URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 313 users
Total Pengunjung: 6224434 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
JANGAN DURHAKA KEPADA ORANG TUA 
Penulis: M. Shonhaji Rasyid [25/11/2013]
 
JANGAN DURHAKA KEPADA ORANG TUA

M. Shonhaji Rasyid


Di zaman yang sangat modern ini, banyak sekali anak-anak muda atau remaja yang sudah berani kepada orang tuanya sendiri. Seakan-akan mereka meletakkan kedudukan orang tuanya sebagai teman sepermainannya. Kita juga melihat anak yang sudah beranjak baligh membantah orang tuanya, jika diperintah untuk mengerjakan sesuatu.

Padahal Allah SWT sudah menjelaskan di dalam kitab suci Alquran, yang artinya: “Janganlah kalian berkata pada orang tuamu dengan kata ah.”. Ayat di atas sudah jelas bahwa orang yang mengatakan kata “ah” pada orang tuanya itu, oleh Allah SWT dianggap telah menyakiti hati orang tuanya. Lantas bagaimana dengan anak yang sampai tega memarahi bahkan mengajak berkelahi orang tuanya sendiri? Naudzu billahi min dzalik.

Ketahuilah bahwasannya doa orang tua kepada anaknya sendiri itu sangat mustajabah. Oleh karena itu, jangan sampai kita membuat hati orang tua marah. Agar kita tidak celaka dunia dan akhirat.

Apakah kita masih ingat dengan kisah Syaikh Jured seorang wali minal auliya? Beliau adalah seorang yang mempunyai banyak keistimewaan yang diberikan oleh Allah swt. Hampir seluruh kegiatan beliau sehari-harinya hanya untuk Allah semata. Beliau khusuk dalam beribadah. Bahkan beliau membuat tempat khusus untuk beribadah kepada Allah berupa gubuk yang berada di atas pohon. Setiap waktu beliau selalu ada di gubuk tersebut .

Pada suatu hari Syaikh Jured sedang shalat sunnah di gubuk tersebut. Tiba-tiba ibunya memanggil: Jured.. Jured… !!”, sampai tiga kali. Tetapi beliau  tidak menjawab panggilan ibunya, karena sedang shalat sunnah. Akhirnya ibunya marah dan berdoa kepada Allah SWT: “ Ya Allah matikanlah anakku dalam keadaan difitnah”.

Tak berselang lama, datang seorang wanita desa yang menggoda nafsu Syaikh Jured. Akan tetapi beliau tidak menuruti hawa nafsunya dan wanita pun diusir. Wanita tersebut marah akan perlakuan Syaikh Jured, hingga beranjak meninggalkan Syekh Jured dengan hati dongkol. Di tengah perjalanan dia bertemu dengan seorang lelaki yang sedang bekerja di sawah. Kemudian sang wanita mengajak lelaki tersebut untuk berzina dengan tujuan untuk menfitnah Syaikh Jured.

Selang beberapa bulan, wanita tadi hamil dan mengadu kepada qadhi se tempat. Masyarakat pun gempar mendengar berita kehamilan wanita yang digosipkan akibat ulah Syekh Jured, hingga lahirnya si jabang bayi. Akhirnya masyarakat marah kepada Syaikh Jured dengan membakar gubuknya.

Setelah itu Syaikh Jured dibawa ke lapangan untuk dirajam. Sebelum Syaikh Jured dirajam, beliau berdoa kepada Allah SWT memohon petunjuk siapa yang melakukan fitnah semua ini. Maka Allah pun menjawab doa Syekh Jured dengan memberitahu bahwasannya yang melakukan ini semua adalah doa dari ibunda Syekh Jured sendiri.

Saat mengetahui kesalahannya, maka Syaikh Jured minta izin kepada qadhi agar diberi waktu untuk meminta maaf kepada ibundanya. Kemudian beliau berkata kepada qadhi: Wahai qadhi, demi Allah, aku tidak melakukan semua yang dituduhkan kepadaku, kalau anda tidak percaya maka anak bayi ini yang akan menjelaskan”.

Dengan karamah beliau, akhirnya anak bayi itu berbicara langsung:” Wahai qadhi, sesungguhnya yang melakukan perzinaan ini adalah lelaki yang setiap hari ada di sawah dan dia diminta oleh ibuku sendiri untuk menzinainya”.

Dengan demikian, qadhi pun memutuskan bebas terhadap Syaikh Jured, dan semua masyarakat diperintah untuk meminta maaf kepada syaikh juned. Sedangkan yang harus di rajam  adalah lelakki yang bekerja di sawah itu, bukan Syaikh Jured.

Setelah pelaksanaan rajam, semua masyarakat datang minta maaf kepada Syaikh Jured seraya mengatakan: Wahai Syaikh, sebagai ganti atas gubuk yang telah kami bakar, maka akan kami ganti dengan sebagus-bagusnya…!

Kemudian Syaikh Jured menjawab: Jangan…! Karena sebentar lagi saya akan meninggal dunia…! Tak berselang lama ternyata apa yang beliau katakan itu menjadi kenyataan, dan beliau dipanggil oleh Allah SWT menuju rahmat Allah.

Hikayat seorang wali yang penuh hikmah ini sangat patut untuk kita ambil manfaatnya. Maka, janganlah sekali-kali kita membuat hati orang tua kita marah. Apabila suatu saat kita menyakiti hati orang tua, maka secepatlah minta maaf kepadanya.
 

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam