URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 100 users
Total Pengunjung: 6224207 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
TAMU DATANG SILIH BERGANTI 
Penulis: Pejuang Islam [ 25/8/2012 ]
 
TAMU DATANG SILIH BERGANTI

Luthfi Bashori

Setiap datang hari lebaran, yang menjadi tradisi umat Islam Indonesia adalah saling berkunjung di antara mereka, yang satu mengunjungi rumah saudara dan handai taulannya yang lain.

Tradisi silaturrahim semacam ini sudah dilakukan turun-temurun dari generasi datuk ke kakek, dilanjut generasi kakek ke ayah, berlanjut generasi ayah ke anak, kemudian generasi anak ke cucu, berlanjut lagi generasi cucu ke cicit, demikian dan seterusnya.

Di kalangan masyarakat Suadi Arabiah, rasanya tidak ada tradisi silaturrahim khusus lebaran seperti yang ada di negara kita ini. Kita tidak pernah tahu siapa yang memulainya, hingga berimbas kepada tradisi mudik bagi umat Islam yang kebetulan dalam beraktifitas menjalani kehidupan sehari-hari jauh dari rumah induk keluarga.

Serasa berdosa besar jika ada seorang muslim yang saat datang hari lebaran, kok tidak menyempatkan diri mudik ke kampung halaman untuk bersilaturrahim, tentunya tradisi ini sangatlah baik dan positif bahkan mengandung nilai ibadah.

Di samping para pemudik dapat berkumpul dan bersilaturrahim dengan keluarganya, mereka juga dapat bersilataurrahim dengan para kenalan maupun tetangga lama. Nah, dari amalan menjalin silaturrahim inilah nilai ibadah itu jelas-jelas berdasarkan syariat yang diajarkan dalam Islam.

Tradisi di pesantren juga demikian, tamu lebaran datang silih berganti. Mereka bertujuan bersilaturrahim dengan para pengasuh pesantren yang dikunjunginya. Ada di antara mereka yang sudah kenal dengan pengasuh pesantrennya, dan ada juga yang baru pertama kali memperkenalkan diri.

Jika dicermati, banyak di antara mereka adalah para pemudik yang sengaja mampir untuk minta barakah doa dari pesantren agar hidupnya menjadi barakah saat kembali beraktifitas menjalani kehidupan sehari-hari.

Para tamu pesantren itu bervaritaif, adakalanya dari para jamaah pengajian, jamaah masjid, para santri dan alumni, para wali santri serta kenalan-kenalan lainnya yang datang sililh berganti, namun tak jarang yang benar-benar dari kalangan para `pemburu` barakah pesantren.

Biasanya, para tamu yang datang itu hanyalah mengharapkan doa dari para pengasuh pasentren yang memang standbay di rumah induk di pesantrennya masing-masing.

Tapi, ada juga di antara para tamu yang sengaja mengajak diskusi tuan rumahnya tentang berbagai hal, namun yang paling banyak dari para tamu itu, begitu datang lantas bersalaman dan langsung minta doa kemudian pamitan melanjutkan perjalanan.

Kedatangan para tamu juga bervariatif, ada yang pagi-pagi sekali, ada pula yang datang di siang bolong, bahkan yang datang di atas jam 22.00 sekalian ikut bermalam di pesantren, karena esok pagi akan melanjutkan perjalanannya.

Karena itu seorang pengasuh pesantren harus siap sedia dalam melayani para tamu yang waktu dan jumlahnya juga tidak menentu. Ada tamu yang datang sendirian, atau bersama keluarga, atau bersama jamaah, dan ada pula yang datang bersama rombongan bis.

Dinamika semacam demikian ini sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan pesantren-pesantren yang ada di Indonesia, khususnya di wilayah-wilayah tujuan para pemudik lebaran. Demikian juga lebaran tahun ini di tempat kami, Pesantren Ribath Almuratdla tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Memang tidak ada dalil tekstual yang mendasari amalan ritual tahunan semacam ini, namun demikian itulah realita yang terjadi di kalangan umat Islam bangsa Indonesia dari dulu hingga kapanpun.

Barangkali ritual tahunan lebaran ini termasuk dalam hadits shahih, man sanna fil islaami sunnatan hasanatan fa lahuu ajruha wa ajru man `amila biha, barang siapa yang memberi contoh amalan baik di dalam Islam, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam