URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 313 users
Total Pengunjung: 6224434 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
Biasa Aja... 
Penulis: AR Helmi [1/7/2014]
 
Biasa Aja...

Jadi “Orang Biasa”

Akhir-akhir ini terjadi fenomena yang menarik, pada tokoh-tokoh di Negeri kita. Yaitu sebuah trend untuk jadi “orang biasa”.

Mulai dari tampil dengan fashion dan style “biasa”, ada yang menunjukkan perilaku seperti “orang biasa”, bahkan ada yang mengaku-aku bahwa dirinya adalah “orang biasa”.

Menarik sekali fenomena ini.

Mengapa banyak orang jadi terpukau dengan yang namanya "orang biasa"?

Adakah yang luarbiasa dari sekadar menjadi "orang biasa"?

Bagi “orang biasa” seharusnya menjadi "biasa" itu yah ...

Biasa saja.

Seorang yang biasa jangan dilebih-lebihkan seakan jadi luarbiasa, begitu pula jangan dikurang-kurangi hingga akhirnya juga jadi luarbiasa.

Sederhana saja …

Yang namanya biasa itu adalah suatu keadaan, tindakan atau perilaku yang telah lazim dilakukan. Jadi setiap saat perilaku atau keadaanya adalah demikian. Jika memang ada sebuah perubahan perilaku yang berlebih atau berkurang, maka itu bisa dikatakan sebuah upaya atau usaha untuk mengubah sesuatu yang sudah sewajarnya jadi tidak biasa.

Memang tak ada standar yang jelas mengenai hal ini.

Standar “biasa” bagi masing-masing orang jelas berbeda-beda. Misalnya bagi saya yang sehari-hari naik sepeda motor, itu adalah hal yang “biasa”, baru jika saya naik sepeda kayuh tiap hari ketika bekerja, tentu ini akan jadi hal yang luar biasa.

Begitu pula sebaliknya, jika ada yang sehari-hari sudah naik sepeda kayuh lalu kemudian jadi naik mobil mewah, tentu ini jadi luarbiasa juga.

Sama-sama menjadi luarbiasa.

Saya kira ini adalah fenomena yang tidak biasa akhir-akhir ini.

Tanpa disadari yang terjadi bukan malah jadi “biasa” namun perlombaan untuk jadi “luarbiasa”.

Misalnya hal yang biasa, namum diekspose media besar-besaran, maka hal yang “biasa” tadi akan berubah jadi luarbiasa.

Lalu apa yang terjadi pada diri masyarakat kita?

Memang kita sudah bosan oleh sajian informasi, visualisasi dan sajian-sajian glamour, yang sama sekali jauh dari realita atau keadaan masyarakat sehari-hari.

Masyarakat kita yang banyak hilir-mudik berkeringat tiap hari untuk mengejar kebutuhan hidup, masyarakat kita yang bersandal jepit, masyarakat kita yang tinggal di Rumah Sangat Sederhana dan kontrakan-kontrakan murah, masyarakat kita yang sehari-hari hanya sempat makan nasi bungkus, masyarakat kita yang tak berdasi, masyarakat kita yang sudah muak dengan janji-janji, masyarakat kita yang bingung karena biaya sekolah makin tinggi, masyarakat kita yang masih banyak menunggu panggilan kerja, masyarakat kita yang perlu nasi dan BBM murah, masyarakat kita yang muak oleh para koruptor … Dan sebagainya.

Ini realita yang ada … Ini adalah keadaan “biasa” di Negeri ini dari yang sering disebut sebagai “orang biasa”. Keadaan ini ditangkap oleh mereka yang berkepentingan.

Sebuah upaya kamuflase?

Bukankah bunglon akan mengubah warnanya sesuai dengan tempat dimana ia berada?

Lalu … hup … Sang mangsa akhirnya diterkam. Perumpamaan ini begitu difahami oleh mereka yang berkepentingan.

Coba … Sajikan saja penampilan yang tak merakyat, tentu tak akan banyak simpati. Namun ditengah hiruk-pikuk hidup Negeri ini, ketika ada tokoh yang mau tampil “biasa” tentu, akan banyak dapat simpati.

Maka, kita sendiri yang dituntut jeli, manakah hal yang “biasa” dan manakah yang “membiasa”. Selebihnya …. Terserah Anda.

AR Helmi Malang, 30 Juni 2014
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam