URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 202 users
Total Pengunjung: 6224314 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BERTASBIHLAH  
Penulis: Pejuang Islam [ 15/9/2016 ]
 
BERTASBIHLAH


Luthfi Bashori



Surat Annur pada ayat 36 amatlah menarik untuk dicermati, lantaran jika diperhatikan urusan bertasbih ini sangatlah vital bagi kehidupan manusia dewasa ini.

Adapun arti ayatnya : Bertasbih kepada Allah (lelaki yang tidak tenggelam oleh hiruk pikuk dunia bisnis) di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya pada waktu pagi dan waktu malam.

Arti bertasbih adalah selalu mengingat kepada Allah dalam dirinya pada setiap aktifitasnya. Maksudnya segala sesuatu yang dilakukan, baik yang berkaitan dengan urusan mencari nafkah, hidup berumah tangga, hidup bermasyarakat dan sebagainya selalu dibingkai dengan koridor syariat.

Untuk itu pula Allah menegaskan pada ayat berikut yang artinya: Para lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, dari melaksanakan shalat, dari membayar zakat, mereka takut kepada suatu hari (Qiamat) yang (di saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.

Gambaran ayat ini adalah termasuk sifat setiap orang Islam yang ahli bertasbih dan benar-benar beriman kepada Allah serta lebih mementingkan kehidupan akhirat daripada menghabiskan waktunya untuk mengejar materi dan kenikmatan dunia semata.

Seringkali seseorang yang sudah hanyut dalam dunia bisnis, dunia proyek, kepegawaian, jabatan politik dan sebagainya, lantas melalaikan kewajiban beribadah shalat, zakat, apalagi ibadah sunnah bertasbih dan berdzikir kepada Allah dalam hari-harinya.

Umumnya, yang ada dalam otak manusia karir seperti ini adalah terus menerus berpikir bagaimana caranya meningkatkan kualitas aktifitas keduniaannya itu walaupun harus ditempuh dengan cara yang tidak halal sekalipun. Seperti bagaimana cara menambah omset penjualannya, bagaimana cara naik pangkat, bagaimana cara melebarkan sayap kekuasaan, dan sebagainya demi keberhasilan karir yang diraihnya.

Jelas orang Islam yang hidupnya tenggelam dalam urusan keduniaan semacam ini, kelak akan merasa rugi dan menyesal saat meninggal dunia dan menghadap kepada Allah. Karena Allah tidak akan berkompromi dengan orang-orang yang saat hidup di dunia sengaja melupakan-Nya, maka Allah akan murka kepada mereka dengan cara menurunkan siksa-Nya bagi para hamba yang lalai itu di alam kubur.

Di alam modern dewasa ini, untuk mengontrol diri dari pengaruh negatif kehidupan dunia, maka hendaklah setiap jiwa muslim itu menyediakan waktu untuk bertasbih, berdzikir dan berdoa kepada Allah dalam setiap harinya sekalipun hanya sejenak, agar hatinya tidak menjadi gersang, gelap dan keras membatu. Karena kondisi hati manusia ini dapat mempengaruhi langkah-langah dalam menjalani kehidupan.

Amalan dzikir kepada Allah itu ibarat alat gosok yang dapat mengkilatkan hati setiap orang. Semakin rajin orang berdzikir, maka hatinya akan semakin tenang, lentur, subur dan bercahaya. Hati yang kondisnya baik seperti ini akan selalu mengajak pemiliknya untuk berbuat kebaikan di dunia maupun untuk bekal hidup di akhirat.

Jadi, marilah rajin bertasbih, berdzikir dan beribadah kepada Allah agar hati ini menjadi tentram dalam menjalankan roda kehidupan. Alaa bidzikllaahi tathmainnul quluub (Ketahuilah, bahwa dengan berdzikir kepada Allah itu akan dapat menentramkan hati).
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Abdul Haq  - Kota: Semarang
Tanggal: 1/4/2013
 
Assalamu alaikum

Betul sekali Pak Ustadz !
Lebih2 mendekatkan diri kpd Allah, dengan dzikir2 yg ma'tsurat, turun temurun dari baginda Nabi SAW, yg dianjurkan oleh beliau kpd ummatnya diseluruh dunia ini. Subhanallah...tidak dpt diucapkan dgn kata2 ladzdzatnya, blm lagi nanti balasan diakhiratnya.
Andaikata rakyat Muslim Indonesia ini mau 'BERDZIKIR' semua dgn naskah dzikir yg diwariskan oleh baginda Nabi saw kpd Ulama kepada Umatnya, pasti Indonesia ini MAKMUR.
KORUPSI, KEDHALIMAN, KEMAKSIATAN, KESULITAN, PENJAJAHAN oleh barat termasuk Amerika dan antek2nya, DLL, OTOMATIS "SIRNA" DENGAN IDZIN ALLAH SWT.

Jadi, tidak perlu neko2, tidak perlu buat UU lagi, tidak perlu RE-UU lagi, tidak perlu program ini itu, rapat dgn biaya miliaran, studi banding keluar negeri, dst.
Masalah Undang-Undang, CUKUP PAKAI ALQUR-AN, ALHADITS & AL-IJMA'.

Wassalam alaikum 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Berdzikir maupun berdoa dengan naskah ma'tsurat dari Alquran dan Hadits itu sangatlah baik, namum Islam tidak membatasi hanya lafadz dzikir itu satu, maka apapun lafadz Dzikirnya asalkan baik dan tidak bertentangan dg syariat Islam itu sangat baik untuk diamalkan oleh umat Islam.

2.
Pengirim: Dwi  - Kota: Surabaya
Tanggal: 2/4/2013
 
Ass, Shollu alannabii..
Dzikrullaah, tidak semata mata dengan lisan, akan tetapi bisa dengan tindakan, perbuatan. Tata caranyapun bisa dengan duduk, berdiri maupun berjalan dimana saja kita bisa berzdkir di kantor, di pasar di rumah dll. Sedangkan redaksi dikir bisa dengan dzkir dzikir dr Kanjeng Nabi SAW ( ma'tsurat) maupun dengan naskah dzikir susunan dari para ulama terdahulu ( ghoiru ma'tsurah) asal semua itu tidak bertentangan dengan Syar'i. Kesemuanya itu pebuatan yang mulia dan di amalan yg dicintai oleh Allah SWT dan juga untuk bertaqarrub kepadaNYA.
Wass. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ya subhaanallah. Maha suci Allah.

3.
Pengirim: Abdul Haq  - Kota: Semarang
Tanggal: 2/4/2013
 
Syukran katseer Pak Ustadz atas pencerahannya, dan akhy/ukhty Dwi dari Surabaya.
JazakumalLah ahsanal jaza'. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah2an bermanfaat.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam