URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 96 users
Total Pengunjung: 6224202 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
TANGAN YANG BARAKAH  
Penulis: Pejuang Islam [ 6/10/2012 ]
 
TANGAN YANG BARAKAH

Luthfi Bashori


Shahabat Tsauban menceritakan, bahwa konon ada seorang tamu dari dusun yang datang menemui Nabi SAW. Maka oleh beliau SAW ditemuinya di beranda depan rumah sambil ditanya tentang keadaan masyarakat dusun di tempat tinggal tamu itu.

Nabi SAW mencari tahu kepada si tamu bagaimana respon masyarakat terhadap agama Islam dan bagaimana ketertarikan mereka terhadap perintah shalat ? Orang itupun memberi informasi berkaitan dengan kemajuan perkembangan agama Islam dan keaktifan umat Islam di dusunnya dalam mengerjakan shalat, sehingga wajah Nabi SAW tampak berseri-seri mendengar keterangan orang tersebut.

Waktu pun terus berjalan, hingga mendekati siang hari sekira pantas bagi si tamu untuk mendapat suguhan makanan. Maka Nabi SAW berbisik kepada shahabat Tsauban agar memintakan makanan bagi si tamu itu kepada St. Aisyah RA.

Namun sayang seribu kali sayang, ternyata di rumah St. Aisyah tidak ada sedikit pun makanan yang pantas disuguhkan untuk tamu. Maka shahabat Tsauban berkeliling ke rumah para istri Nabi SAW. Tapi apa daya ia menemui keadaan yang sama, sehingga ia pun mendatangi Nabi SAW dengan tangan hampa.

Mengetahui hal ini, maka wajah Nabi SAW menjadi bermuram durja, karena beliau SAW merasa saat itu tidak mampu menghormati si tamu dusun itu dengan memberi hidangan makan.
Namun si tamu dusun itu ternyata seorang yang penuh pengertian, ia mengatakan kepada Nabi SAW: Kami ini orang dusun yang terbiasa makan segenggam korma dan seteguk air susu atau air putih, jadi tidak seperti umumnya warga kota yang banyak menu pilihannya.

Sangat kebetulan di saat yang demikian itu, tiba-tiba lewat di depan mereka seekor kambing milik Nabi SAW yang sudah waktunya diperah susunya. Kambing itu diberi nama Tsamar. Maka Nabi SAW memanggilnya : Tsamar... Tsamar...!

Kambing itu pun datang menghadap Nabi SAW dengan memasrahkan diri untuk diperah. Maka beliau SAW memegang kaki dan perut kambing itu, lantas memerintah shahabat Tsauban untuk mengambil bejana. Kemudian beliau SAW memerah susu kambing itu dengan tangannya sendiri sambil mengucapkan : Bismillah.

Tatkala bejana sudah penuh air susu kambing, maka beliau SAW memerintah si tamu dusun itu meminumnya. Setelah minum se teguk si tamu akan berhenti, namun diperintahkan oleh Nabi SAW untuk tambah lagi meminumnya hingga tiga kali, sampai si tamu merasa puas dan perutnya kenyang oleh air susu kambing.

Kemudian Nabi SAW memerah kambing itu lagi, dan hasilnya dikirim ke rumah St. Aisyah dan ke rumah para istrinya yang lain. Anehnya susu kambing itu seakan tidak ada habis-habisnya saat diperah oleh tangan Nabi SAW.

Setelah kiriman air susu itu sudah merata untuk seluruh istri beliau SAW, maka Nabi SAW memberikan ulang perahan susu itu kepada si tamu dusun itu untuk meminumnya sekali lagi, kemudian beliau SAW meminumnya hingga puas, lantas memberikannya kepada shahabat Tsauban RA.

Shahabat Tsauban pun berucap : Wallahi tidak pernah rasanya aku minum air susu kambing yang lebih manis dari pada madu dan lebih harum dari pada minyak misik seperti air susu kambing yang diperah langsung oleh tangan Nabi SAW ini.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin  - Kota: Nanga Pinoh (Kalimantan Barat)
Tanggal: 7/10/2012
 
Asswrwb Pak Ustadz Luthfi yang saya muliakan... Semoga Pak Ustadz selalu dalam lindungan Allah Ta'ala... Aamiin...
Afwan,
Membaca segala sesuatu tentang Rasulullah semakin rindu untuk bertemu dengan beliau... Allahumma Sholli Wassalim alaih...
Sempat terlintas dipikiran untuk melakukan hal yang "aneh"... Ketemu waliyullah yang nyuruh terjun dari gunung..trus ikutin terjun gunung tapi akhirnya selamat dan jadi waliyullah....
Mohon bimbingan Pak Ustadz.....
Oh ya.... boleh gak kalau saya panggil Pak Ustadz dengan sebutan Ammy.... (artinya= paman dari pihak ayah - betulkah??)... Biar terasa lebih dekat dengan Pak Ustadz... Syukur kalau Pak Ustadz sudi menerima saya jadi murid dunia akhirat....
Syukran Jazakallahu khoiron...
wasswrwb... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Dengan senang hati. Di pesantren, semua santri memanggil kami dengan sebutan : Ammy Luthfi, itu dilakukan sejak kami pulang dari Makkah tahun 1991 dulu.

2.
Pengirim: Muthoin Tsamma Amiin  - Kota: Nanga Pinoh (Kalimantan Barat)
Tanggal: 7/10/2012
 
Asswrwb Ammy... Semoga Ammy selalu dalam lindungan Allah Ta'ala... Aamiin..
Afwan,
Subhanallah... langsung dijawab... syukran...
Oh iya... sepertinya ada yang belum terjawab... apa syarat supaya saya diterima jadi murid Ammy dunia akhirat dengan keterbatasan saya yang saat ini tinggal di Kalimantan Barat ("bujangan" pula karena anak istri di Jawa Barat)..???!!!???
Dan betulkah arti kata "ammy" itu "paman dari pihak bapak"??
Syukran Jazakallahu khoiron..
Wasswrwb... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Arti: Ammy yang sesungguhnya memang saudara lelaki dari pihak ayah. Namun praktek di lapangan, adalah setiap orang yang dianggap lebih tua/dewasa maka patut dipanggil Ammy sekalipun tidak ada hubungan kekeluargaan, barangkali lebih mudahnya: Bahasa Arabnya OM itu adalah AMMY.

Konon kami punya keponakan yang usia SD, tatkala tahun 1991 kami pribadi baru pulang dari belajar di Makkah (8 th), saat itu keponakan tersebut memanggil kami : OM, padahal kami masih memakai pakaian Gamis/Jubbah Makkah. Kemudian kami beritahu: Kalau orang Arab itu bilangnya sih : AMMY bukan OM...!

Maka sejak itu keponakan kami memanggil : AMMY...! Anehnya para santri ikut-ikutan panggil AMMY hingga saat ini, bahkan para alumni dan tak jarang para wali murid serta sebagian keluarga besar maupun masyarakat ada yang ikut-ikutan panggil Ammy.
Maka dikenallah panggilan Ammy Luthfi untuk kami.

Tidak ada syarat tertentu untuk jadi murid, yang penting silaturrahim dapat terjalin, mudah-mudahan bermanfaat.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam