SYIAR KEKAFIRAN
Luthfi Bashori
Nabi SAW bersabda : Ada tiga hal yang merupakan bentuk kekafiran kepada Allah : Merobek-robek baju, meratap dengan jeritan tangis, dan mencaci maki nasab (HR. Alhakim dan Ibnu Hibban).
Pada bulan Muharram seperti saat ini, syiar kekafiran kepada Allah tersebut di atas sudah menjadi bagian dari ritual ibadah kaum Syiah Imamiyah (Iran), yang saat ini juga dikembangkan oleh para alumni mahasiswa Qum Iran asal Indonesia di beberapa tempat, termasuk di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagainya.
Dalam bahasa Nabi SAW, ritual tersebut di atas dinamakan Niyahah, yaitu salah satu kebiasaan kaum Jahiliyah di jaman itu yang beliau SAW melarang umat Islam untuk mengikutinya. Adapun definisi Niyahah menurut para ulama adalah sebagai berikut :
Imam al-Imrani di dalam al-Bayan mengatakan :
Dan haram meratap-ratap dalam tangis atas orang mati, merobek-robek saku baju, menjambak-jambak rambut dan mencoreng-coreng wajah.
Imam Ar-Rafi`i di dalam Fathul Aziz :
Demikian juga niyahah (meratap-ratap), mengeluh dengan memukul pipi, menyobek pakaian dan menjambak-jambak (mengacak-acak) rambut, semua itu haram.
Imam Nawawi dalam kitab Al-adzkar :
Ketahuilah, sesungguhnya niyahah adalah mengeraskan suara dengan an-nadb (meratap-ratap), adapun an-Nadb sendiri adalah mengulang-ngulang ratapan dengan suara keras atau menyebut berulang-ulang secara berlebihan dalam ratapan tentang kebaikan mayyit.
Ashhab (ulama Syafi`iyahi) mengatakan :
Haram mengeraskan suara dengan berlebih-lebihan dalam menangis mayyit. Adapun menangisi mayyit tanpa meneriak-neriakkan namanya dan tanpa meratapinya maka itu tidak haram.
Dalam ritual ibadah Syiah imamiyah, mereka meratap-ratap dalam tangis dengan memanggil nama Sy Husain bin Ali, dengan teriakan : Ya HusainYaHusain Ya Husain, atau mengatakan Husain Karbala Husain Karbala! Sambil memukul-mukul badan pelaksanaan niyahah di Iran hingga tubuhnya berdarah-darah, sedang niyahah di Indonesia masih tampak malu-malu- mereka lakukan sambil menangis sejadi-jadinya, berteriak-teriak dengan menggunakan pakaian hitam menandakan kesedihan yang dalam. (Coba klik youtube dengan kata kunci: ritual syiah, hindu, yahudi, kristen sama).
Padahal syariat hanya memperbolehkan seseorang menyebut-nyebut kebaikan si mayyit, namun tanpa disertai niyahah (ratapan tangis, merobek baju, memukul badan), sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW : Udzkuru mahasina mautakum wakuffu `an masawihim (sebutlah kebaikan-kebaikan mayyit kailan dan berhentilah mengungkap kejelekannya). HR. Abu Dawud yang dihukumi shahih oleh Alhakim.
Mendoakan mayyit pun pernah dilakukan oleh Nabi SAW tataka beliau SAW ziarah ke makam Sy. Hamzah di bukit Uhud serta kepada para syuhada lainnya, dan beliau SAW tidak berniyahah sekalipun beliau SAW sangat sedih ditinggal pamandanya, Sy. Hamzah yang gugur di medan perang Uhud, bahkan badannya sempat dimutilasi oleh kaum kafir Quraisy
hingga mengalami sekitar 70 luka di tubuhnya.
Adapun doa Nabi SAW untuk Sy. Hamzah serta untuk para syuhada lainnya yang beliau lakukan pada setiap tahun (haul) adalah : Salaamun `alaikum bimaa shabartum, fani`ma uqbad daar (Semoga keselamatan/kesejahteraan senantiasa menyertai kalian karena kesabaran kalian, sesungguhnya senikmat-nikmat balasan adalah di akhirat). HR. Baihaqi.
Amalan Nabi SAW meng-haul-I para syuhada pada setiap tahun ini dengan doa: Salaamun `alaikum bimaa shabartum, fani`ma uqbad daar (Semoga keselamatan/kesejahteraan senantiasa menyertai kalian karena kesabaran kalian, sesungguhnya senikmat-nikmat balasan adalah di akhirat) untuk selanjutnya dilsetarikan oleh Khalifah Abu Bakar Asshiddiq
kemudian Khalifah Umar bin Khatthab.