URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 5 users
Total Hari Ini: 210 users
Total Pengunjung: 6224322 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
BEGINILAH ISLAM MENGAJARKAN BUSANA 
Penulis: Abdul Adzim Irsad [26/5/2014]
 
BEGINILAH ISLAM MENGAJARKAN BUSANA

Abdul Adzim Irsad

Ajine Rogo Soko Busono, ini adalah salah satu ungkapan yang sering kita dengar di kalangan komunitas Jawa. Artinya, tubuh manusia kelihatan berharga jika dibalut dengan busana yang bagus dan mempesona. Dalam hal ini, agama adalah acuan, karena busana itu mesti sesuai dengan tuntunan agama. Busana tidak hanya sekedar kesukaan, tetapi harus menutup auratnya dengan rapi.
 
Di zaman modernisasi ini, perkembangan busana berkembang sedemikian rupa. Islam tidak lagi menjadi tuntunan lagi. Banyak sudah yang berpaling dari agama dalam hal berbusana. Ucapan serta tindakan Nabi yang terkait dengan cara berbusana sudah tidak menarik lagi. Negeri Prancis menjadi kiblat modis. Artis dan pragawati  menjadi panutan dalam urusan berbusana. Tidak sedikit wanita muslimah yang malu memakai busana islami, bahkan kadang dianggap ketinggalan jaman. Anehnya lagi, orangtuanya menganggap biasa-biasa saja, dan sang suamipun menikmatinya.
 
Ironis memang, begitulah kondisi remaja saat ini. Ibu-ibu yang sudah kewut (tua) juga tidak kalah penampilan dengan kaum remaja ABG. Berbusana ketat, pantat terlihat ketat, dada terlihat menonjol, bahkan tidak sedikit tren baru dengan pamer udel (pusar). Walaupun berkerudung rapi, dada sangat menonjol sehingga terasa tidak nyaman dipandang oleh orang yang beriman. Pandangan seperti ini terlihat dimana-mana, nikmat memang bagi mata, bahkan dianggap tontonan gratis yang tidak perlu biaya.
 
Ada juga pemandangan yang kontras.  Seorang ibu memakai jilbab rapi dengan penampilan yang anggun dan sopan, sedangkan putrinya memakai kaos ketat nan padat, celana ketat, bahkan ada juga yang memakai celana pendek yang ketat sehingga semua keindahan auratnya terlihat jelas. Pemandangan ini sudah tidak aneh, bahkan ini sebuah gambaran bahwa seolah-olah bahwa busana itu hanya sekedar mode, bukan penutup aurat yang harus di tutupi dengan rapi.
 
Janganlah belajar berbusana pada orang yang telanjang, artinya berbusana mesti tertutup auratnya, tidak ketat serta bagian tubuh tidak terlihat menojol, serta tidak mengundang birahi kaum lelaki, sopan serta sesuai dengan tuntunan agama dan tidak bertentangan dengan adat. Karena yang demikian ini termasuk dosa, sekaligus menodai Islam sebagai agama yang mengajarkan berbusana rapi dan indah.
 
Islam tidak melarang wanita berkreasi, tetapi norma-norma Islam perlu diperhatikan. Islam tidak melarang wanita memakai jarik (asalakan auratnya tidak membuat lelaki selalu melirik). Dipersilahkan bagi wanita memakai baju panjang, warna hitam, putih, merah, bahkan biru, akan tetapi aurat mesti ditutupi dengan rapi. Model busana juga tidak harus mengikuti pola lama, orang bilang jadul, tetapi mesti mengikuti tradisi dan budaya, khususnya agama. Kesemuanya itu harus sesuai dengan tradisi Islam yang diajarkan oleh Nabi SAW. Beliau pernah mengatakan kepada seorang Shahabat tentang keberadaannya kelak di hari kiamat. Rasulullah SAW menjawab singkat: "engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai".
 
Makna busana Islami itu mesti indah dan rapi serta aurat tertutup. Tidak diperkenankan memakai jilbab rapi, tetapi memakai kaos tipis dan celana ketat, sehingga warna kulit terlihat jelas. Para model sering memperagakan beraneka ragam busana, bahkan ada yang terkesan menusuk Islam. Dalam sebuah peragaan busana, seseorang menampilkan busana dengan menutup wajah, akan tetapi aurat bagian bawah terbuka lebar-lebar. Seolah-oleh mempersilahkan setiap mata untuk menikmatinya. Sebagian lagi menampilkan dengan wajah tertutup tetapi pakainnya sangat tipis dan membuat orang beriman menangis. Begitulah orang-orang Barat merusak wanita muslimah. Tidak pantas jika seorang muslimah belajar berbusana pada wanita telanjang yang berkolaborasi dengan setan.
 
Sebuah pesan Nabi SAW yang harus kita renungkan bersama dan menjadi pelajaran, agar kelak tidak mendapatkan siksaan yang begitu pedih tertulis jelas dalam hadits Nabi SAW yang artinya: "Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya, yakni sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti seekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia, dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang, berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk unta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.” (HR. Imam Muslim).
 
Bagi orangtua, Allah SWT berpesan di dalam Alquran agar supaya berusaha menyelamatkan diri dan keluarganya secara utuh dari sengatan panasnya api neraka. Jangan biarkan anak-anak perempuan berbusana tipis, ketat, karena yang demikian ini sama dengan merelakan putrinya menjadi bahan bakar api neraka. Allah berfirman yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim (66: 6)

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam