama sekali tidak pernah berbohong).
Nabi Muhammad SAW juga mengamalkan ajaran Allah: Khudzil afwa wakmur bil`urfi wa a`ridh `anil jaahiliin (ambillah sikap pemaaf, dan perintahkan/ajaklah secara baik dan berpalinglah dari orang-orang bodoh/penentang agama).
Ayat ini ditakwili oleh malaikat Jibril sebagai berikut: Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk menyambung silaturrahim terhadap orang yang memutuskan tali persaudaraan denganmu, dan bersedekahlah kepada orang yang pelit terhadapmu serta maafkanlah orang yang berbuat dhalim kepadamu.
Namun di saat yang lain, Nabi Muhammad SAW juga memimpin perang dan mengangkat pedang, demi memberantas kemungkaran yang dilakukan oleh para penentang syariat yang diturunkan oleh Allah, sebagai kewajiban yang harus diamalkan oleh semua orang berakal sehat, dan hidup di muka bumi Allah tanpa terkecuali.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|