DIALOG DENGAN MAJALAH ALHARAMAIN
Luthfi Bashori
BACA SHALAWAT
ALHARAMAIN :Apa implikasi firman Allah dalam QS. Al-Ahzab, 56 :
إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
PEJUANG :Hukum membaca shalawat kepada Nabi SAW itu adalah wajib, yaitu tatkala seorang hamba melaksanakan shalat. Sedangkan hukumnya sunnah bershalawat jika dibaca di luar shalat. Pengertian ini diambil dari firman Allah di atas yang menggunakan shighat amar (perintah), yang mempunyai dua pengertian berbeda.
Jika dilihat dari siaqul kalam (grametikal Arab)-nya, ternyata Allah memberi info bahwa Allah sendiri dan para malaikat itu bershalawat kepada Nabi SAW, lantas Allah perintah yang bersifat ajakan dan anjuran agar semua umat Islam juga ikut bershalawat, maka susunan inilah yang memberi pengertian sunnahnya bershalawat kepada Nabi SAW, dan kesunnahannya itu adalah sunnah mukkadah (sangat dianjurkan).
Sedangkan dalam hadits Nabi SAW : Shalatlah kalian seperti kalian melihat tata caraku shalat (HR. Bukhari & Muslim), yang mana di dalam shalat itu beliau SAW sendiri membaca shalawat, maka berdasarkan inilah hukum perintah bershalawat di dalam shalat itu adalah wajib.
Betapa besar makna dan faedah shalawat kepada Nabi SAW ini, sehingga Allah dan para malaikat-Nya sangat memperhatikan dan mengamalkannya, bahkan Allah perintah kepada umat Islam secara langsung agar ikut bershalawat kepada Nabi SAW, karena dengan memperbanyak bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW akan tumbuh rasa cinta yang dalam kepada beliau SAW di hati umat.
Logikanya, kalau bukan umat Islam sendiri yang berusaha sedalam-dalamnya mencintai Nabi Muhammad SAW sebagia nabi-nya umat Islam, yang salah satu caranya adalah dengan memperbanyak bershalawat, lantas siapa lagi yang akan mengamalkannya, apa mungkin mengharapkan kepada orang-orang kafir untuk mencintai Nabi Muhammad SAW?
Rasanya bagaikan api jauh dari panggang.
ALHARAMAIN :
Mengapa sebagian umat Islam ada yang alergi untuk bershalawat kepada Nabi, padahal Allah sendiri bersama malaikat bershalawat kepadanya?
PEJUANG :Kalau seperti itu yang terjadi, maka kemungkinan besar penyebab utamanya adalah karena tipisnya iman. Biasanya tipisnya iman itu terjadi karena keawaman seseorang terhadap ajaran syariat Islam secara benar.
ALHARAMAIN :
Bagaimana pandangan ustadz terhadap shalawat yang menggunakan redaksional bukan dari Nabi, tetapi hasil penyusunan para ulama, seperti shalawat Badar, burdah Imam Bushiri, shalawat nariyah, shalawat fatih, dsb.?
PEJUANG :
Tidak ada larangan sedikit pun secara tekstual dalil baik dari ayat Alquran maupun Hadits Nabi SAW bagi seseorang yang ingin berkreasi memperkaya redaksi shalawat kepada Nabi SAW, karena arti shalawat itu sendiri adalah doa dan pujian untuk sang kekasih hati umat, yaitu Nabi Muhammad SAW, dan juga tidak ada sedikitpun larangan dari syariat untuk orang yang berdoa dengan menggunakan redaksi sendiri.
Bahkan, konon Shahabat Hassan bin Tsabit telah banyak menciptakan kreasi syair-syair bertema shalawat dan pujian khusus untuk Baginda Nabi Muhammad SAW, dan syair-syair gubahannya itu dibacakan secara langsung di hadapan Nabi SAW, sedangkan beliau SAW menikmatinya dan tidak melarangnya. Ini pertanda bahwa redaksi membaca doa maupun bershalawat itu tidak harus monoton sesuai dengan redaksi yang datang dari Nabi SAW.
ALHARAMAIN :
Ada yang menyatakan bahwa beberapa shalawat itu mengandung kalimat syirik, karena menyebut Rasulullah serupa Allah (anta syamsun, anta badrun, anta nurun fauqa nuri), atau berdoa meminta sesuatu kepada Rasulullah, bukan kepada Allah? Apakah memang benar demikian, ustadz?
PEJUANG :
Ya, orang yang mengatakan seperti itu, sekali lagi karena kurang dalammnya mempelajari syariat Islam, karena harus dipahami, bahwa dalam syariat itu ada istilah Maqamul Khaliq dan Maqamul Makhluq (derajat ketuhanan Allah dan derajat makhluk ciptaan-Nya). Kedua derajat ini jelas-jelas tidak sama. dan tidak bisa disamakan, serta tidak ada seorang pun dari umat Islam yang menyamakannya.
Jadi. tidak ada satu pun dari umat Islam selama ini yang menuhankan Nabi Muhammad SAW. Ini jauh berbeda dengan kaum Nasrani yang benar-benar meyakini ketuhanan Nabi Isa AS. Yaa itulah bedanya keyakinan umat Islam dan keyakinan kaum Nasrani. Maka sebesar atau setinggi apapun bentuk pujian yang dihaturkan oleh umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW, maka umat Islam tetap menempatkan derajat Nabi Muhammad SAW sebagai makhluqnya Allah, dan tidak akan pernah menuhankan beliau SAW.
ALHARAMAIN :
Berapa banyak tuntutan Nabi agar kita bershalawat kepadanya?
PEJUANG : Minimal dalam shalat Subuh satu kali, dalam shalat Dhuhur dua kali, dalam shalat Ashar dua kali, dalam shalat Maghrib dua kali, dalam shalat Isyak dua kali. Untuk selebihnya maka semakin banyak orang membaca shalawat maka akan semakin baik pula kadar keimanan seseorang. Bahkan Nabi SAW menjajikan: inna aulan naasi bii yaumal qiyaamati aktsaruhum alaiyya shalaatan (Sesunnguhnya paling dekat-dekatnya orang denganku kelak di hari Qiyamat adalah yang orang paling banyak membaca shalawat untukku).
ALHARAMAIN :
Sikap kita sebaiknya bagaimana terhadap saudara kita yang kurang suka bershalawat?
PEJUANG : Ya mendakwahi mereka dengan memberikan pemahaman-pemahaman secara ilmiyah, bisa secara lisan maupun tulisan, sekaligus berupaya mengajak sebanyak-banyaknya masyarakat muslim untuk aktif mengadaan bacaan shalawat, termasuk mengadakan shalawat keliling, atau membentuk jamaah rutinan shalawat, hingga tidak ada sedikitpun keraguan di hati umat tentang bolehnya bershalawat dengan berbagai redaksi yang baik, serta memberi pengertian tentang pentingnya melestarikan pembumian shalawat ini di tengah-tengah umat.
ALHARAMAIN :
Apakah faedah shalawat itu?
PEJUANG :Kalau menurut Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki, dan beliau merangkum dari pendapat para ulama salaf, maka faedah membaca shalawat itu sangat banyak, antara lain :
1. Shalawat adalah serupa dengan perintah Allah SWT.
2. Bersamaan dengan Allah SWT ketika kita bershalawat. Sedangkan jika shalawat kita berbeda. Shalawat kita adalah doa dan permohonan. Sedangkan shalawat Allah SWT adalah keagungan dan kemuliaan.
3. Malaikat pun ikut shalawat di dalamnya.
4. Allah akan memberikan balasan sepuluh, jika orang tersebut mengucapkan shalawat sekali.
5. Shalawat mengangkat sepuluh derajat.
6. Dituliskan sepuluh kebaikan.
7. Shalawat menghapus sepuluh keburukan.
8. Shalawat akan mendatangkan pengijabahan atas doanya. Jika shalawat didahulukan maka akan menghantar kepada Allah SWT. Sedangkan jika tidak diucapkan ketika berdoa, maka doa tersebut akan menggantung antara langit dan bumi.
9. Penyebab syafaat Nabi SAW, jika ia meminta perantaraan ataupun meninggalkannya.
10. Penyebab diampunkannya dosa.
11. Penyebab untuk dicukupkannya kesedihan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya.
12. Penyebab kedekatan seorang hamba kepada Rasulullah SAW di hari Kiamat.
13. Menempatkan kedudukan sedekah pada yang sepuluh.
14. Penyebab ditunaikannya kebutuhan.
15. Penyebab Allah dan para malaikat bershalawat kepadanya.
16. Shalawat adalah bentuk zakat bagi orang yang bershalawat dan merupakan penyuci baginya.
17. Penyebab datangnya kabar gembira bagi si pelakunya dengan surga sebelum ia mati.
18. Penyebab diselamatkannya si pelaku dari keadaan hari Kiamat.
19. Penyebab menjawabnya Nabi SAW (atas shalawat yang dilantunkannya).
20. Penyebab pengingat dari sesuatu yang ia lupakan.
21. Penyebab baiknya sebuah majelis, juga tidak akan merugikan seseorang yang termasuk ahli didalamnya.
22. Penyebab menolak kefakiran.
23. Menolak kepada pelakunya nama bakhil jika ia membalas orang mengucap shalawat atas Nabi SAW.
24. Penyebab kesuksesan doa jika disebutkan diawal doa atau pun dibelakangnya jika ia lupa bershalawat kepada Nabi SAW.
25. Shalawat akan mengantar pada jalan surga, serta seseorang akan meninggalkan jalan itu karena sebab meninggalkan shalawat.
26. Menyelamatkan dari fitnah di sebuah majelis yang tidak berdzikir kepada Allah dan Rasul-Nya, atau tidak memuji dan mengagungkan-Nya, dan bershalawat kepada Rasul-Nya.
27. Merupakan kesempurnaan bicara yang diawali denhan Hamdallah (memuji Allah) lalu shalawat kepada Rasul-Nya.
28. Berlimpahnya cahaya seorang hamba ketika berada di Shirath.
29. Shalawat akan mengeluarkan seorang hamba dari kehilangan.
30. Penyebab akan ketetapan Allah SWT dalam mengagungkan kebaikan bagi orang yang bershalawat kepadanya antara penduduk langit dan bumi. Karena orang yang bershalawat adalah menuntut kepada Allah agar kiranya Allah mengagungkan kepada Rasul-Nya, memuliakan, dan menghormatinya. Ini merupakan bagian dari amal, maka adalah harus bagi orang yang shalawat bagian seperti itu.
31. Penyebab keberkahan, baik pekerjaan ataupun usianya
32. Penyebab untuk menggapai rahmat Allah, karena rahmat adalah makna dari shalawat.
33. Penyebab kekalnya kasih sayang kepada Nabi SAW, dengan cara menambah atau melipat-gandakannya. Ini merupkan bentuk ikatan iman yang tidak akan sempurna bila tidak ada shalawat didalamnya. Karena ketika ia memperbanyak dalam mengingat yang ia cintai dan menghadirkannya dalam hati, serta memperindah dalam menghadirinya. Maka itu adalah bentuk cinta yang penuh dan semakin berlipat cintanya dan semakin bertambah rasa rindunya. Jika semakin penuh rasa rindunya, merupakan kebiasaan jika seseorang mencintai sesuatu, maka pasti ia sangat menginginkan untuk melihatnya. Sedangkan jika ia merasa cinta, maka akan semakin kuat ia mengingatnya. Sehingga lisan senantiasa memuji dan mengagungkan yang dicintainya. Sehingga ia akan terus menggandakan dan menambahkan keindahan dalam tiap kata ketika mengingatnya.
34. Penyebab rasa cinta Nabi SAW kepada seorang hamba.
35. Penyebab mendapatkan hidayah dari Allah, serta penyebab hidupnya hati.
36. Penyebab dikembalikannya nama orang yang bershalawat oleh Nabi SAW, dan Nabi SAW menjawab shalawat dan ucapan salam orang tersebut). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Sesungguhnya shalawat kalian akan disampaikan kepadaku. Kemudian sabda beliau SAW: Sesungguhnya Allah mewakilkan atas kuburku malaikat yang senantiasa menyampaikan nama umatku yang mengucapkan salam kepadaku.
37. Penyebab tetapnya kedua kaki ketika berada di jembatan Shirath.
38. Bershalawat merupakan menunaikan sedikit daripada hak Nabi SAW, serta merupakan perlambang dari rasa syukur atas diturunkannya, yang merupakan bentuk dari nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita.
39. Bershalawat adalah gabungan antara shalawat dan dzikir kepada Allah, serta bersyukur kepada Allah. Bershalawat juga merupakan bentuk pengetahuan akan nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya dengan bentuk mengutus Nabi SAW.