|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 7 users |
Total Hari Ini: 317 users |
Total Pengunjung: 6224438 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL |
|
|
“DEWAN IMAMAH NUSANTARA” (DIN) BENTENG ISLAM AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH |
Penulis:
AR Helmi [25/2/2009] |
|
Siapa bilang insan ahlusunnah wal jama’ah kurang perduli dalam menegakkan syariat islam di Indonesia. Di tengah maraknya jargon – jargon yang sering disuarkan oleh berbagai ormas Islam tentang syari’at Islam dan tentang khilafah Islamiyah, ternyata Insan Ahlussunnah yang tampaknya adem, diam – diam telah memikirkan dan sangat peka terhadap fenomena ummat yang saat ini diperbincangkan banyak kalangan. Seperti tentang khilafah, dan penerapan syari’at Islam di Indonesia ternyata insan ahlusunnah wal jama’ah telah memiliki gerakan yang tak kalah jitu di bandingkan ormas – ormas yang lain.
Siapa bilang ulama ahlussunnah hanya berfikir tentang pondok pesantren saja, ternyata mereka sangat perduli terhadap kegelisahan ummat Islam dewasa ini. Seperti semakin maraknya aliran – aliran sesat yang meresahkan.
Hal ini terjawab dengan terbentuknya wadah berupa organisasi yang selama ini memang ditunggu – tunggu oleh insan ahlussunnah wal jama’ah. Berawal dari sebuah Musyawarah Nasional (MUNAS) alim ulama yang digelar pada tanggal 22 desember 2005 di gedung Gradhika kota Pasuruan jawa timur, berhasil dibentuk Dewan Imamah Nusantara (DIN). Dewan Imamah Nusantara bisa dikatakan sebagai salah satu “benteng” Islam ahlussunnah waljama’ah dalam menangkis serangan musuh Islam dalam upayanya untuk memerangi Islam baik secara fisik maupun ideologis.
Dengan terbentuknya Dewan Imamah Nusantara diharapkan kelompok – kelompok ummat Islam yang selama ini terkesan berjuang sendiri – sendiri dapat bersatu padu dalam usaha tahthbiqus syariah, agar perjuangan dan persatuan ummat menjadi kekuatan besar yang saling mengisi dan bersinergi dalam upaya dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang efektif dan efisien.
Ummat Islam saat ini memang harus bersatu, dan ini harus diawali dengan bersatunya ulama. Jika ulama bersatu maka ummat-pun akan bersatu. Antar ummat Islam mungkin ada perbedaan dalam hal Furu’, akan tetapi dalam hal lain ummat Islam juga banyak mempunyai persamaan. Jadi sangat disayangkan jika perbedaan itu menyebabkan perpecahan. Perlu kita ketahui musuh – musuh Islam saat ini semakin memperkuat persatuan mereka dalam kebathilan dengan tujuan untuk memerangi Islam. Mereka secara terorganisir dan rapi, telah berupaya untuk mencabik – cabik barisan ummat Islam, dan menjauhkan ummat Islam dari aqidah. Musuh ummat Islam ini berpendapat yang harus menghancurkan ummat Islam haruslah ummat Islam sendiri, yang bisa menghancurkan ulama adalah ulama sendiri.
Maka janganlah ummat Islam bercerai berai dalam memperjuangkan kebenaran. Ummat Islam saat ini mempunyai kekuatan namun masih belum ada yang mampu menjembatani dalam merealisasikan persatuan. Padahal tidak sedikit ulama dan ummat Islam yang mempunyai potensi namun masih belum ada yang mampu menjembatani untuk merealisasikan persatuan ummat. Kelompok – kelompok Islam saat ini masih berjalan sendiri – sendiri.dengan hanya mengandalkan ormas – ormas Islam yang ada. Tanpa ada upaya untuk merapatkan barisan, ummat Islam akan sangat sulit mengadakan pembentengan maupun perlawanan yang gencar dilakukan oleh orang – orang kufur. Mereka tentunya dengan caranya yang licik dan keji telah banyak menyulitkan langkah – langkah ummat Islam untuk lebih maju. Padahal tidak sedikit ulama dan ummat Islam yang mempunyai kepedulian untuk menegakkan syari’at Allah di bumi Indonesia, namun karena berjuang sendiri – sendiri maka upaya ini sulit terealisasikan.
Keadaan ummat seperti ini kini terobati dengan terbentuknya sebuah Dewan Imamah yang disebut sebagai Dewan Imamah Nusantara (DIN), (Pen: karena wilayah operasionalnya di Indonesia), sebagai wadah operasional untuk memperjuangkan persatuan dan perjuangan ummat Islam di Nusantara, dalam upaya memperjuangkan syariat Islam Ahlusunnah wal jama’ah di Indonesia khususnya dan di seluruh dunia pada umumnya. Disamping sebagai wadah pemersatu, terbentuknya Dewan Imamah Nusantara juga dapat menjadi acuan serta rujukan ummat perihal memperjuangkan hal – hal yang tengah dihadapi ummat Islam, terutama dalam usaha penegakan syariat Islam di Nusantara. Seperti kita ketahui bersama saat ini ummat Islam sering dibuat bingung dengan hilir - mudiknya ideologi yang masuk ke Indonesia. Sering Ideologi – ideologi yang masuk dengan bebasnya tersebut mengatasnamakan Islam. Semisal ideologi Islam liberal, dengan jargon – jargon Islam mereka tanpa sungkan – sungkan mengajukan dalil – dalil yang tentunya telah ”dipelintir” sesuai dengan kepentingan mereka, padahal sangat melenceng jauh dari syari’at yang sesungguhnya. Tak jarang yang menyampaikan pun orang – orang yang notabene dianggap mengerti tentang agama. Hal ini semakin membingungkan ummat. Di sinilah peranan Dewan Imamah Nusantara (DIN), yang beranggotakan ulama – ulama yang masih konsisten terhadap syari’at dan tidak hanyut dalam kepentingan – kepentingan tertentu, sehingga fatwa dan nasihatnya bisa kita jadikan standar untuk pencerahan ummat.
Disamping beranggotakan ulama yang konsisten terhadap jalur dakwah dan penegakan syari’at Islam, Dewan Imamah Nusantara yang berazaskan Islam dan beraqidah ahlusunnah wal jama’ah dapat secara optimal memberikan pemahaman kepada ummat tentang bagaimanakah aqidah ahlusunnah waljama’ah sesungguhnya. Agar kita bisa mengerti dan mengaplikasikan aqidah yang memang telah mengakar kuat di bumi Indonesia. Jadi kita juga bisa menilai bahwa aqidah ahlusunnah wal ja’maah bukanlah aqidah yang baru akan di perkenalkan pada masyarakat di nusantara, akan tetapi aqidah yang memang telah memasyarakat sejak zaman wali songo sebagai penyebar Islam di nusantara. Jadi jika ada yang mengatas namakan ahlusunnah wal jama’ah akan tetapi cara sholatnya beda dengan yang kita lakukan selama ini, hukum – hukum fiqih-nya beda, hadits – hadits-nya awam bagi kita, dan cenderung mengkafirkan, membid’ahkan, dan mengatakan sesat amalan – amalan yang selama ini telah membumi di masyarakat, walaupun mereka mengatas namakan ahlusunnah waljama’ah, mengatas namakan salaf, mengatasnamakan santri dan kyai maupun habib kita siap untuk menangkisnya.
(pejuangislam)
|
1. |
Pengirim: luqman - Kota: Tegal
Tanggal: 6/8/2009 |
|
saya pernah dengar bahwa sekjen DIN ialah Habib Abdurrahman Assegaf. adakah yg punya profil sekilas mengenai beliau? sebab saya pernah berjumpa beliau saat kunjungan di makassar beberapa waktu lalu, dan apakah DIN ini masih berjalan? |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Profil beliau secara tepat, mohon maaf kami belum punya. Namun jika Akhi sedikit ingin tahu tentang beliau coba masukkan nama beliau Habib Abdurrahman Assegaf Pasuruan ke Google, maka akan muncul cukup lumayan untuk sekedar referensi. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke Index Berita |
|
|
|
|
|
|
|