URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 4 users
Total Hari Ini: 210 users
Total Pengunjung: 6224322 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
Kejahatan Intelektual Wahabi Terhadap Kitab ‘’AL-ADZKAR’’ 
Penulis: Abdul Adzim Irsad [30/5/2013]
 
Kejahatan Intelektual Wahabi Terhadap Kitab ‘’AL-ADZKAR’’

Abdul Adzim Irsad

Imam Nawawi salah satu ulama paling produktif dalam berkarya yang bermadhab Syafi`i dan berakidah As`ary. Karya-karya beliau begitu berkualitas yang sulit ditandingi. Puluhan karya beliau menyebar keseluruh jagad raya, termasuk di Arab Saudi. Ulama Wahhabi miring menilai Imam Nawawi, dengan alasan karena akidahnya As`ary.

Begitu besar pengaruh tulisan Syekh Imam Nawawi, sampai-sampai menembus batas-batas, seperti; Negara, Eropa, Asia, Afrika, Amerika. Arab Saudi yang menjadi pusat peradapan juga mengakui kehebatan Imam Nawawi. Tetapi, mereka mengkrtik terhadap Imam Nawawi kalau akidah Imam Nawawi adalah As`ary, tetapi karya-karyanya digunakan bahkan di jadikan rujukan.

Ulama Mesir, Syiria, Iran, Indonesia, Pakistan, juga mengakui bahwa karya Imam Nawawi benar-benar top markatob. Pendeknya, Imam Nawawi benar-benar mampu memberikan inspirasi kepada setiap ulama untuk menulis dan berkarya.

Nawawi menulis bukan untuk royalty, karena beliau adalah penyambung lisan Rasulullah SAW, dan berusaha menjelaskan pesan-pesan Allah SWT di dalam Al-Quran.

Dari sekian banyak karya beliau, ternyata ada yang kurang berkenan pada ulama-ulama Saudi Arabia, yaitu kitab ‘’Al-Adzkar’’. Padahal kitab ini menjadi kajian dan rujukan utama ulama-ulama dunia, termasuk Indonesia, India, Mesir, dan warga Arab Saudi yang mermadhab Syafi`i.

Ketidaksukaan ulama Saudi (baca: Wahhabi) terhadap kitab ini, karena Imam Nawawi secara khusus menyebutkan bab tentang ‘’Istihbab (anjuran) Berziarah Ke Makam Rasulullah SAW’’.

Karena memang ziarah Nabi itu sangat dianjurkan, bahkan sunnah hukumnya. Kebetulan sebagian besar Ulama Saudi (wahhabisme) paling anti dengan ‘’Ziarah Nabi SAW’’. Bahkan tidak segan-segan mengecap orang yang berniat ziarah Rasulullah SAW sekalipun sesuai dengan ajaran Nabi SAW, dengan kata lain sebagai bentuk Syirik (menyekutukan Allah SWT).


Rupanya, Ulama Saudi ada yang tidak suka terhadap ‘’Fasl’’ tersebut. Walaupun tidak semua ulama Saudi begitu, karena ada juga ulama Saudi yang masih berpegang teguh pada madzhab Syafi`i dan berakidah As`ary.

Ketika tidak suka dan tidak setuju, bukannya mengkritik tulisan Imam Nawawi dengan tulisan ilmiyah, sebagai bentuk perlawanan ilmiyah. Tetapi, mereka justru merubahnya dengan penggantian menjadi: ’’Faslun fi Ziyarati Masjidi Rasulillah SAW’’.

Padahal, hal yang seperti ini tidak diperkanankan dalam dunia intelektual, baik dalam ajaran agama, maupun dunia ilmiyah, bahkan termasuk pada kejahatan intelektual.

Jika memang tidak suka, atau menganggap bahwa berziarah kubur itu haram dan syirik. Tidak perlu merubah karya tulis yang sudah ada. Karena hal ini menunjukkan kalau mereka tidak memiliki nyali untuk menulis, dengan istilah lain tidak percaya diri.

Jika boleh membandingkan, antara ulama Saudi (wahhabisme) yang merubah kitab Al-Adzkar dengan Imam Nawawi, pasti tidak sebanding, baik ilmu maupun zuhudnya.

Dalam tradisi ilmiyah, jika ada pihak yang tidak berkenan, bisa membuat kritikan. Bukan membuat kebohongan.

Seorang ulama sejati, tidak akan berbuat bohong. Jika seorang ulama Suadi melakukan kebohongan, maka ilmunya tidak bisa dipercaya.

Dalam kitab Al-Adzkar yang masih asli, ternyata tulisannya berbeda dengan tulisan yang di cetak oleh ulama Wahhabi Arab Saudi.

Bahkan, setelah diteliti, ternyata yang merubah fasl dalam kitab Al-adzkar tersebut adalah: Lembaga Hai`ah Muraqabah Al-Matbuat (Badan Sensor Percetakan) Saudi Arabiah.

Jadi, tidak aneh jika kemudian banyak ulama-ulama yang meragukan kejujuran ulama-ulama Saudi (baca: Wahhabi).

Jujur adalah bagian dari sifat Nabi, jika tidak jurur maka tidak layak mengaku pengikut Nabi SAW yang setia terhadap sunnah-sunnahnya.

Kendati ada ulama Saudi yang demikian, ternyata tidak semua ulama Saudi Arabiah melakukan kebohongan. Masih banyak ulama-ulama Saudi Arabiah yang benar-benar memegang amanah dan jujur di dalam berkarya, yaitu ulama-ulama non Wahhabisme.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam