Kontes Miss World, Ajang Maksiat yang Wajib Ditolak
“Pemilihan
ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatn
penipuan, di samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari
makhluk (manusia) perempuan.”
``Setelah
berhasil menggelar ajang ratu-ratuan, ada Puteri Indonesia dan juga
Miss Indonesia, rupanya orang-orang di balik ajang tersebut ingin
meningkatkan skala penyelenggaraannya. Tak hanya bersifat lokal tapi
internasional.
Mungkin mereka sudah
menghitung kekuatan yang kontra dengan acara buka aurat ini. Makanya
mereka cukup berani. Dan tak tanggung-tanggung, acara itu akan digelar
di Sentul, Kabupaten Bogor yang memiliki motto ‘Tegar Beriman’ dan
dikenal religius.
Ajang ini akan
digelar September nanti. Tapi jauh hari panitia sudah melobi ke sana
ke mari, termasuk sowan ke Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Tampaknya sang gubernur dari partai dakwah ini tak keberatan.
Yang
Justru keberatan adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor
dan ormas Islam yang ada ada disana. Dukungan terhadap penolakan Ini
Juga datang dari ormas Islam yang ada di Kota Bogor. Mereka menilai
ajang Miss World ini penuh kemaksiatan sehingga tidak layak dilaksanakan
di Bogor, di Jawa Barat, bahkan di Indonesia,
Mantan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terkenal sekuler, Daoed Joesoef,
pun menentang keras berbagai kontes kecantikan. Dalam bukunya, Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran (2006), ia menulis:
“Pemilihan
ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatu
penipuan, di samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari
makhluk (manusia) perempuan. Tujuan kegiatan ini adalah tak lain dari
meraup keuntungan berbisnis, bisnis tertentu; perusahaan kosmetika,
pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi
kecantikan yang sekaligus merupakan kelemahan perempuan, insting
primitif dan nafsu elementer laki-laki dan kebutuhan akan uang untuk
bisa hidup mewah.”
Menurut
Daoed Joesoef, wanita yang terjebak ke dalam kontes ratu-ratuan, tidak
menyadari dirinya telah terlena, terbius, tidak menyadari bahaya yang
mengancam dirinya. Itu ibarat perokok atau pemadat yang melupakan
begitu saja nikotin atau candu yang jelas merusak kesehatannya.
“Pendek
kata, kalau di zaman dahulu para penguasa (raja) saling mengirim hadiah
berupa perempuan, zaman sekarang pebisnis yang berkedok lembaga
kecantikan, dengan dukungan pemerintah dan restu publik, mengirim
perempuan pilihan untuk turut ‘meramaikan’ pesta kecantikan perempuan
di forum internasional,” tulisnya.
Daoed
Joesoef benar. Ajang ini sebenarnya adalah ajang bisnis, Miss World
dulunya juga berasal dari acara kontes bikini di Inggris. Perusahaan
bikini yang punya andil besar dalam kontes ini. Kemudian, kontes itu
disiarkan langsung melalui televisi. Ternyata, penontonnya banyak
sehingga bisa mengalahkan acara sepakbola dan Olympiade. Akhirnya,
bisnis ini dikembangkan menjadi bisnis televisi.
Di
Indonesia, Miss World ini dikuasai oleh MNC Grup, perusahaan milik
taipan Hary Tanoesoedibjo. Istri Hary Tanoelah yang punya peran dalam
penyelenggaraan ini. Melalui ajang di Indonesia, MNC akan menjadi
pemegang hak siar yang akan dijual kepada stasiun televisi lain di
dunia. Konon pemirsa Miss World ini mencapai lebih dari 1 milyar
pasang mata. Cara ini sendiri diikuti oleh 132 negara.
Selain
berbau bisnis, kontes-kontesan ini memang mengemban misi politik.
Dalam pelaksanaannya sejak 1951, ada saja maksud di balik
penyelenggaraan ajang ini di sebuah negara tertentu. Hal yang sama
berlaku pada kontes Miss Universe.
Berbahaya
Ajang
Miss World seolah biasa saja.Tapi bila didalami, pemilihan wanita
cantik ini akan menodai citra Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar
di dunia. Dengan penyelenggaraan di Indonesia, bisa jadi tujuannya kian
meliberalkan kaum Muslim dunia. Ibarat kata: Indonesia yang mayoritas
Muslim bisa menerima Miss World, seharusnya negara lain bisa juga.
Ajang
ini juga menjadi arena untuk merusak moral generasi muda Indonesia.
Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada mereka dengan melihat
siaran langsung buka-bukaan aurat ini. Moral mereka akan rusak.
Lebih
dari itu, terlaksananya ajang ini akan membuat dosa bagi rakyat negeri
ini. Jelas-jelas itu kemaksiatan, kenapa tetap dilangsungkan? Terlebih
lagi acara ini akan bisa mendatangkan dosa bagi para pejabat, baik dari
tingkat pusat hingga daerah yang merestui acara ini berlangsung.
Kemaksiatan
itu terjadi karena acara ini bertentangan dengan ajaran Islam. Wanita
diperintahkan menutup aurat, ajang Miss World ini justru mengumbar
aurat. Kontes ini juga mengeksploitasi para wanita.
Miss
World merupakan bagian dari peradaban Barat untuk menjajah negeri
Islam. Bagaimana tidak menjajah jika tujuannya untuk mengeruk
keuntungan dari sana sekaligus merusak penduduknya.
Harus Ditolak
Maka
penolakan terhadap penyelenggaraan ajang Miss World di Sentul oleh kaum
Muslim adalah sebuah keharusan. Sebaliknya pembiaran terhadap ajang
ini dikhawatirkan bisa mendatangkan musibah bagi negeri ini.
Ajang
ini tidak membawa kebaikan, tapi justru banyak mudharatnya. Makanya,
jauh hari sebelum pelaksanaan, kaum Muslim sudah menunjukkan
kepeduliannya untuk menolak kontes wanita lajang ini.
Masih
banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mempromosikan keindahan
Indonesia, tanpa harus mengorbankan kehormatan kaum wanita. Jangan
sampai, ajang ini malah mengokohkan penguasaan kapitalis lokal dan
asing dalam sendi-sendi kehidupan kaum Muslim.
Kembali ke Islam
Hadirnya
berbagai kontes wanita ini tidak lepas dari peradaban Barat yang
menjadikan wanita sebagai komoditas dan perannya hanya dipandang
sebagai pemuas nafsu seksual belaka.
Kondisi
ini tidak akan terjadi manakala Islam diterapkan. Wanita dalam
pandangan Islam harus dilindungi dan dihormati. Mereka memiliki
kemuliaan. Makanya haram hukumnya bagi mereka mempertontonkan auratnya,
apalagi dalam kontes di depan umum dan disiarkan ke seluruh penjuru
dunia pula.
Islam telah memiliki
aturan yang sangat rinci untuk mengatur hubungan laki-laki dan wanita
agar kehidupan ini menjadi tenang dan tentram.
Hanya
saja masalahnya, negara yang menerapkan Islam secara kaffah belum ada.
Padahal keberadaan khilafah inilah akan menjadi tameng bagi kaum wanita
khususnya, dan kaum Muslim umumnya dari perusakan dan serangan musuh
Islam.