URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 199 users
Total Pengunjung: 6224311 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
DI-PHK DARI KOMUNITAS PARA WALI 
Penulis: Pejuang Islam [ 21/10/2012 ]
 
DI-PHK DARI KOMUNITAS PARA WALI

Luthfi Bashori

Peribahasa menyatakan : Al-istiqaamah khairun min alfi karaamah (Amalan yang istiqamah atau kontinyu itu lebih baik daripada memiliki seribu keramat). Yang dimaksud keramat di sini adalah kemampuan seseorang yang bersifat istimewa dan positif, jauh lebih unggul dibanding umumnya kemampuan orang lain. Keramat ini khusus diberikan kepada seseorang yang dipilih oleh Allah sebagai kekasih-Nya.

Namun tidak semua kemampuan lebih yang dimiliki oleh seseorang dan dapat mengungguli kemampuan orang lain pada umumnya, lantas kemampuan itu dipastikan keramat, dan pemiliknya dipastikan seorang wali kekasih Allah, tetapi terkadang Allah juga memberi kemampuan lebih ini kepada orang kafir atau kepada orang ahli maksiat, hanya saja namanya bukan keramat, tetapi istidraj.

Adapun gunanya istidraj itu, justru untuk menguji pemiliknya, jika tetap dalam kekafiran atau tetap dalam kemasiatan, setelah mendapatkan istidraj, niscaya kelak Allah akan menyiksanya jauh berlipat dan lebih pedih ketimbang orang kafir maupun orang ahli maksiat pada umumnya.

Secara kongkrit, istidraj ini sering diberikan oleh Allah kepada para dukun santet dan paranormal atau yang sejenis pekerjaan ini, seperti ahli hipnotis, sulap, thelepati, peramal nasib dan lain sebagainya.

Dunia penyandang istidraj semacam ini tentunya sangat jauh berbeda dengan dunia para wali kekasih Allah. Ada beberapa tanda atau ciri khas pada seseorang jika dirinya diangkat menjadi kekasih oleh Allah. Antara lain adakalanya orang itu diberi keramat dalam konotasi positif seperti jika ada seorang wali yang berdoa, maka dalam waktu sekejap niscaya Allah akan mengabulkan doanya.

Misalnya, di saat musim kering nan panas dan terik, jika dihitung-hitung menurut logika, tidak memungkinkan turun hujan, lantas ada seorang wali kekasih Allah yang berdoa minta hujan di tengah kerumunan massa, tiba-tiba Allah berkenan mengirim hujan seketika itu, sekalipun tidak ada tanda-tanda mendung sebelumnya. 

Ada lagi tanda-tanda seseorang itu diangkat menjadi kekasih Allah, yaitu karena ia dapat berisitiqamah dalam mengamalkan suatu amalan ibadah. Misalnya, ada seseorang yang sejak usia baligh hingga dewasa ia secara kontinyu melaksanakan shalat Dhuha tanpa pernah terputus, sekalipun ia berada dalam keadaan yang sangat menyulitkan dirinya. Atau kontinyu dalam menjalankan amalan ibadah lainnya dan selalu menjaga keistiqamahannya itu secara meyakinkan.

Karena sulitnya praktek menjaga keistiqamahan yang kontinyu dan tak terputuskan sekalipun dalam keadaan sulit apapun, maka orang yang semacam ini besar kemungkinan akan diangkat menjadi salah satu kekasih Allah. Sungguh mulia orang yang dapat beristiqamah semacam ini, Allah berfirman yang artinya: Ingatlah, sesungguhnya wali-wali kekasih Allah itu mereka tidak pernah khawatir dan tidak pernah bersedih hati. (QS 10 : 62).

Seseorang yang diangkat menjadi wali kekasih Allah, hendaklah terus dapat menjaga diri, khususnya pada hal-hal yang berkaitan dengan hablun minallah (hubungan vertikal antara dirinya dengan Allah), karena jika tidak pandai menjaganya, anggap saja suatu saat ia terkalahkan oleh hawa nafsunya, maka tidak menutup kemungkinan dirinya akan dikembalikan pada derajat semula yaitu kembali sebagai seorang muslim biasa seperti pada umumnya, dan tidak lagi memiliki nilai plus di sisi Allah.

Konon ada seseorang yang semula diangkat menjadi wali kekasih Allah, namun karena suatu hari dirinya bangun kesiangan dan terlambat shalat Subuh, maka ia pun `di PHK` dari komunitas para wali, dan Allah mencabut derajat kewalian yang telah diberikan kepadanya itu.

Hal semacam ini dapat saja terjadi, gara-gara dirinya tidak pandai menjaga hablun minallah. Jika saja orang yang semaca ini masih memiliki sejumlah kemampuan lebih yang dapat mengungguli kemampuan orang lain pada umumnya, maka namanya bukan lagi keramat, tapi sudah berubah menjadi istidraj.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Abdul Haq  - Kota: Semarang
Tanggal: 23/10/2012
 
Assalamu Alaikum

Pak Ustadz, rupanya bukan karyawan saja ya yg bisa kena PHK. Ternyata Wali juga bisa kena PHK, krn tdk adanya sifat ma'sum, berbeda dgn Nabi dan Rasul yg punya sifat ma'sum, dijamin dijaga oleh Allah dari segala kemaksiatan, alias pasti tdk bakalan kena PHK.
1. Kalau demikian berarti jadi Wali Allah itu lebih berat ya Pak Ustadz ketimbang Nabi ? Kalau Wali kan harus menjaga sendiri dari kemaksiatan, sedangkan kalau Nabi sudah ada jaminan "ma'shum" dari Allah.
2. Pak Ustadz, kalau begitu Saya tidak ingin menjadi wali Allah, krn takut kalau gagal dan takut kalau di PHK, Saya ingin menjadi org yg diridloi Allah saja...!!

 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
'Di-PHK' oleh Allah dari ke-wali-an itu bukan lantas berkonotasi menjadi jelek, tapi derajatnya menjadi turun, itupun tergantung dari jenis pelanggarannya terhadap syariat, dan tidak menutup kemungkinan diangkat lagi menjadi wali di kemudian hari. Kalo derajat kenabian itu sudah habis masanya dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kalau derajat orang yang diridhai oleh Allah itu bertingkat-tingkat, ibarat di sekolah, ada yang diridhai oleh Allah dengan derajat kelas TK ada yang SD atau SMP maupun SMA, sedangkan tingkatan para wali itu adalah derajat mahasiswa hingga dosennya, bahkan jika sampai derajat Wali Qutub itu ibarat derajat Profesor yang menjabat sebagai rektor di Universitas.

2.
Pengirim: Abdul Haq  - Kota: Semarang
Tanggal: 24/10/2012
 
Terimakasih Pak Ustadz atas pencerahannya, sehingga Saya tahu derajat2 yg dicintai oleh Allah. Ini menambah semangat beristiqamah dalam taqarrub.
Selamat berjuang Pak Ustadz !!! 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah, mudah-mudahan kita dijadikan hamba yang dapat beristiqamah dalam kebaikan.

3.
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin  - Kota: Nanga Pinoh, Kal-Bar
Tanggal: 24/10/2012
 
Asswrwb Ammy, semoga Ammy selalu dalam lindungan Allah Jalla wa Ala... Aamiin...
Afwan,
Ada satu hal yg membuat saya iri hati dengan duriyat Rasulullah atau para habaib...
Disebutkan bahwa dunia kewalian itu tidak jauh-jauh dari para habaib/syarifah. Maknanya derajat kewalian itu akan mudah disandang oleh mereka yg habaib/syarifah. Akan sulit sekali bagi yg bukan keturunan rasulullah menjadi wali... pun kalau bisa pasti tingkat kesulitannya berkali lipat dibanding dengan keturunan Rasulullah.....
Afwan... mungkin Ammy bisa kasih saya pencerahan...
Wasswrwb... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Tidak seperti itu. Memang para habaib yang Aswaja dan taat beribadah, mereka menyandang derajat yang tinggi di sisi Allah, namun dunia kewalian itu sangat banyak disematkan oleh Allah kepada orang shalih di kalangan non habaib. Karena dunia kewalian ini ada sejak jaman para Nabi sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW.

4.
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin  - Kota: Nanga Pinoh, Kal Bar
Tanggal: 25/10/2012
 
Asswrwb Ammy, semoga Ammy selalu dalam lindungan Allah Jalla wa Ala...
Afwan,
Syukran atas pencerahannya...
Ada kasus seperti ini Ammy: Ana punya kawan yg beliau hari-hari di kantor selalu pakai penutup kepala berupa kopeah hitam ala Bung Karno, pernah suatu kali beliau ditegur pihak perusahaan untuk melepas kopeahnya tersebut dgn ancaman akan dikeluarkan dari kantor. Tapi luar biasa bahwa kawan ana tersebut rela dipecat ketimbang melepas kopeahnya. Apakah hal ini suatu hal yg perlu dibilang "wow gitu" kata anak muda sekarang... Atau ini hanyalah kebodohan kawan ana yang belajar islamnya hanya setengah-setengah atau tidak kaffah????.
Lagi Ammy... menurut kawan ana tersebut, bahwa tanda suatu kewalian itu adalah penutup kepala?!?!...
Minta pencerahan kembali Ammy...
Wasswrwb 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Dunia para wali tidak lepas dari dunia tashawwuf. Dalam dunia tashawwuf dikatakan batasan aurat wanita dan priai itu batasannya hampir sama, rambut pun termasuk aurat bagi wanita maupun pria. Karena dalam dunia tashawwuf yang dipertimbangkan adalah segalam amal perbuatan itu langsung dilihat oleh Allah, maka seseorang itu tidak layak membuka aurat, termasuk buka rambutnya, di hadapan Allah.

5.
Pengirim: nur halim  - Kota: semarang
Tanggal: 6/11/2012
 
maaf kyai, nahna mu nanya bagaimana pendapat abuya Al Maliki dan jg Ammy mengenai jamaah tabligh apakah mereka aswaja? afwan 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Yang kami tahu Jamaah Tablegh itu Campuraduk, ada yang Sunni dan ada yang Wahhabi, karena itu kami tidak ikut Jamaah Tablegh.

6.
Pengirim: junaedi  - Kota: surabaya
Tanggal: 7/11/2012
 
Bagaimana pendapat Abuya sayid Maliki dan ustad bashori mengenai tarekat.saya dengar Abuya Maliki bertarekat naqsabandiyah! 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mohon jangan bertanya tentang pendapat dari pribadi orang lain kepada kami, karena jika kami salah dalam menjawab, maka kami mempunyai beban yang berat di dunia dan akhirat.

Yang kami tahu, bahwa Abuya Almaliki memiliki hampir semua sanad Thariqah Mu`tabarah yang ada di dunia Islam.
Jadi tidak mengkhususkan pada satu Thariqah tertentu. Wallahu a`lam.

Menurut kami pribadi, mengikiuti Thariqat yang Mu`tabarah itu boleh-boleh saja dan baik.

7.
Pengirim: Tori Rohmatullah  - Kota: Cirebon
Tanggal: 12/11/2012
 
Maf pa kyai apa bener istijrad itu datangnya dari ALLAH mohon penjelasan lebih lanjut (sumber dan pengarangnya). 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Allah memberi ijin seseorang ahli maksiat/kafir untuk mendapatkan 'ilmu kebal/kemampuan lebih' yaitu istidraj sekalipun lewat perantara jin/setan. Jika tanpa ada ijin dari Allahh, maka tidak ada seorang pun yang dapat memiliki kemampuan apapun. Wallahu a`lam.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam