PENYAKIT DHARBATUS SYAMS
Luthfi Bashori
Tatkala saya masih bermukim di Saudi Arabiah, tepatnya tiga tahun menetap di kota Madinah dan lima tahun menetap di kota Makkah, tentunya banyak pengalaman yang sangat berharga. Jika saya sampaikan dalam artikel ini, tiada lain berharap mudah-mudahan dapat sedikit membantu saudara-saudara saya yang berangkat ibadah haji saat membacanya.
Di Saudi Arabiah, di saat musim panas yang terik, terkadang derajat panasnya dapat mencapai hampir 50 derajat Celcius. Tentu saja banyak jamaah haji khususnya yang datang dari daerah tropis seperti Indonesia, akan mengalami perubahan cuaca yang rawan mengganggu kesehatan.
Ada istilah penyakit Dharbatus syams alias penyakit akibat sengatan terik panas matahari. Jika seseorang yang sedang berada di luar rumah dan langsung tertimpa sengatan terik matahari, maka tidak jarang yang sampai menemuai ajal kematian.
Penyakit ini rawan menyerang jamaah haji khususnya yang berasal dari negara bercuaca dingin atau sedang. Bahkan seringkali warga se tempat pun mengalami hal yang sama, sekalipun mereka lahir di negara Saudi Arabiah, tetap saja terkena serangan Dharbatus syams terutama pada saat cuacanya sangat panas.
Salah satu upaya untuk mencegah pengaruh Dharbatus syams ini adalah berusaha banyak mengkonsumsi jeruk atau buah-buahan yang mengandung vitamin C. Biasanya di saat wuquf di Arafah maupun saat mabit di Mina, ada beberapa petugas kesehatan yang datang untuk menyemprot air beberapa tempat strategis alias membuat hujan buatan sekalipun secara manual.
Ini juga sangat membantu jamaah haji untuk mendinginkan badan sekaligus mencegah pengaruh Dharbatus syams. Karena itu jika terjadi keadaan semacam itu, maka janganlah segan-segan berbasah-basah dengan hujan buatan itu khususnya pada bagian kepala, bahkan pada kain ihram maupun pakaian lainnya bila perlu juga hendaklah dibasahi dengan air secukupnya.
Yang tampak aneh, terkadang terlihat para penduduk se tempat, sewaktu mereka keluar rumah pada siang terik matahari, mereka menggunakan pakaian penutup badan yang hampir rapat menyeluruh tubuh, padahal rasa panas tentunya sangat tidak nyaman di badan kerena kegerahan. Namun, dengan menggunakan pakaian penutup menyeluruh badan itu berarti telah melindungi diri dari sengatan sinar terik matahari secara langsung.
Belum lagi, terpaan angin Samum yaitu angin pembawa udara panas yang sangat menyengat tak segan-segan menyerang kulit telanjang. Sedangkan pedihnya serangan Samum ini ibarat seseorang yang berdiri satu meter di dekat semisal kobaran api kebakaran di gedung pertokohan, lantas ada angin yang menghermbuskan api itu ke arah tubuhnya, barangkali demikianlah gambaran panasnya.
Karena itulah sering terlihat baju tebal maupun kain penutup rapat seluruh tubuh dikenakan oleh penduduk se tempat di saat keluar rumah pada siang hari pada musim Samum. Tentu ini juga tambahan ilmu yang dapat diserap oleh para jamaah haji Indonesia jika memndapati kondisi semacam itu.
Lain lagi di saat musim dingin yang pernah saya alami selama bermukim di Makkah dan Madinah. Bahwa udara dingin di kedua kota tersebut sifatnya kering. Akibatnya bagi kulit tubuh yang tidak tahan terhadap dinginnya udara Saudi arabiah yang terkadang sampai pada batas 3 derajat Celcius, kulitnya akan menjadi pecah-pecah.
Bibir pecah dan telapak kaki pecah bagi saya itu ibarat langganan tahunan setiap datang musim dingin. Adapun salah satu solusi untuk mengatasinya adalah memberinya lotion/cream, atau membeli marham di apotik yaitu semacam lipstik berwarna bening transparan khusus untuk bibir pecah, jadi dapat digunakan oleh kalangan pria maupun wanita. Sedang untuk mengatasi telapak kaki pecah, biasanya saya olesi dengan handbody atau cream merk Nevia atau merk Kamil.
Untuk jamaah haji Indonesia juga harus lebih waspada jika ternyata jadwal berwuqufnya tepat di musim dingin, dan ini sangat memungkankan terjadi. Jamaah haji perlu menjaga kesehatan dengan cara tidak menforsir diri (seperti meminimalisir kegiatan belanja yang tidak perlu). Menurut data yang pernah saya baca, justru tingkat kematian di musim dingin itu lebih tinggi daripada kematian di musim panas.