BAHAGIAKAN ISTRIMU, SEBAGAIMANA NABI MEMBAHAGIAKAN ISTRI-ISTRINYA
Abdul Adzim Irsad
Masing-masing istri dari Rasulullah SAW selalu merasakan betapa sejukanya disamping beliau SAW. Tidak satupun dari istri Rasulullah SAW, kecuali merasakan betapa besar kasih sayang terhadap mereka. Setiap ucapan yang keluar dari lisan Nabi SAW senantiasa menyejukkan jiwa, dan tatapan Nabi SAW terhadap istri-istrinya begitu menggetarkan, ibarat tatapan seorang lelaki yang baru saja melangsungkan akad nikah.
Ketika Nabi SAW mendekati istrinya, sang istri selalu merasa deg-deg-an, seolah-olah belum pernah berjumpa dan disentuh oleh Rasulullah SAW. Padahal, Nabi SAW tidak pernah melawatkan malam-malamnya bersama mereka. Sebagai seorang suami, Rasulullah SAW tahu bagaimana memanjakan istri-istrinya, baik urusan ranjang, cinta, dan kasih sayang. Nabi SAW senang bercanda, dan suka memuji istri-istrinya, sehinga sang istri tidak mampu menyembuyikan perasaan cinta dan kasih sayangnya kepada Beliau SAW. Sentuhan-sentuhan Rasulullah SAW bukan hanya melalui belaian tangan, tetapi juga menyentuh istri-istrinya melalui bahasa-bahasa yang indah dan menyejukkan hati dan perasaan istrinya.
Betapa lembutnya Nabi SAW terhadap istri-istrinya, sampai-sampai banyak wanita yang merelakan dirinya menjadi istri Nabi SAW. Hanya saja, dari sekian banyak wanita, ternyata yang pantas mendampingi Rasulullah SAW hanya sembilan wanita. Wanita-wanita pilihan Allah SWT, yang kemudian menjadi ibunya orang-orang mukmin.
Wanita-wanita yang pernah serumah dengan Rasulullah SAW adalah wanita pilihan, yang memiliki predikat shalihah. Wanita shalihah itu wanita yang selalu tersenyum kapan saja terhadap suami tercinta, sehingga mampu menghilangkan duka lara, dan berubah menjadi cinta. Wanita shalihah itu, senantiasa menjaga dirinya dengan baik. Hakekat menjaga diri itu sama dengan menjaga kehormatan suaminya.
Wanita shalihah akan selalu menyertai suami kemana-pun pergi. Ketika suami sedang pergi mencari nafkah, doanya tak henti-henti menyertai suami. Wanita shalihah selalu merasakan betapa kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh suaminya. Istri shalihah tidak harus cantik dan indah bentuk tubuhnya. Wanita shalihah itu wanita sempurna pendamping suami, dan pendidik anak-anak, yang mampu menjadi istri dan ibu, sekaligus mengantarkan keberhasilan anak-anaknya di dalam meraih cita-citanya.
Istri-istri Rasulullah adalah wanita shalihah. Kendati demikian, bukan berarti wanita shalihah itu tidak pernah manyun, sewot, dan cemberut. Berkali-kali istri Rasulullah SAW sewot, marah, bahkan memperlihatkan sikap yang tidak patut sebagai seorang istri. Tetapi, Nabi SAW menyadari bawah wanita itu memang sifatnya demikian. Ketika Rasulullah SAW menghadapi istrinya marah, Nabi SAW seringkali menggodanya dengan mencubit hidung istrinya. Seketika itu sang Istri tersenyum dan merasakan sentuhan indah tangan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW seorang Nabi dan utusan Allah SWT, sudah tentu pasangan beliau SAW adalah wanita-wanita surga. QS Al-Noor (24:26) menjelaskan dengan gamblang dan tegas: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. Rasulullah SAW laki-laki sempurna, dan istri-sitri beliau SAW adalah wanita-wanita sempurna.
Lisan Rasulullah SAW selalu terjaga dari kata-kota kotor, wajar jika kemudian ludahnya baunya wangi. Walaupun istrinya marah besar, Nabi SAW tidak pernah mencemooh istri dengan kata-kata yang kotor. Yang keluar dari lisan Rasulullah SAW kata-kata indah dan lembut. Ucapan yang indah dan lembut itulah yang membuat istri-sitri Rasulullah SAW selalu merasakan hangatnya sentuhan cinta Nabi SAW. Walaupun usia bertambah, tetapi Nabi SAW bersama istri-istrinya tidak pernah merasakan pengantin lama, tetapi selalu baru. Bersama dengan istri-istrinya, Nabi SAW selalu merasakan kemesraan yang begitu mendalam, walaupun usianya semakin hari semakin senja.
Pesan singkat Nabi SAW terhadap kaum lelaki: “Dan sebaik-baik dari kalian ialah, orang yang paling baik terhadap istri-istrinya. Dan akulah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku”. Tidak pernah ditemukan riwayat Rasulullah SAW membentak, memukul, apalagi menyakiti dengan lisan tanganya. Begitulah Rasulullah SAW bersikap terhadap istri-istrinya.
Nabi SAW mengecam kepada para suami yang gemar melakukan kekerasan kepada istri-istrinya, baik kekerasa lisan, mapun kekerasan tindakan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW mengatakan: “Nabi shallallahu \`alaihi wasallam berkhuthbah, beliau menyebut-nyebut wanita dan menasihati para Shahabat atas perkara mereka. Kemudian beliau bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian memukul istrinya layaknya budak, kemudian di akhir hari menggaulinya (HR Bukhori). Adalah orang lebih hina dan buruk pekerti, melebihi seorang suami yang sering menyakiti istrinya, kemudian mengaulinya di kemudian hari.