|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 9 users |
Total Hari Ini: 63 users |
Total Pengunjung: 6224165 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
PARTAI POLITIK BERBASIS ISLAM, BERSATULAH DEMI UMAT ISLAM |
Penulis: Pejuang Islam [ 12/8/2016 ] |
|
|
PARTAI POLITIK BERBASIS ISLAM, BERSATULAH DEMI UMAT ISLAM
Luthfi Bashori
Cukup rasanya umat Islam di negeri ini dijadikan bulan-bulanan oleh kaum nasionalis sekuler yang disokong oleh kalangan non muslim, khususnya di dalam mengatur kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara.
Sekalipun Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, namun alangkah menyedihkan bila dicermati dengan seksama, ternyata sampai detik ini, kekuatan umat Islam masih dikebiri, sehingga belum memiliki taring yang cukup kuat sebagai super power dalam membentuk karakter masyarakat Islam Indonesia yang sesuai dengan ajaran syariat secara mutlak.
Sampai saat ini pula betapa banyaknya kepentingan umat Islam yang tidak terakomodir di tanah air ini. Sebut saja di dalam dunia perpolitakan nasional misalnya, maka partai Islam tidak pernah mendapat prioritas dalam mengelola negeri ini.
Demikian juga pada tataran keberadaan umat Islam di pemerintahan baik kalangan sipil maupun TNI, jika diteliti dengan cermat, akan ditemukan kenyataan bahwa kepentingan umat Islam dalam melaksnakan kewajiban agamanya saja, masih terbengkalai, atau bahkan sengaja diabaikan.
Hal ini dapat dilihat, misalnya di saat membicarakan kewajiban beribadah shalat bagi umat Islam, terlebih jika membahas sunnahnya shalat berjamaah, maka betapa banyaknya instansi pemerintah yang masih mengenyampingkan kepentingan akhirat umat Islam ini, selain hanya sekedar menyediakan fasilitas tempat ibadah yang terkadang terkesan kurang memadai.
Jika pemerintah serius dalam menangani hal ini, maka sudah selayaknya di setiap instansi, pemerintah menyediakan masjid/mushalla yang kapasitasnya memadai untuk melaksanakan shalat berjamaah secara bersama-sama. Kemudian menjadwalkan secara resmi bagi para pegawainya untuk menjalankan shalat berjamaah secara serentak sekalipun harus menyita sejenak jam-jam efektif kerja.
Tentunya pemerintah juga berkewajiban mengatur keberadaan imam/khatib pada setiap instansi. Dengan menjadwalkan shalat berjamaah yang ditekankan pula pengadaan pencerahan agama minimal sekali dalam sehari.
Dengan demikian, diharapkan jiwa kejujuran para pegawai muslim, akan tetap terpelihara, berkat siraman rohani yang dilaksanakan secara intensif. Adapun untuk waktunya bisa saja di tentukan bakda shalat Dhuhur atau Ashar.
Contoh lain tentang kurangnya perhatian pemerintah saat ini, terhadap pendidikan agama bagi kepentingan generasi penerus keluarga muslim. Yang akibatnya semakin hari semakin terasa jauhlah moral generasi muda muslim Indonesia ini dari tuntunan norma-norma agama dan budi pekerti ke timuran yang terkenal baik dan santun.
Padahal pendidikan agama adalah kebutuhan utama bagi setiap individu dan rumah tangga muslim, khususnya bagi putra-putri umat Islam. Pendidikan agama yang sangat penting ini bukannya dilestarikan di negeri ini, tetapi nyatanya kian menghilang dari dunia pendidikan formal nasional.
Pendidikan praktek ibadah bagi putra-putri umat Islam juga tidak terakomodir dengan baik, hal ini mengingat banyaknya kewajiban melaksanakan syariat yang dikalahkan oleh jadwal pelajaran umum, bahkan oleh kegiatan ekstra kulikuler.
Belum lagi kepentingan umat Islam tentang pelaksanaan hukum pidana juga, masih termarginalkan, sehingga penjagaan terhadap keamanan bagi warga muslim secara makro, masih sangat minim mendapat perhatian oleh pihak pemerintah. Pelaksanaan sanksi hukum bagi semua kejahatan, pada hakikatnya adalah penjagaan dan pengamanan bagi kepentingan masyarakat secara makro.
Kini, harapan satu-satunya umat Islam, hanyalah kepada para politikus Islam, dengan ucapan : Wahai partai-partai berbasis Islam, bersatulah demi kemaslahatan dunia dan akhirat bagi umat Islam. Kuasailah negeri ini, dan aturlah Indonesia dengan syariat Islam yang berlandaskan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah. Jaringlah suara rakyat secara kompak, dan munculkanlah hanya SATU NAMA CALON PRESIDEN PRO SYARIAT dalam memenangkan kontes politik 2009 ini.
AYOOOOO ... MUMPUNG BELUM TERLAMBAT !!!
|
1. |
Pengirim: HANAFI - Kota: SUROBOYO
Tanggal: 26/4/2009 |
|
NGGAK PARTAI-PARTAIAN
NGGAK PRESIDEN-PRESIDENAN.
ERTE-ERTEAN SAJA WES CUKUP LAH.
Ngurus KTP ya pak RT
Ngurus kawin ya pak RT
Ngurus kerja ya pak RT
bahkan yang ngurusi cekcok suami isteri ya pak RT
Lagi-lagi pak RT.
Ini sebuah pernyataan jujur yang terjadi di masyarakat awam, tukang becak, tukang sayur, petani, PKL dan rakyat pada umumnya. Mereka hanya memikirkan bagaimana dan apa yang dimakan sekarang dan besok. Mereka butuh uang untuk bayar sekolah anak mereka, listrik, telpon, PAM, dan buanyak lagi. Saya pun ternyata kayak mereka.
Artinya ini semua adalah KEJENUHAN, KEBOSANAN DAN CAPEK DEH.
Para partai yang seperti .........
Para elit politik yang seperti $$$$ RpRpRp
Para ulama yang seperti ???????
Para umara' yang seperti ....????...???....
Akhirnya umat mengalami krisis kepercayaan, lebih-lebih dan amat sayang bila terjadi pada ulama'.
Mungkin dengan PEJUANG ISLAM adalah sebagai "strio paningit" republik negeri ini dan ISLAM DUNIA.
BERSATU DEMI UMAT ISLAM
tidak lagi NU-NUan
tidak lagi MD-MDan,
tidak lagi SYI'I-SYI'Ian
BERSATU dibawah panji-panji al-Mahdi.
PEJUANG ISLAM lanjutkan perjuangan,
Insya Alloh banyak yang siap jadi pasukan pejuang islam.
SIAP SYAHID. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Annaasu ajnaas (manusia itu bermacam-macam jenisnya). Komentar di di atas adalah mencerminkan dari sekian banyak masyarakat Indonesia dalam menyikapi PEMILU 2009. Syukran kunjungannya. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|