|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 7 users |
Total Hari Ini: 60 users |
Total Pengunjung: 6224161 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
SINGOSARI KOTA SANTRI |
Penulis: Pejuang Islam [ 15/9/2016 ] |
|
|
SINGOSARI KOTA SANTRI
Luthfi Bashori
Singosari, adalah salah satu dari wilayah kecamatan di kabupaten Malang. Nama Singosari sendiri sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia yang pernah membaca sejarah Indonesia, minimal bagi mereka yang pernah mengeyam pendidikan SD/SLTP/SLTA dan mengikuti pelajaran sejarah Indonesia.
Karena, di sana disebutkan salah satu kerajaan yang pernah berjaya seantero Nusantara yaitu kerajaan Singosari. Rajanya yang terkenal adalah Ken Arok dengan permaisuri Kendedes. Situs kerajaan Singosari sampai saat ini masih tersisa di wilayah kecamatan Singosari.
Namun, lain dulu lain sekarang. Pengaruh kerajaan Singosari yang konon berlandaskan ajaran agama Hindu, kini sudah punah pengaruhnya di tengah masyarakat. Hal itu karena keberhasilan para ulama yang berjuang mengislamkan masyarakat Singosari.
Maka yang riil terjadi saat ini, bahwa situasi dan kondisi Singosari sudah menjadi masyarakat yang islami, bahkan mayoritas warga Singosari pun bersepakat menjadikan icon daerahnya sebagai SINGOSARI KOTA SANTRI.
Demikian ini karena banyaknya tumbuh kembang pesantren dan tempat pendidkikan Islam di wilayah kecamatan Singosari.
Sebut saja jumlah pesantren yang terdaftar resmi di kantor Kecamatan Singosari adalah 24 pesantren, itu belum terhitung pesantren-pesantren kecil yang tidak mendaftarkan diri atau belum terdaftar secara resmi.
Apalagi jika dihitung dengan keberadaan pendidikan Islam semacam Madsarah Diniyah, Majelis Ta`lim, maupun Sekolah Formal berbasis Islam se Kecamatan Singosari, tentunya menjadi sangat rasional jika masyarakat Singosari mendeklarasikan daerahnya sebagai SINGOSARI KOTA SANTRI, karena sesuai dengan ciri khas kedaerahan yang dimiliki Kecamatan Singosari.
Rasanya, di mana saja berhenti baik di pelosok desa, di pojok kampung, di swalayan, dan di pusat keramaian, akan secara mudah menemui para santri atau alumni pesantren yang berada di sana.
Bahkan banyak pula kegiatan keluarga dari kalangan masyarakat yang sengaja melibatkankan para santri dari berbagai pesantren yang ada di Kecamatan Singosari. Contohnya jika ada acara tasyakkuran keluarga di kalangan masyarakat, maka Qari` pembaca Alqurannya sering kali diambil dari santri atau alumni pasantren. Demikian juga jika akan melibatkan group pembaca shalawat Nabi SAW.
Di sisi yang lain, himpunan masyarakat Singosari dari berbagai elemen, telah bersepakat mengangkat jargon Singosari Kota SANTRI (Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapi, Islami). Pada kesempatan Tahun Baru Hijriah 1434 kemarin, masyarakat juga mengangkat slogan yang terpampang pada media banner ukuran jumbo, bertuliskan Singosari Kota Santri, bersih dari maksiat miras, narkoba, perjudian, pornoaksi dan pacaran mesum. Banner-banner itu dipasang di beberapa titk lokasi yang sangat strategis.
Sebuah koran lokal (Memorandum) sempat tertarik membaca banner itu hingga mengangkat tema Singosari Kota Santri, setelah melihat kegiatan masyarakat Singosari dalam menyambut datangnya tahun Baru Hijriyah 1434 beberapa waktu yang lalu.
Tentu adanya kesadaran masyarakat Singosari yang sangat positif dan baik ini, sudah seharusnya mendapat apresiasi dan dukungan sepenuhnya dari seluruh elemen masyarakat khususnya dukungan kerja sama dari pihak pemerintahan Kabupaten Malang dan perangkat Muspika Singosari untuk mewujudkan harapan masyarakat.
Semoga Kecamatan Singosari di kemudian hari, benar-benar memiliki monumen resmi terpampang di pintu gerbang Singosari dengan tulisan : SINGOSARI KOTA SANTRI (Sehat Aman Nyaman Tertib Rapi Islami).
Adanya monumen semacam ini sangat diharapkan agar Kecamatan Singosari dapat menjadi miniatur Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur (Negeri yang baik/makmur dalam ampunan Allah).
|
1. |
Pengirim: Mirza Rachmad P. - Kota: Singosari
Tanggal: 7/1/2013 |
|
Assalamu'alaikum wr wb, Ammy.
Ada semacam ironi, di satu sisi masyarakat Singosari menghendaki citra kota ini kembali menjadi Kota Santri, namun di sisi lain tidak dipungkiri bahwa arus globalisasi telah membawa kultur yang 'kurang islami', khususnya 'sebagian' generasi muda, ke kota ini. Ada artikel menarik tentang Singosari Malang di Wikipedia
id.wikipedia.org/wiki/Singosari,_Malang
Wallahu a'lam, tapi melihat kondisi yang ada sekarang di kota tercinta ini, khususnya masih banyaknya santri-santri yang mondok di Singosari, tumbuhnya jamaah-jamaah majelis dzikir, maulid, ta'lim, optimisme mewujudkan Singosari menjadi kota Santri masih bisa tumbuh. Bagaimanapun, adanya kultur-kultur yang lain tetap harus dihormati. Insya Allah.... |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapi, Islam. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pengirim: Abdillah Adam - Kota: Malang
Tanggal: 13/1/2013 |
|
Alhamdulillahirabbil alamin...
Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Cita-cita dan semangat juang para pengukir sejarah Islam di Kabupaten Malang, khususnya wilayah Singosari, semoga segera terwujud. Basis kerajaan Hindu kini telah beubah wajah dan jati diri menjadi daerah Islami dan Santri.
Semua itu tak lepas dari perjuangan para pejuang Islam-nya yang telah besungguh-sungguh dalam menabur benih ke-Islaman di sisi utara kabupaten Malang tersebut. Sebut saja, Mbah Kyai Thahir Mbungkuk, Mbah Kyai Alwi Murtadlo, Al Habib Zain Ba'abud, dan sejumlah tokoh pejuang Islam lainya. Estafet dakwah Islam-pun diberikan ke beberapa generasi berikutnya, sehingga lahirlah beberapa tokoh penerus dakwah Mbah Thahir, Mbah Alwi, dan Habib Zain, yang dapat kita sowani sampai sekarang.
Sungguh sebuah kebijaksanaan yang arif, jika para umara'nya ikut dan turut serta dalam membantu merealisasikan mimpi dan cita-cita para pejuangnya.
Mewujudkan Singosari yang Santri, Sehat Aman Nyaman Tertib Rapi dan Islami.
Kebijakan Umara' akan menjadi gayung bersambut dengan keinginan para Ulama', sehingga warga akan merasa diperhatikan dan tumbuh dalam jiwa mereka rasa tanggung jawab untuk melestarikan dan menjaga wajah baru dan jati diri mereka sebagai Kota Santri.
Selamat..!
Selamat..!
Selamat..!
Pejuang Islam akan senantiasa di hati warga dan umara'nya. Kami merasa bangga dan bahagia dengan kondisi dan situasi Singosari saat ini. Karena kami pernah nyantri di Singosari dalam waktu yang tidak sebentar. Alhamdulillah... |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah, pada pagi hari Ahad tanggal 1 bulan Maulid Nabi SAW th 1434 H/2013 M, warga singosari berhasil menancapkan papan nama dari plat besi : SINGOSARI KOTA SANTRI di tepi Jalan Propensi (depan Pasar Singosari) sebelah barat jalan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|