URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 64 users
Total Pengunjung: 6224166 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SEBELUM MENINGGAL DUNIA, DIA DAPAT BERTEMU NABI SAW. 
Penulis: Pejuang Islam [ 12/8/2016 ]
 

SEBELUM MENINGGAL DUNIA, DIA DAPAT BERTEMU NABI SAW.

 Luthfi Bashori.

Sejak kecil, anak lelaki itu gemar melantunkan gema shalawat Nabi SAW, sekalipun dengan suara lirih. Maklum, suaranya kurang begitu mendukung terhadap semangat bersenandung kerinduan kepada Nabi SAW. Si kecil kala itu, entah dari mana dan dari faktor apa, seringkali timbul rasa rindu dalam dirinya untuk dekat dengan Nabi SAW.

Terkadang dia ambil tasbih milik orang tuanya, dia putar di tangannya, sekalipun tanpa tahu maknanya, namun yang pasti mulutnya tampak bergerak seirama dengan perputaran tasbih itu. Gerangan apa yang dia baca ? Ternyata mulut mungil itu melafadzkan Shallallahu alaa sayyidina Muhammad wa alaa aalih wa shahbih. Bacaan itu ringan namun sangat berpengaruh terhadap kejiwaan si kecil.

Demikianlah tatkala menginjak usia remaja, shalawat itu masih kerap didengungkan oleh lisannya. Sekalipun dalam menjalani kehidupannya, tergolong normal, layaknya pergaulan usia remaja yang dia dijalani bersama remaja lain yang sebaya. Remaja ini hobi bermain bola, layang-layang, berenang, bahkan berebut dan bertengkar dengan teman, layaknya yang terjadi pada remaja di kala itu.

Namun, satu hal yang tetap menjadi ciri khasnya adalah rasa cinta dan rindu untuk dekat dengan Nabi SAW selalu terbersit dalam hatinya. Terbukti beberapa syair pujian kepada Nabi SAW dia hapalkan dan dia lantunkan untuk dirinya. Hari demi hari terus bergulir, hingga suatu saat datang sebuah peristiwa yang dapat merubah kehidupan si remaja.

Kala itu, datang seorang tamu istimewa dari negeri yang sangat jauh, Makkah Almukarramah untuk menemui ayahandanya. Tamu istimewa ini berada di rumah ayahandanya selama 3 jam. Si remajapun, seperti juga saudara-saudaranya yangh lain, ikut sibuk melayani sang tamu, seperti menyuguhkan minunan, makanan ringan, mengambilkan kipas angin, dll, sesuai dengan perintah orang tuanya.

Tiba-tiba sang tamu memanggilnya dan bertanya dengan bahasa Arab ringan dengan isyarat-isyarat tertentu,yang dipahami oleh si remaja. Dialog ringan itu, ternyata terus menggema dalam dada si remaja. Terlebih saat sang tamu berpamitan pulang kepada ayahandanya, namun sambil memeluk tubuh si remaja ini ibarat memeluk seorang anak yang sangat dicintainya, dengan membisikkan sesuatu, maka si remaja itu merasakan ada ketentraman hatinya, saat didekap oleh sang tamu yang ukuran poster tubuhnya tergolong jumbo jika dibanding dengan ukuran tubuh masyarakat Indonesia.

Sang tamu mengatakan dalam bisikannya itu : Maukah engkau menjadi anak angkatku, dan aku ajak pergi bersamaku ke Makkah dan Madinah naik pesawat ? Seperti mimpi saja rasanya, mendapat tawaran yang tidak pernah dibayangkan sama sekali. Maka secara spontan dan tanpa pikir panjang si remaja ini menganggukkan kepalanya pertanda setuju dan menerima tawaran itu. Kemudian pergilah sang tamu dengan naik mobil yang dikawal oleh beberapa orang, layaknya tamu asing yang datang ke tanah air Indonesia.

Demikianlan, tatkala acara penerimaan tamu itu usai dengan tuntas, si remajapun mengutarakan dialog ringan yang barusan dibisikkan oleh sang tamu itu kepada ayahandanya. Tentu saja kedua orang tuanya sangat senang dan mendukung keinginan sang putra sesuai dengan tawaran tamu istimewa itu.

Ringkas cerita, tatkala tamu terhormat itu datang ke untuk dua kalinya ke Indonesia, maka bersiaplah remaja muda belia itu untuk menyongsong hidup baru. Tamu yang mulia itupun membawanya pergi naik pesawat seperti janjinya semula.

Betapa berdebar hati si remaja yang tiba-tiba saja harus meninggalkan orang tuanya, keluarganya, handaitaulannya, teman sejawatnya bahkan negaranya untuk menuju dan bermukim di tanah suci Makkah-Madinah yang jauh di seberang sana.

Di negara yang masih asing itu, ternyata tamu istimewa itu adalah figur tokoh masyarakat yang pengaruhnya sangat besar hampir di segala lini kehidupan di negara Saudi Arabiyah. Tamu itu kini menjadi tuan rumah yang sekaligus ayah angkat bagi si remaja ini. Abuya, demikian si remaja selalu memanggilnya.

Abuya memiliki dua rumah, yang satu di Makkah, dan satunya lagi di Madinah. Sedangkan si remaja ditempatkan di Madinah. Ibarat pucuk dicinta ulam tiba, maka secara otomatis si remaja ini menjadi `tetangga` Nabi SAW, karena antara rumah Abuya dengan makam Nabi SAW hanyalah berjarak dekat yang dapat ditempuh dengan jalan kaki.

Hati remaja ini benar-benar berbunga-bunga karena dia dapat melampiaskan kerinduan kepada Nabi SAW yang sejak kecil telah mendekam dalam sanubarinya.

Pada malam di awal kedatangannya ke kota Madinah itu, terjadi peristiwa besar dan luar biasa terjadi pada dirinya. Malam itu, tatkala semua orang sedang. terlelap dalam tidur dengan pulasnya, si remaja itu justru duduk termenung atas apa yang baru saja dialaminya.

Karena di saat dia terlelap dalam tidurnya barusan, dia bermimpi seakan-akan dirinya sedang menziarahi makam Nabi SAW yang selama ini dia rindukan. Dalam mimpi itu, dia menemukan sebuah makam pekuburan yang dia yakini sebagai makam Nabi Muhammad SAW, sekalipun sebelumnya tidak pernah melihatnya. Dia mendengarkan suara hiruk pikuk dari penziarah lain yang kesannya sedang bergerombol di dekat makam Nabi SAW.

Di tengah-tengah keheranan dengan suara yang semakin ramai itu, tiba-tiba dia melihat sosok pria dewasa yang keluar dari dalam makam yang ada dihadapannya. Pria itu memakai jubah warna gelap dengan Imamah di kepala berwarna putih, serta selendang ridaak yang sangat serasi. Pria itu berdiri tegak, wajahnya bercahaya bak purnama di malam hari, dengan bentuk postur tubuhnya nyaris seirama dengan tubuh Abuya yang termasuk berukuran jumbo jika disetarakan dengan tubuh remaja itu sendiri.

Suara riuh redampara penziarah itusemakin jelas dan semakinramaimemanggil-manggil: Rasulullah...Rasulullah...Rasulullah...!

Situasi inilah yang menyebabkan mata remaja itu tak hendak berkedip sedetikpun, antara percaya dan tidak, yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan berkecamuk dalam hati kecilnya : Inikah sosok Nabi SAW yang selama ini aku rindukan ?

Tiba-tiba figur yang dipanggil-panggil Rasulullah itu mendekati dirinya dan berkata : Gerangan apa Nak, yang kamu inginkan, dengan kedatanganmu ke kota Madinah ini ?

Betapa terkejutnya si remaja, sehingga diapun secara spontanitas tanpa dipikir panjang seraya menjawab : Saya ingin ilmu laddunni !

Tiba-tiba mulut si remaja yang masih terbengong itu, dicium oleh Rasulullah SAW, yang lantas meninggalkannya dalam keheranan, pergi menuju kerumunan massa tanpa sepatah katapun.

Dengan penuh keterkejutan itulah yang menyebabkan si remaja terjaga dari tidurnya, hingga dia hanya mampu duduk termangu di tengah malam gelap gulita, tanpa tahu makna apa yang tersembunyi dari mimpi yang sangat mengherankan itu.

Waktu terus bergulir, dan setiap kali teringat, rasanya peristiwa itu baru saja dilaluinya, sekalipun peristiwa itu telah terjadi sekitar 25 tahunan lalu. Namun, si remaja yang kini telah menjadi seorang ayah bagi anak-anaknya itu, selalu saja terkenang dengan apa yang pernah dialaminya. Bahkan sering kali muncul dalam benaknya rasa kerinduan yang dalam kepada Nabi SAW, yang terasa sangat sulit untuk dibendung. Diapun sering berandai, kapankah kiranya peristiwa itu akan terulang lagi?

Sekeumit mimpi itu, benar-benar mempengaruh kejiwaan yang tampak pada dirinya, dia selalu saja merindukan bertemu Nabi SAW, bahkan dia selalu menjadikan sosok Nabi Muhammad, Rasulullah SAW sebagai figur yang menjiwai setiap gerak langkahnya.

Dia selalu mendengungkan kalimat terindah yang dia pahami: Man ra`aani fil manaam faqad raaani, fa innas syaithaan laa yatamatstsalu bii (Barangsiapa melihat diriku di dalam mimpinya, sungguh benar-benar ia telah melihat diriku, dan sesungguhnya setan itu tidak dapat menyerupai diriku) - HR. Bukhari.

Man raani fil manaa fa sayaraani yaqadhatan (Barangsiapa yang melihatku di dalam mimpi maka ia bakal melihatku secara kasat mata) HR. Bukhari - Muslim.

Dari dua riwayat hadits inilah yang menjadi keyakinannya, bahwa kelak si kecil yang menjadi remaja itu, lantas menjadi ayah bagi anak-anaknya itu, sebelum meninggal dunia, maka Allah akan mempertemukan dirinya dengan Nabi Muhammad SAW secara langsung, karena ruhaniyah Nabi SAW masih dapat menemui orang-orang yang hidup, tentunya sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah SWT.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Mohammad Rizal  - Kota: Jakarta
Tanggal: 15/5/2009
 
Assalamu'alaikum wr.wb Ustadz Luthfi. Pertama saya ingin menyampaikan, sungguh hati ini merasakan cemburu yang amat sangat dengan pengalaman Ustadz bermimpi jumpa Rasulullah s.a.w. Tentu saja tidak lupa saya ucapkan selamat atas rizki besar tersebut. Insya ALLAH, Baginda akan temui Ustadz dalam keadaan sadar selama hayat masih dikandung badan.

Saya tidak sengaja bertamu kesini. Senang dapat melihat situs murid Buya Maliki, dzuriyat Rasulullah s.a.w yang mulia dan sangat tinggi ilmunya. Sayid Alawi Al Maliki adalah kawan dekat guru saya, Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi. Meski tinggal berjauhan (Abuya Ashaari tinggal di Malaysia) dan jarang bertemu, tapi hati mereka sangat dekat. Anak Abuya Ashaari yang berkunjung ke majelis Buya Maliki diperlakukan sangat baik oleh beliau dan sangat terasa kasih sayang beliau.

Abuya memang sangat cocok dengan sesama ulama ahlussunah yang bertipe pejuang seperti beliau. Hingga saat ini Abuya Ashaari masih berjuang bersama dengan jamaahnya untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita kita semua: Kebangkitan Islam dari sebelah timur, seperti disabdakan Rasulullah s.a.w.

Sesama murid Buya Maliki yang pernah menziarahi Abuya Ashaari Muhammad di Malaysia adalah Gus Ali Mashuri. Semoga ALLAH merahmati beliau dan jamaahnya.

Sekian dulu sekapur sirih dari saya, saya sangat berharap Ustadz sudi merespon komentar ini.

wassalamu'alaikum wr.wb
-Rizal- 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jazakumullah kher, semoga kita semua mendapat ridha dari Allah. Banyak hal yang dapat kita kerjakan untuk ikut andil dalam memperjuangkan Aqidah Ahlussunnah wal jamaah, dengan harapan mudah-mudah sekecil apapun perjuangan kita, kiranya Allah berkenan untuk mencatatnya sebagai amalan baik kita, dan semoga Allah membimbing dan menjaga kita selalu di dalam aqidah yang benar.

2.
Pengirim: Zein baabud  - Kota: Lawang
Tanggal: 31/5/2009
 
Sungguh saya sangat terkesan dengan cerita di atas dan saya sebagai seorang pemuda sangat berkeinginan sekali untuk bisa bertemu dengan Rasulullah dalam mimpi, dulu perkiraan saya hanya orang yang waktunya 24 jam untuk ibadah saja yang bisa bertemu Rasul tetapi setelah membaca cerita diatas maka sekarang saya mengerti bahwa sebenarnya kita semua bisa asalkan memiliki rasa cinta dan rindu yang mendalam kepada Rasulallah. sungguh cerita ini dapat menjadi contoh bagi orang yang cinta dan rindu kepada beliau SAW. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah, mudah-mudahan Akhi mendapatkan kenikmatan itu. Amiin.

3.
Pengirim: Muhammad kanzul f  - Kota: jogja
Tanggal: 7/9/2009
 
Alloohumma inna nas aluka iimaanan laa yartaddu wana'iiman laa yanfaddu wamuroofaqotu Sayyidinaa Muhammadin ShollAlloohu 'alaihi wasallam fii a'laa jannatil khuldi,aamiin..... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Amiiin ya rabbal alamiin

4.
Pengirim: diyah  - Kota: bekasi
Tanggal: 17/1/2010
 
subahanallah..
semoga kita dapat kesempatan bertemu dengan Nabi.. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Allahumma amiin.

5.
Pengirim: azizah  - Kota: lawang
Tanggal: 1/8/2010
 
subhanalah.. semoga kita dapat bertemu jg dengan rasulullah
amin 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan.

6.
Pengirim: luji yantoro  - Kota: pasuruan
Tanggal: 6/3/2013
 
masyaalloh.........betapa mulyanya nasib antum gus..........dg rasa ta'dhim dan hormat.......
kulo nyuwun pandunganipun saget kepangge kalian sayyid maliki walau fil manam.......sak derengipun matur sembah nuwun gus....... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Semoga kita semua mendapatkan barakah.

7.
Pengirim: bashirun  - Kota: purwokerto jawa tengah
Tanggal: 20/10/2013
 
subkhanallooh,ingin bngt rasanya mimpi bertemu kanjeng nabi MUHAMMAD SAW lewt mimpi.entah kenapa ahti hamba ini kalau menyebut nama baginda nabi pasti langsung meneteskan airmata dan hatinya bergetar keras.samapai hari ini pun setiap menit selalu baca sholawat nariyyah.ya ALLOH kabulkanlah doa hamba ini mimpi bertemu baginda nabi MUHAMMAD SAW.AMIIN 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Semoga harapan akhi terkabulkan.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam