Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois)
Naufaldi Rafif Satriya
Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois). Mungkin kata kata ini yang sering kita tanyakan kepada guru kita. Kepada saudara saudara kita, kepada sahabat sahabat kita. Di sebabkan kita yang kurang mengerti kepada orang tua kita dan orang tua kita yang mungkin tak mengerti cara mendidik anak, membuat kita anak anak yang merasa hidupnya dalam keadaan yang tak bagus harus belajar menghadapi Orangtua, entah ayah atau ibu yang otoriter / Egois.
Pernahkah kalian berpikir, ada begitu banyak sekali bukan sekolah sekolah yang mengajarkan, cara menjadi anak berbakti, cara menjadi siswa yang berbakti kepada guru, menjadi anak yang jujur kepada orang tua dan sekolah lain untuk mendidik anak. Tapi, pernahkah ada sekolah untuk mendidik menjadi orang tua yang baik dan benar?
Beberapa alasan yang mendasari aku menulis Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois) adalah untuk berbagi pengalaman aku sebagai penulis, sebagai anak yang berusaha untuk mengatasi orang tua yang di anggap otoriter dan egois. Namun, ada kalanya keegoisan mereka untuk kebaikan kita.
Bukankah orang tua juga manusia? Dan manusia itu tempat salah? Tak selamanya orang tua benar dan kita salah. Jadi curhat nih, baiklah kalau begitu. Silahkan di simak Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois) :
1 Jangan Membantah
Yang pertama kali kita perhatikan dalam Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois) adalah jangan membantah kata katanya. Kata kata orang tua kita. Bahasa jawanya sih “ngentai” entah bagaimana dengan bahasa indonesianya. Cukup kita katakana “iya” tak lebih. Di suruh apa, di kasih tau apa, jawab saja iya dengan senyum. Jangan mengatakan yang tidak tidak. Karena pasti mereka kan marah dan menganggap kita menentang mereka.
2 Jangan Berbohong
Sekali berbohong, maka akan di cap berbohong. Andaikata kalian sudah berbohong kepada orang tua terutama ibu. Pasti selanjutnya mereka tak akan percaya kepada kalian 50%. Atau malah tak percaya sama sekali kepada kalian. Bagi yang sudah berbohong, janganlah melanjutkan kebohongan. Jadilah anak yang jujur dan biarlah walaupun kita tak di percaya. Bagi yang belum bohonh jangan berbohong. Karena akibatnya akan fatal bagi diri kita.
3 Tunjukkan Bukti, Bukan hanya Ucapan saja
Ini yang paling penting dalam Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois). Jika kita memiliki cita cita,dan ayah dan ibu kita sebagai orang tua merasa cita citanya tidak menjanjikan masa depan atautak sesuai keinginan mereka. Mereka pasti tidak setuju. Walaupun kita mengiming imingkan apa pun, mereka pasti tak percaya. Orang tua butuh bukti nyata. Bukan hanya kata kata. Karena mereka sudah memiliki banyak pengalaman. Sehingga tak percaya dengan isapan jempol alias OMDO. Dan ini sudah saya buktikan sendiri. Harus ada bukti nyatanya.
4 Turuti kemauan mereka
Turuti mau mereka apa. Asalkan baik untuk kita kenapa tidak? Andaikan tak sesuai dengan prinsip kita, di coba dulu saja mengenai kemauan mereka. Kecuali kalau kemauan mereka bertentangan dengan norma agama. Jangan di turuti. Turuti dulu kemauan mereka, setelah ada akibatnya saat kamu turuti, tunjukkan kepada mereka.
5 Jangan Menyinggung Perasaan Mereka
Ibarat sebuah Negara, maka orang tua adalah pemimpinnya dan kita adalah rakyat. Kalau sampai kita berkata yang bisa menyinggung perasaan mereka, maka yang terjadi pasti mereka akan marah besar. Menghukum kita dan mungkin melakukan hal yang tak kita senangi. No 5 ini perlu kalian ingat dalam Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois). Lebih baik kita diam sebagai anak dari pada kita berkata yang hanya akan membuat mereka jengkel. Berkata saja yang seperlunya agar tak mengeluarkan kata kata yang jelek.
Mungkin sebagai seorang anak, hanya ini yang bisa saya berikan dalam artikel Kumpulan Cara Menghadapai Ayah dan Ibu (Orang Tua) Otoriter (Egois). Untuk hal yang lain, bisa kalian tambahkan dari Mbah Google atau belajar dari pengalaman masa lalu. Janganlah kita jadi anak durhaka. Tunjukkan pada mereka bahwa kita mampu melakukan apa yang baik dan apa yang menjadi kewajiban kita sebagai anak.
Hidup ini kadang memang melelahkan, tapi memang lebih melelahkan jika kita hanya berpikir tanpa bertindah. Menjadi orang tua juga memang susah. Tapi jadi anak tak gampang pula.
ilmu-duniadanakhirat.blogspot.com