BEGINILAH ISLAM MENGAJARKAN BUSANA
Abdul Adzim Irsad
Ajine Rogo Soko Busono, ini adalah salah satu ungkapan yang sering kita dengar di kalangan komunitas Jawa. Artinya, tubuh manusia kelihatan berharga jika dibalut dengan busana yang bagus dan mempesona. Dalam hal ini, agama adalah acuan, karena busana itu mesti sesuai dengan tuntunan agama. Busana tidak hanya sekedar kesukaan, tetapi harus menutup auratnya dengan rapi.
Di zaman modernisasi ini, perkembangan busana berkembang sedemikian rupa. Islam tidak lagi menjadi tuntunan lagi. Banyak sudah yang berpaling dari agama dalam hal berbusana. Ucapan serta tindakan Nabi yang terkait dengan cara berbusana sudah tidak menarik lagi. Negeri Prancis menjadi kiblat modis. Artis dan pragawati menjadi panutan dalam urusan berbusana. Tidak sedikit wanita muslimah yang malu memakai busana islami, bahkan kadang dianggap ketinggalan jaman. Anehnya lagi, orangtuanya menganggap biasa-biasa saja, dan sang suamipun menikmatinya.
Ironis memang, begitulah kondisi remaja saat ini. Ibu-ibu yang sudah kewut (tua) juga tidak kalah penampilan dengan kaum remaja ABG. Berbusana ketat, pantat terlihat ketat, dada terlihat menonjol, bahkan tidak sedikit tren baru dengan pamer udel (pusar). Walaupun berkerudung rapi, dada sangat menonjol sehingga terasa tidak nyaman dipandang oleh orang yang beriman. Pandangan seperti ini terlihat dimana-mana, nikmat memang bagi mata, bahkan dianggap tontonan gratis yang tidak perlu biaya.
Ada juga pemandangan yang kontras. Seorang ibu memakai jilbab rapi dengan penampilan yang anggun dan sopan, sedangkan putrinya memakai kaos ketat nan padat, celana ketat, bahkan ada juga yang memakai celana pendek yang ketat sehingga semua keindahan auratnya terlihat jelas. Pemandangan ini sudah tidak aneh, bahkan ini sebuah gambaran bahwa seolah-olah bahwa busana itu hanya sekedar mode, bukan penutup aurat yang harus di tutupi dengan rapi.
Janganlah belajar berbusana pada orang yang telanjang, artinya berbusana mesti tertutup auratnya, tidak ketat serta bagian tubuh tidak terlihat menojol, serta tidak mengundang birahi kaum lelaki, sopan serta sesuai dengan tuntunan agama dan tidak bertentangan dengan adat. Karena yang demikian ini termasuk dosa, sekaligus menodai Islam sebagai agama yang mengajarkan berbusana rapi dan indah.
Islam tidak melarang wanita berkreasi, tetapi norma-norma Islam perlu diperhatikan. Islam tidak melarang wanita memakai jarik (asalakan auratnya tidak membuat lelaki selalu melirik). Dipersilahkan bagi wanita memakai baju panjang, warna hitam, putih, merah, bahkan biru, akan tetapi aurat mesti ditutupi dengan rapi. Model busana juga tidak harus mengikuti pola lama, orang bilang jadul, tetapi mesti mengikuti tradisi dan budaya, khususnya agama. Kesemuanya itu harus sesuai dengan tradisi Islam yang diajarkan oleh Nabi SAW. Beliau pernah mengatakan kepada seorang Shahabat tentang keberadaannya kelak di hari kiamat. Rasulullah SAW menjawab singkat: "engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai".
Makna busana Islami itu mesti indah dan rapi serta aurat tertutup. Tidak diperkenankan memakai jilbab rapi, tetapi memakai kaos tipis dan celana ketat, sehingga warna kulit terlihat jelas. Para model sering memperagakan beraneka ragam busana, bahkan ada yang terkesan menusuk Islam. Dalam sebuah peragaan busana, seseorang menampilkan busana dengan menutup wajah, akan tetapi aurat bagian bawah terbuka lebar-lebar. Seolah-oleh mempersilahkan setiap mata untuk menikmatinya. Sebagian lagi menampilkan dengan wajah tertutup tetapi pakainnya sangat tipis dan membuat orang beriman menangis. Begitulah orang-orang Barat merusak wanita muslimah. Tidak pantas jika seorang muslimah belajar berbusana pada wanita telanjang yang berkolaborasi dengan setan.
Sebuah pesan Nabi SAW yang harus kita renungkan bersama dan menjadi pelajaran, agar kelak tidak mendapatkan siksaan yang begitu pedih tertulis jelas dalam hadits Nabi SAW yang artinya: "Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya, yakni sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti seekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia, dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang, berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk unta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.” (HR. Imam Muslim).
Bagi orangtua, Allah SWT berpesan di dalam Alquran agar supaya berusaha menyelamatkan diri dan keluarganya secara utuh dari sengatan panasnya api neraka. Jangan biarkan anak-anak perempuan berbusana tipis, ketat, karena yang demikian ini sama dengan merelakan putrinya menjadi bahan bakar api neraka. Allah berfirman yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim (66: 6)