RASULULLAH BERSEDIH DAN MENANGIS
Abdul Adzim Irsad
Menangis adalah sifat alami setiap mahluk hidup. Setiap orang tentu pernah menangis, baik kaum pria maupun wanita. Tetapi setiap air mata yang keluar pasti ada sebab-musababnya. Allah SWT mengatakan:’’....dari setiap sesuatu ada sebab, maka ikutlah sebab-sebabnya’’ (QS Al-Kahfi (18:84-85).
Di dalam bahasa Arab, setiap perubahan ahir kalimat, seperti; kasroh, dhommah, fathah atau sukun, karena adanya amil yang masuk. Begitu juga dengan menanggis. Tidak mungkin orang tiba-tiba menangis, kecuali ada penyebab, apakah itu karena sedih, atau karena senang, karena anaknya lulus ujian.
Nabi SAW sering menangis karena sedih, itu sangat alami. Tangisan Rasulullah SAW begitu istimewa, karena takut kepada-Nya. Saat mengingat betapa pedihnya siksa api neraka, serta siksaan azab kubur dan hari kiamat. Tiba-tiba Rasulullah SAW meneteskan air mata. Padahal, Rosulullah SAW tidak mungkin kena siksa kubur, apalagi siksa api neraka.
Nabi juga sering menanggis, padahal dunia berada dalam genggamannya jika beliau menghendaki. Dan Surga ada di hadapannya, tinggal memilih mana surga yang paling indah dan menyenangkan. Seringkali Rasulullah SAW menangis bukan karena urusan dunia, tetapi memikirkan agar supaya para pengikutnya selamat dari siksaan api neraka.
Nabi SAW menyampaikan bahwa mata itu tidak akan tersentuh panasnya sengatan api Neraka jika sering mengeluarkan air mata karena takut kepada-Nya. Begitu juga mata yang sering bergadang setiap malam karena berjuang dijaan Allah (sabilillah). Para tetangga Nabi menuturkan kebenaran pesan Nabi SAW yang berbunyi :
عن ابن عباس قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : عينان لا تمسها النار : عين بكت من خشية الله و عين باتت تحرس في سبيل الله *رواه الترمذي
Ibnu Abbas menuturkan, aku mendengar Nabi pernah pengatakan” dua mata yang tidak akan pernah tersentuh panasnya Neraka, mata yang menangis karena takut kepada-Nya, mata yang selalu terjaga karena berjuang dijalan Allah SWT (H.R Tirmizdi ).
Bahkan Abu Hurairah menuturkan menambahkan, sebagaimana yang pernah disampaikan Nabi SAW kepadanya, bahwa mata yang senantiasa terjaga dari maksiat, maka Allah mengharamkan dari panasnya api Neraka(H.R Al-Asbahani)
Beliau sering sekali menangis disaat sedang menunaikan shalat, serta ketika sedang bermunajat kepada Allah SWT. Hati Nabi sangat lembut, menangis ketika mendengarkan alunan ayat-ayat Allah SWT. Suatu ketika Abu Hurairah menuturkan’’ ketika turun ayat al-Najam 59-60, para sahabat yang tergabung dalam kelompok ‘’al-Suffah’’ menangis, pipi mereka basah dengan air mata, bibir mereka merah karena tak henti-hentinya menyebut asma-Nya. Melihat para sahabat ’’ahlu al-Suffah’’ menangis, Nabi turut larut di dalamnya, kemudian Nabi menyampaikan pesan kepada para sahabat’’tidak akan masuk Neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT’ (H.R al-Baihaki)
Sahabat dekat Nabi yang bernama Abdullah bin Mas`ud r.a menuturkan: ‘’Rasulullah SAW pernah berkata kepadaku: ‘’Bacalah Al-Qur\`an untukku’’ aku berkata: ‘’Wahai Rasulullah, apakah aku yang harus membacanya, sedangkan al-Qur`an itu diturunkan kepadamu? beliau menimpali:’’Aku lebih suka mendengarkannya dari orang lain.’’Akupun membacakan surat An-Nisaa` untuk beliau.
Hingga telah sampai pada ayat:’’Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).’’ (QS. An-Nisa: 41) Aku lihat air mata beliau menetes deras dari sudut-sudut matanya. (HR. Al-Bukhari).
Nabi juga pernah bersedih, ketika ditinggalkan oleh putra tercintanya Ibrahim Nabi SAW menangis. Kala itu Ibrahim sudah menginjak usia dua tahun, karena sakit akhirnya meninggal dunia. Betapa sedihnya baginda Nabi, usia Ibrahim yang sedang lucu-lucunya. Setiap mata menatap Ibrahim hati terasa tentram, bahagia, ternyata tuhan bekehdak lain. Allah SWT memanggilnya ketika Nabi SAW sedang sayang-sayangnya.
Nabi memberikan contoh, bahwa menangis adalah sesuatu yang manusiawi dan wajar. Yang dilarang ialah, menangis sebagaiamana orang jahilillyah meratap kematian keluarganya. Mereka merobek-robek baju, memukul-mukul kepala serta mejerit dan teriak-teriak. Seolah-olah dunia sudah berahir, padahal kematian itu sebuah perjalanan panjang, yang kelak akan dibangkitkan kembali oleh Allah SWT. Maka, menangislah, bersedihlah sebagaimana Nabi SAW berduka ketika ditinggal sang putra tercinta.
Yang sangat aneh dan ngilani ialah, banyak dari kaum wanita, khususnya ibu-ibu rela mengeluarkan air mata ketika menonton sebuah sinetron, film, layar lebar. Padahal, setiap tetes air mata itu ada nilainya di hadapan Allah SWT. Jika Rasulullah SWT menuturkan: Dua mata yang tidak akan tersentuh sengatan api neraka, mata yang menangis karena takut kepada Allah SWT’’……..
Pertanyaannya ialah, apakah air mata yang keluar dari sudut-sudut mata karena menonton sinetron itu justru mengantarkan pada siksaan api neraka? Semoga tidak, dan Allah SWT selalu memberikan bimbingan kepada umat Rasulullah SAW dimana saja berada.
Wallahu a’lam.