URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 309 users
Total Pengunjung: 6224429 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
TIBA DI RUMAH DENGAN CERIA 
Penulis: Pejuang Islam [ 15/9/2016 ]
 
TIBA DI RUMAH DENGAN CERIA



Luthfi Bashori




Sabtu pagi, 9 Peb 2013 penulis berangkat dari Plaihari, tepatnya dari rumah Zidan asli warga suku Banjar. Zidan adalah salah seorang pemuda yang aktif mengirim SMS kepada penulis sejak awwal tahun 2011, dan selalu menempatkan dirinya sebagai murid dari penulis.

Padahal Zidan sendiri adalah alumni Ponpes Darus Salam Martapura Kalimantan Selatan. Hanya saja suatu saat Zidan membeli majalah Alkisah, yang kebetulan edisi yang dia beli itu memuat profil penulis.

Sejak itu Zidan selalu berkomunikasi dengan penulis, dan kebetulan setengah tahun yang lalu penulis diundang ceramah di Banjarmasin hingga dapat menyempatkan diri singgah sejenak ke rumah Zidan dan kebetulan di rumahnya dipergunakan sebagai Rumah Makan.

Namun, kali ini penulis dipersilahkan bermalam mulai hari Kamis malam Jumat hingga Sabtu pagi. Keluarga Zidan memiliki rumah kosong yang lokasinya agak jauh dari Rumah Makan tempt usahanya.

Penulis yang dalam perjalanan ini ditemani santri senior Ribath, Hb. Zein Ba`abud dan santri baru asal Sampanahan Kalimantan Selatan, dipersilahkan bermalam di rumah kosong ini, hingga penulis benar-benar dapat menikmati waktu istirahat yang nyaman.

Pelayanan yang diberikan oleh keluarga Zidan terasa istimewa, bahkan hari Sabtu pagi, di saat penulis minta ijin akan pergi ke kota Martapura dan sekaligus berencana langsung cek-in ke Bandara Banjar Baru (Banjarmasin), ternyata Zidan dengan ayah, ibu, nenek dan keponakannya memaksa ikut mengantarkan penulis ke Martapura sekaligus ke Bandara.

Demikian ini menurut pengakuannya, mereka lakukan hanya alasan ingin dapat barakahnya ilmu, sekali lagi ini menurut mereka. Karena itu penulis `tidak berkutik` menolaknya dan mempersilahkan mereka ikut dalam perjalanan penulis.

Padahal penulis sengaja datang ke kota Martapura tidak untuk berdakwah, namun hanya sekedar ingin membelikan oleh-oleh bagi keluarga yang sudah lama menunggu di rumah.

Di Martapura yang terkenal sebagai daerah penghasil batu permata, penulis memang ingin sekali mencarikan oleh-oleh pesanan empat putri penulis yang sering minta dibelikan kalung, gelang, cincin dan anting sebagai hiasan bagi ke empat putri pelipur hati itu.

Putri terbesar saat ini masih kelas lima Madrasah Ibtidaiyah (SD), putri kedua kelas satu Madrasah Ibtidaiyah, putri ke tiga masuk play group, dan yang terkecil berusia tiga tahun. Mereka inilah yang secara bergantian rajin menelpun ke mana saja penulis pergi.

Perjalanan dari Plaihari ke Martapura sekittar 1,5 jam, dan penulis langsung minta diantarkan ke Taman, yaitu pasar pusat penjualan batu permata. Setelah mendapatkan perhiasan pesanan anak-anak, maka penulis pindah tempat untuk membelikan satu alat musik rebana `terbang` banjari sebagai oleh-oleh bagi para santri Ribath yang hobi-nya membaca shalawat dengan terbang banjari tersebut.

Usai belanja oleh-oleh, rombongan penulis berangkat menuju bandara, namun di tengah perjalanan penulis minta berhenti sejenak untuk bersilaturrahim ke tempat Hb. Alwi bin Salim Alkaaf yang rutenya kebetulan satu jalur menuju bandara. Hanya sekitar setengah jam penulis sempatkan mengobrol dengan Hb. Alwi bin Salim Alkaaf, kemudian rombongan pun melanjutkan perjalanan sekitar setengah jam untuk sampai ke Bandara. Kemudian Zidan dan seluruh keluarganya kembali pulang ke Plaihari.

Pesawat Lion Air berangkat sekitar pukul 17.45 waktu Banjarmasin, dan sampai di Bandara Juanda Surabaya tepat adzan Maghrib mengikuti waktu Surabaya. Sebelum keluar dari gedung Bandara Juanda, penulis dan dua santri Ribath yang menyertai, mencari kesempatan shalat Maghrib, setelah itu mengurus tas koper yang dilewatkan bagasi.

Karena perjalanan terhitung malam, maka penulis memilih naik travel yang banyak menawarkan jasa di bandara bagi calon para penumpang. Setelah mendapat travel dengan kesepakatan harga, maka rombongan berangkat menuju Malang.

Ternyata putri-putri penulis sudah siap menyambut di pintu gerbang rumah dengan penuh ceria pada jam 20.30. Kedatangan ini disambut dengan suara gegap gempita dari mulut-mulut kecil mereka : Horeee Abi datang, horeee Abi datang, horeee Abi datang... !

Penulis : Assalaamu `alaakum ... !

Putri-putri : Wa `alalikum salaam, Abi mana doong oleh-olehnya...!

Penulis : Cium pipinya Abi dulu, baru dibukakan oleh-olehnya, gimanaa ?

Putri-putri : Iyaa Abi, ayook kita cium pipinya Abi duluuu..., aku duluan..., aku duluan..., aku duluan...!

Penulis : Gini saja, semuanya duduk di pangkuan Abi, nanti bersama-sama cium pipinya Abi sambil menerima oleh-olehnya bersama-sama.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin  - Kota: Nanga Pinoh, Kal Bar
Tanggal: 10/2/2013
 
Asswrwb Ammy.... Semoga Ammy sekeluarga selalu dalam keberkahan.... Sebagaimana tercermin dari tulisan diatas... Baiti jannati....
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah. Terima kasih atas doa dan supportnya.

2.
Pengirim: Abdillah Adam  - Kota: Batu
Tanggal: 10/2/2013
 
Ahlan wa Sahlan Ammuna Luthfi..
Kami sangat merindukan Ammy.
Usai istirahat dan rehat sejenak di kediaman, Ammy pasti sudah ditunggu jadwal dakwah yang lain. Oleh karena itu, semoga Ammy senantiasa dikaruniai kesehatan dan kekuatan, dhohir maupun batin. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Amiiin, terima kasih atas doa dan support-nya.

3.
Pengirim: Muhammad Kanzul Firdaus  - Kota: Blitar
Tanggal: 15/2/2013
 
Semoga ammy sekeluarga senantiasa diridloi,dibarokahi,dimulyakan oleh Allooh fiddunya wal aakhiroh. Wa ammaa bini'mati robbika fahaddits...BaarokaLLoohu lakum :) 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mohon doa agar dapat istiqamah.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam