URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 64 users
Total Pengunjung: 6224166 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
PERSAKSIAN BAGI SI MAYIT 
Penulis: Pejuang Islam [ 12/8/2016 ]
 

 PERSAKSIAN BAGI SI MAYIT

 LUTHFI BASHORI

Nabi bersabda : Mayitsiapa saja yang kalian saksikan sebagai orang baik maka waijb masuk sorga, dan mayit siapa saja yang kalian saksikan sebagai orang jahat maka wajib masuk neraka, karena kalian adalah saksi Allah di muka bumi. (HR. Bukhari-Muslim).

Lebih `ekstrim` lagi jika membaca hadits Nabi yang diriwayatkan Albazzar dari Amir bin Rabiah, Nabi bersabda : Apabila seorang hamba meninggal dunia, dan Allah mengetahui hakikat si mayit itu berperilaku buruk, sedangkan masyarakat muslim mengatakan (dhahirnya) perilaku si mayit itu adalah baik, maka Allah berfirman kepada para malaikat, telah Aku terima persaksian para hambaku.

Kehidupan di alam kubur adalah cerminan bagi kondisi mayit di akherat kelak. Jika kehidupan alam kubur seseorang itu baik, maka kelak akan menempati sorga dengan baik pula, sebaliknya jika seseorang itu disiksa di alam kubur, maka di akherat-pun akan mendapatkan siksa neraka, tentunya melalui proses tertentu yang pembahasannya cukup panjang.

Nah, dengan memahami hadits ini, ternyata memberi pengertian bahwa amalan orang yang masih hidup itu, dapat mempengaruhi kondisi orang yang sudah meninggal dunia, sekalipun antara para saksi dengan mayit, tidak ada hubungan kekerabatan dan tanpa adanya wasiat sedikitpun dari si mayit.

Setiap orang, jika dalam keadaan berjamaah, maka persaksiannya dapat merubah nasib mayit, baik di dalam kubur maupun di akherat nanti. Yang semestinya si mayit mendapatkan siksa, namun berkat persaksian baik dari orang-orang yang masih hidup, maka si mayit-pun akan diselamatkan dari siksa kubur, maupun siksa akherat nanti.

Upaya persaksian yang baik untuk mayit ini, tentunya dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain beberapa orang bersaksi secara langsung saat mendapati jenazah berada di depannya.

Atau dengan mengadakan upacara pelepasan jenazah dari rumah duka, kemudian ada seorang tokoh yang bertanya : Apakah mayit ini termasuk orang yang baik menurut kalian ? Masyarakat muslim yang hadir menjawab : Yaa orang baiiiik ! Si tokoh melanjutkan : Antum syuhadaa-ullahi fil ardhi (kalian adalah saksi Allah di muka bumi).

Tentunya, segala metode asalkan tidak bertentangan dengan syariat, maka dianggap baik untuk dilaksanakan dalam upaya persaksian bagi si mayit. Sedangkan persaksian yang bertentangan dengan syariat, misalnya disertai dengan minum arak, atau bersaksi dengan melantunkan lagu disertai alat musik gitar, seperti yang dilakukan oleh beberapa penyanyi saat melayat ke kuburan temannya sesama penyanyi, jelas persaksiannya haram karena dicampur dengan kemaksiatan dan persaksiannya tidak diterima oleh Allah.

Ilustrasi seseorang berziarah kubur untuk mendoakan si mayit maka hukumnya sunnah. Demikian juga seseorang yang datang ke kuburan dengan membawa bunga sekar untuk alasan tabur bunga, maka hal itu telah dicontohkan oleh Nabi SAW, dalam amalan Beliau ber-tancap dahan pelepah korma di beberapa kuburan dengan alasan, Beliau berharap agar Allah meringankan siksa kubur bagi si mayit selagi pelepah itu masih segar.

Namun mengirim atau meletakkan sesajen di kuburan angker untuk tujuan meminta kesaktian, pesugihan, pelancar jodoh, penaikan status pangkat, maka amalan ini diharamkan karena telah melenceng dari ajaran syariat Nabi Muhammad SAW.

 Adapun waktu bersaksi bagi si mayit itu tidak diatur secara rinci oleh syariat, jadi boleh dilakukan kapan saja, baik saat hari kewafatannya, maupun keesok harinya, atau ke tiga harinya, ke empat harinya, ke lima harinya, ke tujuh harinya, ke sepuluh harinya dan seterusnya setelah kewafatan mayit, jadi bebas-bebas saja. Karena tujuan utama adalah memohon agar persaksiannya baik bagi mayit ini diterima oleh Allah. Sehingga diharapkan si mayit mendapatkan ampunan, dan digolongkan sebagai hamba-hamba Allah yang shalih.

Karena itu, betapa pentingnya umat Islam mengundang atau memberitahu tetangga kanan dan kiri, sanak dan famili, serta handai dan taulan untuk ikut menyaksikan pelepasan dan pemberangkatan mayit, agar dapat menjadi saksi kebaikan bagi si mayit.

Adapun bagi masyarakat yang mempunyai kesempatan luang, maka hendaklah persaksiannya itu bisa dilanjutkan pada esok harinya dan seterusnya, baik dilakukan di kuburan mayit,maupun mengadakan persaksian di rumah duka, yang sekaligus dapat menghadiri majlis dzikir. Untuk majlis dzikir yang dimaksud, umumnya digelar oleh warga se tempat beserta sanak famili dari mayit. Sedangkan untuk ahli waris yang masih dalam kondisi berduka, tidak banyak dilibatkan dalam kepanitiaan pelaksanaan majlis dzikir ini.

Pelaksanaan majlis dzikir inipun umumnya ditempatkan di rumah duka, atau di rumah tetangga, dan yang sibuk bekerja dalam menerima dan menjamu para tamu adalah para tetangga dan sanak famili si mayit.

Belum lagi para tetangga dan sanak famili ini, tanpa ada perintah atau permintaan, mereka secara suka rela menyumbangkan sembako untuk keperluan ikramud dhaif (penghormatan bagi para tamu).

Umumnya, majlis dzikir yang dilaksanakan di saat seperti itu, adalah membaca surat Alfatihah, membaca surat Yasin, surat Al-ikhlas, mu`awwidzatain, membaca kalimat thayyibah lailaha illah muhammadur rasulullah, membaca shalawat Nabi, membaca subhanallah, dll, serta diadakan ceramah agama untuk mengamalkan hadits udzkuruu mahaasina mautaakum (sebut-sebutlah amalan kebaikan para mayit kalian).

Dalam majlis dzikir ini, setiap satu persatu dari amalan yang dilakukannya secara runtut, adalah didasari oleh sunnah-sunnah Nabi SAW, yang dirangkum dalam sebuah rentetan acara bersama, demi mempermuda untuk persaksian yang baik bagi si mayit, sekalipun tanpa dilisankan.

Karena itu, dzikir semacam ini tidak akan pernah dilakukan oleh umat Islam Ahlussunnah wal Jamaah jika yang meninggal itu adalah orang kafir, karena dia itu tidak ada kebaikannya sama sekali.

Semoga semua persaksian yang dilakukan oleh umat Islam bagi saudaranya sesama muslim yang sudah meninggal dunia dapat diterima oleh Allah. Amiin ya rabbal `alamiin.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Rijal  - Kota: Madiun
Tanggal: 23/4/2009
 
Membaca keterangan di atas, berarti sangat penting bagi kita untuk berbuat baik kepada tetangga dan masyarakat secara umum, agar saat kita meninggal dunia dapat disaksikan kebaikan kita oleh banyak orang. Ustad apakah ini secara mutlak ? Mohon keterangannya.  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Persaksian dari umat Islam ini adalah termasuk salah satu dari bentuk doa bagi mayit, dengan tujuan agar Allah berkenan mengampuni dosa si mayit serta meninggikan derajatnya. Adapun diterima tidaknya doa kita itu terserah Allah. Ilustrasi Allah berfirman yang artinya : Berdoalah kepadaku pasti Aku kabulkan. Di sisi lain Nabi SAW menerangkan, bahwa ada orang yang berdoa setiap malam tanpa henti-hentinya, namun tidak pernah dikabulkan oleh Allah, dan Nabi melanjutkan keterangannya, tetapi makanannya, minumannya, bajunya, dan tempat yang dipergunakan or4ang itu ternyata barang-barang yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan ? Nah, persaksian yang kita lakukan juga tergantung dengan perilaku mayit, apakah dia ini pernah melakukan dosa yang tidak dapat diampuni oleh Allah atau tidak, misalnya perbuatan syirik dan murtad, dll, namun yang sesuai dengan pemahaman ulama salaf Ahlussunnah wal Jamaah.

2.
Pengirim: Ahsan  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 9/5/2009
 
Sangat bgus skali. . . . Kterangan di atas cz ini menyangkup masalah yg serng di masalahkan dg orng2 salafy. . . .Tp andaikan kterangan2 di atas di sbutkan pulan al quran mau pun hadis yg bgt lengkap dan ktb2 nya yg mu'tabaroh akan terasa sempurna skali 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Dalam artikel yang kami rilis di Teriakan Pejuang, biasanya kami batasi pengambilan dalil dari satu dua ayat atau hadits dan kami utamakan yang shahih. Kemudia kami beri keterangan sesuai pemahaman kami dengan menepatkan kondisi masyarakat kita. Mohon maaf jika kami tidak menyebutkan nama-nama kitab. Sekalipun jika dicari-cari pasti ada, karena pemahaman kami itu juga berasal dari hasil mempelajari kitab-kitab ulama salaf. Jika Akhi ada kasempatan untuk membaca semua artikel kami beserta komentar para pengunjung, insyaallah Akhi akan banyak mendapati dalil-dalil yang dibutuhkan oleh umat Islam. Semoga akhi berkenan.

3.
Pengirim: ichsan  - Kota: blitar
Tanggal: 15/1/2013
 
kalau amaaln2 dlm rangka persaksian mayit itu,baik Mengapa para sahabat nabi muhammad saw,spt umar bin khattab,ustman bin affan,ali bin abi thalib dll tidak pernah melakukan itu (Acara-acara dirumah duka/ mayit)3 hari -7hari-40hari dst..padahal mereka adalah sebaik-baik umat yang allah menjamin masuk surga yang jadi panutan setiap amalan2 mereka.Apa Otak kita/logika kita merasa lebih pandai/hebat dalam hal ibadah??  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Lah anda sendiri sekarang beramal dialog agama di internet ini juga tidak ada dalil kebolehan dari Nabi SAW maupun para shahabat.

4.
Pengirim: ahmad  - Kota: probolinggo
Tanggal: 16/1/2013
 
kalau amaaln2 dlm rangka persaksian mayit itu,baik Mengapa para sahabat nabi muhammad saw,spt umar bin khattab,ustman bin affan,ali bin abi thalib dll tidak pernah melakukan itu (Acara-acara dirumah duka/ mayit)3 hari -7hari-40hari dst..padahal mereka adalah sebaik-baik umat yang allah menjamin masuk surga yang jadi panutan setiap amalan2 mereka.Apa Otak kita/logika kita merasa lebih pandai/hebat dalam hal ibadah?
=====================
Lantas apakah setiap amalan yg tidak persis dilakukan oleh rasul dan para sahabat itu adalah sesuatu hal yang terlarang??? Dalilnya mana???
Yang haram itu adalah ajaran yang bertentangan dengan ajaran yang telah diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Selama amalan tsb tidak bertentangan dan berkesesuaian dengan apa yg diajarkan oleh rasul namun hanya teknisnya saja yg berbeda maka itu tidak masalah, bahkan dianjurkan karena cara dakwah itu macam-macam.

Banyak hal yg tidak dilakukan semasa rasul wafat namun dilakukan oleh para sahabat. Contoh kecilnya saja: Penghimpunan quran dalam satu mushaf. Semasa Rasul masih hidup quran tidak dikumpulkan menjadi satu mushaf, nah pada zaman Umar quran dilakukan penghimpunan quran dalam satu mushaf. Apakah umar lebih pandai/hebat dari Rasul???

 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ini jawaban untuk Ihsan Blitar, biar lebih paham terhadap ajaran Islam.

5.
Pengirim: alquthfby  - Kota: probolinggo
Tanggal: 16/1/2013
 
Pada zaman Sy. Utsman adzan jumat ditambah 1x sehingga jumlahnya menjadi 2x. Sedangkan pada zaman Rasul, Abu Bakar, Umar, adzan jumat hanya dilakukan 1x. apakah perbuatan Sy. Utsman ini tergolong sok pintar? Keminter? Merasa diri paling hebat dari Rasul, Abu Bakar, dan Umar? Sungguh bodoh sekali jika ada orang yg berpendapat seperti itu. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terima kasih terhadap Alquthfby yang memberikan logika yang sangat rasional, tentunya bagi mereka yang memiliki IQ cukup baik.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam