|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 8 users |
Total Hari Ini: 63 users |
Total Pengunjung: 6224165 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
PERNAK-PERNIK FITNAH KUMAIL |
Penulis: Pejuang Islam [ 12/10/2016 ] |
|
|
PERNAK-PERNIK FITNAH KUMAIL
(Indonesia Berduka atas Gaza)
Majalah ADIL Edisi 41/III/22 Januari-18 Februari 2009
Di banyak kota di dunia, orang-orang menunjukkan solidaritasnya dengan demonstrasi di jalan-jalan. Mengutuk serangan Israel di Jalur Gaza, yang telah meluluhlantakkan fasilitas umum, pemerintahan, kegamaan, serta menewaskan ribuan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Di Indonesi aksi yang sama juga marak dilakukan. Bahkan sebelum Israel memborbardir Gaza, aksi-aksi memprotes blokade Israel atas Gaza sejak pertengahan Juni 2007, telah intensif pula dilakukan. Pertengahan Desember silam, ratusan orang yang tergabung dalam Voice Of Palestine dan SMIQ (Solidaritas Muslimin Indonesia untuk Al-Quds) di Jakarta, melakukan aksi di Kedutaan Mesir, untuk memaksa Mesir membuka perbatasan Rafah secara permanen.
Pada waktu yang bersamaan, Komite Umat Islam anti-Amerika dan Israel (Kumail) di Jawa Timur—Malang, Jember dan Probolinggo—juga ikut mengutuk blokade rezim zionis di Jalur Gaza. Kumail misalnya dalam aksi itu melempari dengan sepatu foto presiden Bush dan membakarnya di halaman gedung DPRD Jember. Mereka menganggap Bush bertanggungjawab atas blokade jalur Gaza sehingga ribuan anak-anak kelaparan.
Aksi Kumail di Malang pun dipenuhi teriakan “ganyang Amerika dan Israel”. Para demonstran melakukan long march dari Masjid Jamik Kota Malang menuju gedung DPRD. Dalam aksinya mereka membakar bendera Israel sebagai simbol kebencian.
Demonstrasi-demonstrasi keprihatinan atas blokade Gaza awalnya hanya dilakukan terbatas oleh beberapa kelompok Islam saja. Namun, sejak Israel melakukan agresi militer dan menewaskan banyak korban, mulailah aksi-aksi itu meluas di tanah air.
Kalangan mahasiswa, ormas Islam, tokoh-tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, hingga kelompok-kelompok non muslim ikut meneriakkan kecaman atas tragedi kemanusiaan itu.
Di berbagai kampus, baik di pusat dan daerah, unjukrasa dimotori Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan beberapa Badan Eksekutif Mahasiswa lainnya.
Ormas-ormas Islam semisal NU, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Persis, Hizbut Tahrir Indonesia, Front Pembela Islam, Majelis Mujahidin Indonesia, Gerakan Pemuda Ka`bah dan lainnya juga tak ketinggalan ikut menggelar doa bersama, melaksanakan shalat ghaib, mengutuk Israel dan menggalang dana kemanusiaan.
Masyarakat Madani Indonesia yang menghimpun sekitar 100-an tokoh sipil ikut pula meminta PBB segera mengambil langkah menghentikan kebiadaban Israel di Gaza. Tokoh-tokoh itu mendatangi kantor perwakilan PBB, seperti Dien Syamsudin (MUI/PP Muhammadiyah), Prof. Komarudin Hidayat (Rektor UIN), AM Fatwa (MPR), Romo Beny (Perwakilan Katolik), dan lainnya.
Tak hanya kaum muda dan orang tua yang menyuarakan keperihatinan itu. Bahkan anak-anak atau pelajar ikut merasakan kepedihan generasi sebayanya yang terbantai di Gaza. Persis seperti pelajar di sekolah-sekolah di Iran yang membunyikan bel sebagai dukungan kepada ratusan anak-anak Palestina. Di berbagai daerah, ratusan siswa sekolah dari berbagai tingkatan pun ikut melakukan aksi solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Seribuan siswa yang tergabung dalam jaringan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Surakarta misalnya membentangkan kain putih sepanjang 100 meter yang ditulis oleh siswa di depan pintu gerbang Stadion Manahan Solo sebagai bentuk kepedulian atas rakyat Palestina. Mereka juga membawa poster-poster yang bertuliskan, "Stop Perang di Gaza", "Kami Cinta Damai", "Israel Go To Hell", "Bantu Anak-anak Palestina". Malah ada beberapa pelajar SD dan SMP di Aceh sengaja mengurangi uang jajan hariannya untuk disumbangkan kepada anak-anak Palestina.
Berbagai elemen masyarakat hampir di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua, terus menggalang dana untuk membantu bangsa Palestina.
Di Mimika, Papua, masyarakat mengungkapkan kepeduliannya dengan menggalang dana yang mengundang unsur pemerintah daerah, para tokoh agama dan tokoh masyarakat di Mimika, yang dikoordinir Yayasan Hak Azasi Manusia Anti Kekerasan (YAHAMAK) Timika dan Lumbung Informasi Rakyat (LIRA).
Dari kalangan non muslim misalnya, jemaah Gereja Bethel Bandung termasuk pula yang giat melakukan pengumpulan dana. Pimpinan Partai Damai Sejahtera (PDS) Ruyandi Hutasoit bersama sekitar 300 anggota menyerahkan bantuan senilai 1.000 dolar AS dan Rp3 juta untuk rakyat Palestina kepada Dutabesar Palestina untuk Indonesia Fariz Al Mehdawi di Jakarta belum lama ini.
Selain partai seperti PDS, PKS dalam aksinya di Kedutaan Besar AS di Jakarta menargetkan akan mengumpulkan dana hingga Rp2 miliar bagi perjuangan rakyat Palestina.
Sementara itu Prakarsa Persaudaraan Indonesia untuk Palestina (PPIP) yang merupakan wadah lintas agama, partai politik, dan etnis yang peduli dengan nasib rakyat Palestina, dalam malam dana yang digelar di Hotel Arya Duta Jakarta, yang juga dihadiri Wapres Jusuf Kalla, Sabtu (17/1) lalu, berhasil mengumpulkan dana Rp2,1 miliar lebih.
Persis di hari yang sama, Sabtu (17/1) berita menggembirakan tersiar. Relawan “Medical Rescue Commite” (MER-C) Indonesia adalah tim pertama asal Indonesia yang berhasil masuk ke Jalur Gaza melalui gerbang perbatasan Kota Rafah. Setelah menanti hampir dua minggu di Kairo untuk mendapatkan izin masuk.
Dengan demikian, tim kesehatan dan logistik Indonesia dapat segera menyalurkan bantuan medis, makanan dan obat-obatan sesegera mungkin, serta mengkoordinasikan bantuan yang akan dikirim secara berkelanjutam dari masyarakat Indonesia di hari-hari yang akan datang.
Tak Berhenti Untuk Aksi
Sejak pertengahan Desember 2008 hingga pertengahan Januari 2009, ratusan massa yang tergabung Voice of Palestine dan SMIQ terus secara bertahap setiap minggu melakukan unjuk rasa damai di depan Kedubes AS yang dilanjutkan dengan aksi ke Kantor PBB.
Terdengar teriakan-teriakan yang mengecam AS dan Israel. “Mampus Amerika! Mampus Israel! Bebaskan Palestina! Allahu Akbar!”. Peserta aksi juga menunjukkan foto-foto korban Gaza. Massa mengibar-ngibarkan bendera merah putih, bendera Palestina, dan tak ketinggalan bendera Hizbullah Libanon. Poster-poster almarhum Syekh Ahmad Yassin pimpinan Hamas, dan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrullah terlihat diacung-acungkan.
Dalam aksi itu, mereka mendesak kembali Pemerintah Mesir untuk membuka pintu perbatasan Rafah, memboikot produk-produk Israel, mengecam sikap ganda Amerika, meminta agar kantor pusat PBB dipindahkan dari New York, meminta PBB agar menyeret Israel ke pengadilan HAM internasional, mengecam kemandulan PBB yang tak mampu menghentikan agresi Israel, serta meminta solidaritas kalangan jurnalis untuk ikut mewartakan tragedi kemanusiaan terbesar yang kini terjadi di Gaza.
Salah seorang orator aksi, malah mengingatkan bagaimana Israel secara brutal dan membabi-buta menyerang dan menembak kameramen televisi Palestina, Fadal Shana. Upaya Israel ini tak lain untuk membungkam jurnalis internasional agar informasi kekejaman di Gaza tak sampai mendunia.
Dari Magelang, Jawa Tengah, para pekerja pers dan kalangan seniman menyerukan perdamaian untuk Israel-Palestina melalui aksi budaya di kaki Candi Borobudur. Jurnalis dari media cetak, elektronika, maupun online memamerkan foto-foto korban dan kekejaman Israel di Gaza, termasuk foto Fadel Shana. Membentangkan kain putih dengan tulisan "Stop War", dan kain hitam sebagai tanda berkabung. Wisatawan mancanegara ikut larut dalam aksi itu.
Aksi yang sama terus berlanjut ke Malang. Tidak kurang dari tiga ratus kaum muslimin yang tergabung dalam Kumail dan FPI Malang kembali mengecam agresi Israel. Tidak cukup hanya aksi, Kumail juga memasang baliho berisi kecaman atas tragedi kemanusian Gaza di pertigaan Karangjati, perempatan Pandaan, dan perempatan Kasri-By Pass (depan Polsek Pandaan). Untuk mengajak masyarakat mendukung perjuangan rakyat Palestina, dengan tulisan diantaranya “di mana nurani dunia, korban konspirasi dunia internasional”.
Sayang, aksi-aksi yang dilakukan Kumail justru membuat berang salah seorang petinggi MUI Malang. Ketua Komisi Fatwa MUI Malang KH Lutfi Bashori, dalam komentarnya di media, meminta umat Islam mewaspadai demo anti Israel, karena demo itu rawan ditunggangi kepentingan kelompok tertentu. Kelompok tertentu itu menurut Lutfi, bisa membahayakan aqidah umat Islam.
Kumail yang selama ini dianggap cukup intens melakukan aksi itu, merasa tertuduh. Untuk itu, Kumail mengirimkan surat kepada MUI Malang dan mengadukan KH. Lutfi Bashori, yang berupaya memecah-belah umat Islam. Dalam surat itu, Kumail justru mempertanyakan komentar Lutfi. “Bukankah para ulama, sebagai pewaris para Nabi, seharusnya berada di front terdepan untuk membela orang-orang lemah di Palestina,” tulis Kumail.
Komentar ulama semacam Lutfi yang mengatasnamakan MUI Malang, benar-benar menyayat hati, persis ditengah gelombang besar-besaran dukungan rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina. Ironis memang, manakala ulama kita justru ingin mengalihkan isu Palestina pada isu mazhabiah. Padahal isu Palestina bukanlah isu umat Islam semata, tapi isu kemanusiaan, keadilan dan kebebasan umat manusia. iman
http://www.adilnews.com/majalah/41/nusantara/313/indonesia-berduka-atas-gaza
KUMAIL Adukan Kyai Pro Perpecahan Umat di Malang ke MUI
No. : 05/KML/ oi/2009 Lampiran : - Hal : Pengaduan
Kepada Yang Terhormat: Bapak Ketua Majlis Ulama Indonesia, Cab Kabupaten Malang Di tempat Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah.
Di tengah situasi yang menimpa kaum muslimin dan pembantaian warga muslim Palestina di jalur Gaza, setiap muslim yang beriman kepada Allah dan meyakini prinsip penegakan keadilan sebagai filosofi dan tujuan diutusnya para Nabi, sebagaimana firman Allah: لَقَدْ أَرْسلْنَا رُسلَنَا بِالْبَيِّنَتِ وَ أَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَب وَ الْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاس بِالْقِسطِ … “Sungguh Kami telah mengutus para Rasul Kami dengan membawa bukti-bukti dan telah Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca agar supaya manusia menegakkan keadilan” (QS al Hadid 25 ) bahkan setiap insan merdeka dan bebas yang mempunyai kehormatan dan mendengar panggilan nurani akan tersentak dan merasa terguncang menyaksikan kebiadaban gerombolan Zionis yang haus darah yang sampai hari ini telah membantai dan melukai ribuan warga; laki-laki, perempuan dan anak-anak yang tertindas.
Agresi barbarik atas jalur Gaza memperingatkan setiap muslim yang lalai, para petualang dan pencari ‘perdamaian’ dengan rezim Zionis akan bahaya bercokolnya kelompok ‘kafir harbiy’ di jantung negara-negara kaum muslimin dan, pada waktu yang sama, juga membuktikan kebohongan klaim para penguasa Amerika Serikat dan rezim-rezim Barat tentang hak asasi manusia, karena dengan sikap tidak peduli bahkan mendukung pembantaian besar ini mereka telah membuktikan bahwa mereka juga berada di barisan yang sama dengan musuh-musuh rakyat Palestina.
Di hadapan peristiwa yang menimpa umat Islam di Gaza, seseorang hanya dapat mengadukan besarnya tragedi ini kepada Allah yang Maha Perkasa (al Jabbar) dan Maha Pendendam (al Muntaqim) dan memohon dari hadiratNya untuk membalas dan menghukum musuh-musuh karena semua kejahatan yang mereka lakukan atas rakyat Palestina yang tertindas.
Selain mengadu kepada Allah, kita juga mengadukan peristiwa ini kepada para ulama dan ruhaniawan yang merupakan pemuka dan pemimpin sejati bagi kaum muslimin seraya bertanya kepada mereka, bukankah telah tiba saatnya bagi para ulama dan kaum muslimin untuk merasakan adanya ancaman? Bukankah telah tiba saatnya bagi semua untuk melaksanakan kewajiban menyampaikan kebenaran (haq), meski dirasa pahit, di hadapan para penguasa zalim?!
Bukankah para ulama, sebagai pewaris para Nabi, seharusnya berada di front terdepan untuk membela orang-orang lemah di Palestina dan berhadap-hadapan dengan rezim perampas, kafir harbiy dan agresor?! Bukankah Rasulullah (saw) bersabda: “barang siapa mendengar seruan permintaan tolong dari kaum muslimin dan tidak menyahutinya maka ia bukanlah orang muslim”?!
Sungguh tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa duka yang disebabkan oleh bungkamnya sebagian orang yang berpredikat sebagai ulama di hadapan ‘bencana kemanusian’ yang terjadi di Gaza terasa lebih besar dibanding bencana itu sendiri.
Dalam konteks seperti tersebut diatas, sangatlah tidak dapat diterima komentar seorang ustadz yang mengatasnamakan lembaga suci dan terhormat Majlis Ulama Indonesia, Kabupaten Malang yang memperingatkan kaum muslimin akan adanya upaya ‘penyalahgunaan’ kelompok sesat dari situasi dan gelombang gerakan dukungan rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina.
Apakah ustadz tersebut tidak mengerti bahwa isu Palestina bukanlah isu kelompok atau etnis tertentu, Palestina bukan isu orang Arab, bukan isu pengikut mazhab tertentu bahkan ia bukanlah isu umat Islam semata. Palestina adalah isu kemanusiaan, isu keadilan dan isu kebebasan yang merupakan hak bagi setiap insan sebagaimana Allah melahirkannya ke dunia dalam keadaan bebas, sehingga siapa pun tidak boleh merampas kebebasan yang merupakan karunia Tuhan kepada hamba-hambaNya.
Aksi protes dan demo yang pada hari-hari ini dilakukan di seluruh penjuru dunia dari Karakas dan Buenos Aires hingga New York, London, Paris, Wina, New Delhi, Manila, Melbourne dan bahkan oleh kelompok-kelompok Yahudi anti-Zionis di beberapa kota dunia, tentu disamping ibu kota-ibu kota negara kaum muslimin, seluruhnya menunjukkan bahwa isu keadilan bagi rakyat Palestina adalah isu milik setiap insan yang memiliki nurani.
Kenapa ustadz hanya bisa berbicara lantang seputar isu-isu khilafiyah antar mazhab dan seakan bisu seribu bahasa di hadapan kejahatan yang terjadi di dunia Islam?! Bukankah kaum muslimin yang kini tengah dibantai oleh pasukan Zionis di Gaza adalah dari pengikut mazhab yang sama dengan ustadz? Bukankah Hamas, Jihad Islam dan kelompok-kelompok perlawanan (muqawamah) lainnya yang dengan gagah berani menghadapi agresi Israel juga mengucapkan syahdatain dan pengikut setia para khalifah yang telah membebaskan tanah suci Palestina?!
Saya menantang ustadz untuk mengungkap motivasi yang sebenarnya di balik pernyataan tentang penyalahgunaan ‘kelompok sesat’ dari situasi dan aksi-aksi dukungan kepada perjuangan rakyat Palestina. Kenapa ustadz tidak punya cukup keberanian untuk menyatakan apa yang ustadz anggap sebagai kebenaran dan kenapa harus mencari-cari dan memberikan justifikasi terhadap prilaku yang jelas-jelas tidak peduli terhadap apa yang tengah dialami oleh umat Islam di Palestina? Bukankah ‘kelompok sesat’ yang sebenarnya adalah mereka yang meninggalkan jihad fi sabilillah dengan semua cara, termasuk jihad dengan harta dan dengan lisan, untuk membela sesama muslim yang tengah dizalimi gerombolan Zionis dan para pendukungnya?!
Alhamdulillah, dalam pernyataan yang dimuat di harian Radar Malang Jawa Pos, tanggal 3 Januari 2009 ustadz masih ingat bahwa umat Islam di Palestina perlu kita do’akan.
Namun, dengan semua penghormatan saya kepada setiap yang menyandang predikat ustadz, saya meminta maaf karena harus mengatakan, betapa naifnya ajakan untuk berdo’a tanpa diiringi dengan dukungan yang lebih nyata kepada rakyat Palestina yang tertindas yang tengah dibombardir oleh jet-jet tempur dan dihujani meriam yang ditembakkan dari laut dan darat oleh tentara Zionis yang rasist dan yang jiwanya dipenuhi dengan kebencian kepada kaum muslimin. Kapan Rasulullah saw pernah mengajarkan do’a tanpa perjuangan, apalagi do’a yang diiringi dengan komentar dan ajakan yang bersifat memecah belah barisan umat?
Selaku anggota masyarakat muslim Indonesia, saya mengadukan masalah ini kepada lembaga MUI dengan harapan bahwa Pimpinan dan segenap ulama al kiram yang duduk di lembaga terhormat ini berkenan memaafkan semua kelancangan saya karena sesungguhnya saya tidak memliki tujuan lain kecuali keinginan untuk melaksanakan kewajiban saling memesankan kepada kebenaran (at tawashi bil haq).
Saya juga mendo’akan ustadz yang saya maksud agar segera kembali ke jalan yang lurus, yakni jalan persaudaraan kemanusiaan, kalau bukan persaudaraan keagamaan.
Menurut saya, wujud kebenaran sungguh lebih besar untuk dapat kita cakup seluruhnya, sebagaimana wujud kita sungguh lebih kecil untuk dapat mencakup seluruh kebenaran.
Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Malang, 8 Januari 2009
Hormat Kami
Koordinator KUMAIL Wilayah Malang Raya (Bambang Joe)
Tembusan disampaikan kepada: - Yang terhormat Bapak Ketua Majlis Ulama Indonesia, Kantor Pusat - Yang Terhormat Bapak Kepala Polisi Wilayah Malang - Yang Terhormat Pimpinan Redaksi Radar Malang, Jawa Pos
http://muhsinlabib.wordpress.com /
Sabtu, 29 Oktober 2005 02:23:35
Warga Syiah Demo Konjen AS
Surabaya Post,
Sekitar 500 pengikut Syiah yang menamakan diri Komite Umat Islam Anti Amerika dan Israil (KUMAIL) menggelar aksi di depan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Jumat siang (28/10).
Aksi itu dilakukan guna memperingati Yaumul Quds sedunia, yakni hari solidaritas untuk Palestina yang dilaksanakan setiap Jumat terakhir bulan Ramadhan. Aksi tidak hanya melibatkan kalangan pemuda dan orang tua, tetapi juga ibu-ibu dan anak-anak. Mereka mengenakan atribut hitam-hitam dengan ikat kepala bertuliskan Quds is Ours.
Pengunjukrasa membawa poster-poster dan selebaran bernada hujatan terhadap Israel dan AS. "Down with Amerika. Down with Israil. Palestine Yes, Israel No," demikian bunyi sejumlah poster yang mereka bawa.
Saat ratusan massa berunjukrasa, sekelompok kecil massa yang lainnya datang terpisah. Kelompok ini sama-sama mengecam Israel dan AS. Mereka membawa poster besar bergambar pemimpin spiritual umat Syiah, Imam Khomaeni. Dengan diiringi drum band, mereka berorasi dan membaca puisi mengutuk pendudukan Israel yang didukung AS terhadap wilayah Palestina.
Aksi itu sendiri berjalan tertib, namun aparat keamanan tetap melakukan penjagaan. Petugas terpaksa menutup satu jalur Jalan Dr Soetomo di depan Konjen AS. Aparat pun kemudian melakukan pagar betis menghalangi laju demonstran.pop http://www.indomedia.com/bpost/102005/29/nusantara/nusa6.htm
Ulama Indonesia Diminta Haramkan Produk AS dan Israel
Rabu, 07 Januari 2009 | 15:30 WIB
TEMPO Interaktif, Malang:Tiga ratusan umat Islam yang tergabung dalam Komite Umat Islam Anti-Amerika dan Israel (Kumail) dan Front Pembela Islam Malang berunjuk rasa mengutuk agresi Israel ke Palestina. Unjuk rasa dipusatkan di depan kantor parlemen setempat, Rabu (7/1).
Massa pendemo juga mendesak Pemerintah Mesir untuk segera membuka pintu perbatasan kedua negara di Rafah, sekaligus menunaikan kewajiban keagamaan dan kemanusiaan terhadap rakyat Palestina, juga mengakhiri persekongkolan Mesir dengan pemerintah Zionis Israel.
“Amerika Serikat dan Eropa harus ikut bertanggung jawab atas tragedi pembantaian atas penduduk Palestina di Gaza. Kami juga mengecam kebungkaman pemimpin negara-negara Arab. Kami menuntut OKI (Organisasi Konferensi Islam) harus bersatu menghentikan kejahatan HAM (Hak Asasi Manusia) Israel atas rakyat Palestina,” kata Bambang, juru bicara Kumail, Rabu (7/1).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Ahli Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam Anis Shihab menegaskan siap merekrut sukarelawan jihad atau mujahid sebanyak-banyaknya untuk segera dikirim ke Palestina. Ia mengklaim sudah puluhan orang Malang yang mendaftar. “Di seluruh Jawa Timur sudah ratusan orang yang mendaftarkan diri pada kami,” kata Anis. (ABDI PURMONO)
TANGGAPAN UNTUK PEMBERITAAN PADA MAJALAH ADIL, EDISI 41/III/ 22 JANUARI-18 PEBRUARI 2009
Berjudul:
“Indonesia Berduka atas Gaza”, halaman 42-43)
Kutipan:
1. “Kumail yang selama ini dianggap cukup intens melakukan aksi itu, merasa tertuduh. Untuk itu, Kumail mengirimkan surat kepada MUI Malang dan mengadukan KH. Lutfi Bashori, yang berupaya memecah-belah umat Islam.”
Tanggapan:
Sebelum saya memberikan tanggapan terhadap beberapa poin pemberitaan Kumail, yang menjadi pertanyaan saya, kenapa tiba-tiba Kumail yang merasa sebagai tertuduh dengan komentar saya di Radar Malang? Padahal dalam pemberitaan itu tidak tertulis kata Kumail sama sekali.
Jika Kumail merasa sebagai tertuduh, ada apa sebenarnya dengan Kumail? Hal itu semakin menguatkan indikasi saya bahwa ada kelompok tertentu yang memanfaatkan situasi, dan kelompok tersebut berpotensi membahayakan aqidah umat Islam.
Berdasarkan data yang saya miliki, yakni edisi online Surabaya Post, Sabtu, 29 Oktober 2005, berjudul “Warga Syiah Demo Konjen AS” (terlampir), telah dirilis, di antaranya kalimat, “Sekitar 500 pengikut Syiah yang menamakan diri Komite Umat Islam Anti Amerika dan Israil (KUMAIL) menggelar aksi di depan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Jumat siang (28/10).” Pada paragraf berikutnya, disebutkan, “Saat ratusan massa berunjukrasa, sekelompok kecil massa yang lainnya datang terpisah. Kelompok ini sama-sama mengecam Israel dan AS. Mereka membawa poster besar bergambar pemimpin spiritual umat Syiah, Imam Khomaeni.” Selain itu sebagai tambahan informasi, dari namanya, yakni “KUMAIL”, itu sudah mengindikasikan bahwa perkumpulan ini berafiliasi pada Syi’ah Imamiyah Iraniyah Khomeiniyah. Seperti istilah “tahlil” dan “istighatsah” yang identik dengan ritual warga Nahdhatul Ulama (NU), maka nama “Kumail” sangat identik dengan sebuah doa yang menjadi ciri khas aliran Syi’ah, (=doa Kumail). Apabila Kumail mengadukan saya pada MUI dan menuduh saya telah memecah belah umat, maka akan saya kutip di sini fatwa MUI (yang disebut Bambang Joe, Koordinator KUMAIL Wilayah Malang Raya, sebagai lembaga suci dan terhormat), dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984, yang merekomendasikan tentang faham Syi’ah, salah satunya adalah sebagai berikut: “Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara SYi’ah dan ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “imamah” (pemerintahan), Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.” Majalah ADIL telah beropini dengan mengatakan bahwa saya telah berupaya memecah-belah umat Islam. Padahal, dalam pemberitaan wartawan seharusnya memberitakan fakta, bukan opini pribadi. Hal itu sangat dilarang, terlebih bila opini tersebut mengandung tuduhan dan melecehkan seseorang. Opini bahwa saya telah berupaya memecah belah umat Islam inilah yang rupanya ingin dikembangkan oleh Majalah ADIL. Terbukti, dalam blog salah seorang sidang redaksinya, yakni Muhsin Labib (http://muhsinlabib.wordpress.com), saat merilis surat pengaduan Kumail atas diri saya, ia menulis judul “KUMAIL Adukan Kyai Pro Perpecahan Umat di Malang ke MUI”. Kutipan:2. Komentar ulama semacam Lutfi yang mengatasnamakan MUI Malang, benar-benar menyayat hati, persis di tengah gelombang besar-besaran dukungan rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina. Tanggapan:Perlu saya tegaskan di sini, bahwa saya dalam mengeluarkan pernyataan, adalah mengatasnamakan pribadi, bukan atas nama MUI Malang, jika kemudian oleh wartawan jurnalis mengidentifikasi sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI Kab. Malang, maka hal itu bukanlah kehendak saya. Dalam hal ini, Majalah ADIL, hanya mengutip pendapat saya dalam Radar Malang, Sabtu 3 Januari 2009, bukan hasil wawancara dengan saya secara langsung. Memang ADIL melalui kontributornya di Malang, Heri, telah mewawancarai saya setelah komentar saya dimuat di Radar Malang, namun dalam pemberitaan di Majalah ADIL tersebut, tidak ada satupun kalimat hasil wawancara saya dengan kontributor tersebut yang dimuat. Kutipan:3. Ironis memang, manakala ulama kita justru ingin mengalihkan isu Palestina pada isu mazhabiah. Padahal isu Palestina bukanlah isu umat Islam semata, tapi isu kemanusiaan, keadilan dan kebebasan umat manusia. Tanggapan:
Kenyataan di lapangan, bahwa dalam setiap aksi demo yang digelar oleh KUMAIL, mereka menggelindingkan isu madzhabiah, karena KUMAIL menyebarkan atribut dan simbul-simbul aliran Syi’ah Imamiyah Iraniyah, seperti membagikan foto Khomeini yang disertai 16 poin wasiatnya, hal ini senada dengan berita yang dimuat oleh online Surabaya post (sabtu 29 Oktober 2005), yang menjelaskan bahwa demo KUMAIL adalah demo Syi’ah. Dengan demikian, justru ADIL -lah yang mengalihkan isu, bahwa nasihat saya pada umat agar waspada terhadap kelompok yang dapat membahayakan akidah umat Islam, dibelokkan dan dipelintir seolah-olah saya mengalihkan isu Palestina pada isu madzhabiah, bahwa saya bukan ulama yang “seharusnya berada di front terdepan untuk membela orang-orang lemah di Palestina”, dan bahwa pernyataan saya “benar-benar menyayat hati, persis ditengah gelombang besar-besaran dukungan rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina”, sebagaimana termaktub dalam pemberitaan Majalah ADIL tersebut. Melalui beberapa fakta tersebut, ADIL dan Kumail telah menggiring opini publik yang salah dan sesat terhadap diri saya. Pemberitaan Majalah ADIL telah berupaya membentuk opini publik (opinion public), bahwa saya tidak ikut dalam barisan yang mengecam agresi Israel dan malah justru berupaya memecah-belah umat Islam. Selain itu, Majalah ADIL tidak cover both side dalam pemberitaan tersebut. Saya selaku tertuduh, tidak diwawancarai. Memang seperti telah saya sebutkan di atas, ADIL telah mewawancarai saya, namun tidak ada satu kalimat pun dari hasil wawancara dengan saya yang dimuat dalam pemberitaan tersebut. Hal ini sungguh bertentangan dengan semangat jurnalistik yang bertanggungjawab, sebagaimana kita ketahui dalam Kode Etik Wartawan Indonesia, dalam buku “Politik Hukum Pers Indonesia yang ditulis oleh Wikrama Iryans Abidin,Penerbit Grasindo 2005 pada lampiran VII: halaman 193 sebagaiberikut: 1. Wartawan Indonesia menghomati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar. 2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas sebagai sumber berita. 3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tidak bersalah, tidak mencampuradukkan fakta dengan opini, berimbang serta selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat. 4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila. 5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi. 6. Wartawan Indonesia memiliki Hak Tolak menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan. 7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab. Perlu diingat kembali, bahwa kalangan awam, jarang yang memahami jika nama KUMAIL adalah nama sebuah doa yang menjadi ciri khas aliran Syi’ah, yang ajarannya perlu diwaspadai oleh umat Islam Indonesia yang mayoritas bermadzhab Ahlussunnah wal Jamaah, sebagaimana yang dicontohkan dalam Fatwa MUI th 1984 tersebut di atas, sekalipun aliran Syiah ini mengatasnamakan dengan dengan istilah-istilah kiasan seperti KUMAIL (Komite Umat Anti Amerika dan Israel). Bumi Indonesia adalah bumi Ahlussunnah wal jamaah, maka sangat layak dan sudah pada tempatnya jika para ulama negeri ini, mengingatkan dan menghimbau umat Islam, agar tidak terpedaya oleh jargon-jargon aliran Syiah. Bahkan dalam Mu`tamar Islam Internasional yang digelar Univ.Al-Azhar dan Univ.Qathar di Dhoha - Qathar tgl.22 Jan 2007, yang dihadiri Ulama dari berbagai Madzhab dan Negara, menghasilkan 10 butir kesepakatan. Pada poin ke 7 : Semua Pemimpin dan Ulama dari semua madzhab wajib memelihara norma-norma interaksi dengan pihak lain, dan tidak mengizinkan penyebaran SYI`AH di negeri-negeri SUNNI, atau sebaliknya, untuk menghindarkan kekacauan. Kesimpulan:Dengan adanya peberitaan majalah ADIL, edisi 41 / III / 22 Januari – 18 Februari 2009, saya merasakan bahwa nama baik saya telah dicemarkan, baik oleh MAJALAH ADIL, KUMAIL (Koordinator KUMAIL Wilayah Malang Raya, Bambang Joe dan MUHSIN LABIB pemilik http: //muhsinlabib.wordpress.com. RAPAT TERBATASMAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) KABUPATEN MALANGSelasa, 17 Pebruari 2009 Di Kantor Depag Kabupaten Malang Tanggapan atas surat pengaduan KUMAIL (Komite Umat Islam Anti Amerika-Israel) kepada Majelis Ulama Indonesia, Kabupaten MalangKepada Yth. Ketua MUI Kabupaten Malang di tempat Assalamu ‘alaikum Wr. Wb. Bismillahir rahmanir rahim. Setelah membaca surat pengaduan kepada Ketua MUI Kab. Malang, yang datangnya dari KUMAIL, maka perlu kiranya saya memberi keterangan, agar semuanya menjadi jelas, dan dapat dijadikan kemakluman bersama. Untuk itu perlu kiranya saya sampaikan beberapa hal yang saya anggap penting, sebagai berikut: Kutipan pengaduan:“Dalam kontek seperti tersebut diatas, sangatlah tidak dapat diterima komentar seorang ustadz yang mengatasmanakan lembaga suci dan terhormat Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Malang, yang memperingatkan kaum muslimin akan adanya upaya ‘penyalahgunaan’ kelompok sesat dari situasi dan gelombang gerakan dukungan rakyat Indonesia kepada rakyat Pelestina”. Tanggapan saya:Sebelum saya memberikan tanggapan terhadap beberapa poin dari pengaduan Kumail, yang menjadi pertanyaan saya adalah, mengapa tiba-tiba Kumail harus merasa sebagai tertuduh dengan komentar saya di Radar Malang? Padahal dalam pemberitaan itu tidak tertulis kata KUMAIL sama sekali. Jika Kumail merasa sebagai tertuduh, maka ada apa sebenarnya dengan Kumail? Hal itu semakin menguatkan indikasi bahwa memang benar adanya kelompok tertentu yang memanfaatkan situasi demo anti Amerika-Israel, dan kelompok tersebut berpotensi membahayakan aqidah umat Islam. Berdasarkan data yang saya miliki, yakni edisi online Surabaya Post, Sabtu, 29 Oktober 2005, berjudul “Warga Syiah Demo Konjen AS” telah dirilis, diantaranya kalimat: “Sekitar 500 pengikut Syiah yang menamakan diri Komite Umat Islam Anti Amerika dan Israil (KUMAIL) menggelar aksi di depan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Jumat siang (28/10).”Pada paragraf berikutnya, disebutkan, “Saat ratusan massa berunjukrasa, sekelompok kecil massa yang lainnya datang terpisah. Kelompok ini sama-sama mengecam Israel dan AS. Mereka membawa poster besar bergambar pemimpin spiritual umat Syiah, Imam Khomeini.”Selain itu sebagai tambahan informasi, dari namanya, yakni “KUMAIL”, itu sudah mengindikasikan bahwa perkumpulan ini berafiliasi kepada aliran Syi’ah Imamiyah Iraniyah Khomeiniyah. Seperti halnya istilah “tahlil” dan “istighatsah” yang identik dengan amalan warga Nahdhatul Ulama (NU), maka nama “Kumail” sangat identik dengan sebuah doa yang menjadi ciri khas aliran Syi’ah, (=doa Kumail).Apabila Kumail mengadukan saya pada MUI dan menuduh saya telah memecah belah umat, maka akan saya kutip di sini fatwa MUI (yang disebut Bambang Joe, Koordinator KUMAIL Wilayah Malang Raya, sebagai lembaga suci dan terhormat), dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984, MUI Pusat merekomendasikan tentang faham Syi’ah, yang salah satu poin-nya adalah sebagai berikut:“Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “imamah” (pemerintahan), Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah. ”Perlu saya tegaskan di sini, bahwa saat saya mengeluarkan pernyataan terhadap maraknya demo anti Amerika-Israel, adalah mengatasnamakan sebagai aktifis muslim dan pengasuh pesantren, bukan atas nama MUI Kab Malang, terlebih wawancara Radar dengan saya tersebut dilakukan per-telephon, saat saya berada di pesantren Ribath Almurtadla yang saya dirikan. Hal semacam ini sering saya lakukan di beberapa tempat dalam permasalah yang berbeda. Jika kemudian wartawan mengidentifikaskan saya sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI Kabupaten Malang, maka hal itu bukan atas kehendak saya.Sedangkan KUMAIL dalam pengaduannya, hanya mengutip pendapat saya dari Radar Malang, Sabtu 3 Januari 2009, bukan bertanya atau berklarifikasi secara langsung kepada saya. Padahal masih ada pesan-pesan saya yang tidak dimuat oleh Radar Malang, seperti himbauan saya, agar demo-demo tersebut dilaksanakan secara legal, bertanggungjawab dan tidak disertai tindakan anarkis,Kutipan pengaduan:“Apakah ustadz tersebut tidak mengerti bahwa isu Palestina bukanlah isu kelompok atau etnis tertentu, Palestina bukan isu orang Arab, bukan isu pengikut mazhab tertentu bahkan ia bukanlah isu umat Islam semata. Palestina adalah isu kemanusiaan, isu keadilan dan isu kebebasan yang merupakan hak bagi setiap insan sebagaimana Allah melahirkannya ke dunia dalam keadaan bebas, sehingga siapa pun tidak boleh merampas kebebasan yang merupakan karunia Tuhan kepada hamba-hambaNya.”Tanggapan saya :Kenyataan di lapangan, bahwa dalam setiap aksi demo yang digelar oleh KUMAIL, justru KUMAIL menggelindingkan isu madzhabiah, karena KUMAIL menyebarkan atribut dan simbul-simbul aliran Syi’ah Imamiyah Iraniyah, seperti membagikan foto Khomeini yang disertai 16 poin wasiatnya, hal ini senada dengan berita yang dimuat oleh online Surabaya post (sabtu 29 Oktober 2005), yang menjelaskan bahwa demo KUMAIL adalah demo Syi’ah. Perlu diingat kembali, bahwa kalangan awam, jarang yang mengetahui, jika nama KUMAIL adalah nama sebuah doa yang menjadi ciri khas aliran Syi’ah. Sedangkan ajaran Syi’ah perlu diwaspadai oleh umat Islam Indonesia yang mayoritas bermadzhab Ahlussunnah wal Jamaah Bahkan dalam Mu`tamar Islam Internasional yang digelar Univ.Al-Azhar dan Univ.Qathar di Dhoha - Qathar tgl.22 Jan 2007, yang dihadiri Ulama dari berbagai Madzhab dan Negara, menghasilkan 10 butir kesepakatan. Pada poin ke 7 : Semua Pemimpin dan Ulama dari semua madzhab wajib memelihara norma-norma interaksi dengan pihak lain, dan tidak mengizinkan penyebaran SYI`AH di negeri-negeri SUNNI, atau sebaliknya, untuk menghindarkan kekacauan. Karena Indonesia adalah bumi Ahlus sunnah wal jamaah, maka sangat layak dan sudah pada tempatnya jika para ulama negeri ini, selalu mengingatkan dan menghimbau kepada umat Islam, dalam situasi apapun, agar tidak terpedaya oleh penyebaran Syiah, sekalipun hanyalah penyebaran jargon-jargon aliran Syiah, hal ini sesuai yang dicontohkan dalam Fatwa MUI th 1984 sebagaimana tersebut di atas.Sebenarnya masih banyak alenia dalam surat pengaduan yang dapat saya tanggapi baik secara Ilmiyah maupun realita yang terjadi di lapangan. Namun kurang-bijaklah jika saya memperpanjang masalah yang sudah menjadi kemakluman bersama bagi seluruh anggota pengurus MUI di semua jajaran, bahwa aliran Syiah Imamiyah adalah aliran sesat yang perkembangannya di Indonesia perlu diwaspadai.Demikianlah surat tanggapan saya, sekaligus sebagai klarifikasi saya kepada lembaga Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Malang. Jika ada hal-hal yang kurang berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.Wassalam (LUTHFI BASHORI)
|
1. |
Pengirim: Salim - Kota: Kudus
Tanggal: 30/3/2009 |
|
Masyaallah, Pejuang Islam amat jeli membaca permasalahan yang berkembang di masyarakat. Memang ulama harus bangkit dalam menghadapi aliran sesat, lebih2 syiah yang pandai bertaqiyah. Baarakallah fiik. Teruskan perjuangan...! |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jazaakumullah kher. Mari kita pertahankan bumi Indonesia sebagai bumi Ahlussunnah wal jamaah. Kalau ada aliran sesat muncul di sekitar kita yaa 'ganyang' saja sebelum virus rabiesnya menjalar kepada warga sekitar kampung kita. mohon kunjungi terus situs kami. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pengirim: antizinosme - Kota:
Tanggal: 6/4/2009 |
|
Waduh, tanggapan pemilik blog/situs ini sama sekali kabur dan tidak pada substansinya. Terkesan tidak intelek, berputar-putar, dangkal, dan sangat apologetik. Bahkan sangat provokatif. Coba Anda lebih cerdas menanggapi kecaman dan keberatan ADIL dkk. (Maaf kalo tanggapan saya ini tidak dimuat, berarti benar sudah anggapan saya tentang sdr. Lutfi...) |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Salamun ‘ala man iitaba’al huda.
(1). Jika anda termasuk dari kalangan umat Islan yang baik dan benar, bukan dari komunitas umat Syiah, seharusnya anda menyebutkan identitas nama dan kota secara jelas dan jujur. Karena agama Islam mengajarkan hal-hal yang jelas, jujur, dan gentle. seperti yang dilakukan oleh para pengunjung yang lainnya. Karena mereka adalah komunitas yang terhormat. Mereka telah mencontoh akhlaq para sahabat Nabi SAW, khususnya Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Utsman, Sayyidina Ali RA. Yang mana ke empat orang ini adalah para pemuka Islam yang gentle dan jujur, serta Imam bagi seluruh umat Islam.
Coba baca artikel kami berjudul: Figur Nabi Itu, Lembut atau Keras ? (kolom Teriakan Pejuang).
Jadi sangat berbeda antara agama Islam yang mengajarkan kejujuran dengan ajaran Syiah Khomeiniyah yang mengajarkan ilmu taqiyyah (penyembunyian diri), sebagaimana taqiyyah ini disebutkan dalam ALKAAFI, kitab rujukan utama Syiah Imamiyah Khomeiniyah, karangan Alkulaini pada juz 1 hal 222, bab Al-kitmaan (Penyembunyian) : (dari) Ali bin dari ayahnya darai ibnu Abi Umair dari Yunus bin Ammar dari Sulaiman bin Khalid berkata: Bahwa Abu Abdillah AS berkata: Wahai Sulaiman, sesungguhnya kalian ini berada pada ‘diinin’ (agama Syiah), yang mana barangsiapa yang menyembunyikan (segala sesuatu)-nya maka Allah akan mengangkat derajat orang itu, dan barang siapa menerangkannya
/menyebutnya
/menjelaskannya (kepada umat) maka Allah akan menjatuhkan derajat orang itu.
Masih banyak ajaran Syiah tentang kewajiban penganutnya untuk menyembunyikan diri, seperti yang tertera pada kitab ALKAAFI juz 2 hal 217 yang ringkasnya : Alhasanatu attaqiyyah, wassayyiatu al-idzaa’ah (Kebaikan itu adalah penyembunyian diri / mengatakan sesuatu yang bukan semestinya, sedangkan kejahatan itu adalah berterus terang /mengatakan apa adanya dalam segala hal).
Padahal, agama Islam mengajarkan yang sebaliknya, bahwa perbuatan menipu dengan cara mengatakan sesuatu yang bukan semestinya adalah haram.
(2). Memang berbeda antara ajaran Islam dengan ajaran Syiah Imamiyah Khomeiniyah. Karena agama Islam mempunyai cara pandang yang berbeda dengan ajaran Syiah, maka tentunya penganut Islampun mempunyai cara pandang yang berbeda dengan penganut Syiah. Seperti juga penganut agama Islam mempunyai cara pandang yang berbeda dengan penganut agama Kristen dalam banyak hal.
Demikian juga kami sebagai bagaian dari umat Islam, mempunyai cara pandang yang berbeda dengan anda yang masih bertaqiyyah dalam menyikapi Majalah Adil milik warga minoritas Syiah itu, maupun menyikapi keberadaan KUMAIL sebagai salah satu wadah perkumpulan warga minoritas aliran Syiah.
Jika umat Islam memandang suatu masalah itu baik, sudah barang tentu penganut Syiah akan mengatakannya jelek, dan sebaliknya. Hal ini karena Islam dan Syiah adalah dua kubu yang sangat berbeda. Jadi tidak akan dapat bertemu dalam satu titik manapun.
Seperti yang terjadi antara Nabi Muhammad SAW, Nabinya umat Islam, dengan Abu Lahab, musuhnya umat Islam, pasti kedua belah pihak tidak akan pernah bertemu dalam satu titik manapun. Ilustrasi saat Nabi SAW mempunyai pandangan yang baik dalam mendakwahi kaum Quraisy, setelah mendapat perintah dari Allah, maka Nabi SAW mengumpulkan warga kota Makkah di satu lembah, lantas beliau menyampaikan wahyu Allah, ternyata pandangan Nabi yang baik ini, sangat berbeda dengan pandangan Abu Lahab dan koleganya.
Maka sejak itulah Abu Lahab secara habis-habisan memusuhi Nabi SAW dan para Shahabat sebagai orang-orang yang masuk Islam secara langsung kepada Nabi SAW, mereka menerima kebenaran ajaran Islam secara mutlaq. Penerimaan ini dimotori oleh Sy. Abu Bakar, Sy. Umar, Sy. Utsman, Sy. Ali hingga sampai kepada seluruh umat Islam. Menerima dakwah Nabi SAW, yang dilanjutkan oleh para shahabatnya, yaitu orang-orang yang masuk Islam dengan berbaiat kepada Nabi SAW secara langsung. Yang mana julukan para dai di awal kurun tersebarnya Islam ini sebagai SHAHABAT NABI, tiada lain keluar dari lisan Nabi SAW sendiri. Khusus pada status ke-shahabat-an Sy. Abu Bakar, justru Allahlah yang menganugerahkannya, sesuai firman-Nya : idz yaquulu li shaahibihi laa tahzan (talkala dia (Muhammad) mengatakan kepada SHAHABAT-nya (Abu Bakar), janganlah engkau bersedih !).
Figur Nabi SAW dan para SHAHABAT ini, ternyata dianggap Musuh Besar oleh Abu Lahab dan para koleganya.
Nah… yang patut dipertanyakan, adalah keyakinan penganut Syiah Imamiyah ? terhadap para shahabat Nabi SAW ini, sebagaimana yang disebut dalam kitab ALKAAFI juz 8 hal 245, yang ringkasnya : kaanan naasu ahla riddatin ba’dan nabiyyi SAW illa tsalatah…dst. Artinya (konon semua orang /dari kalangan para shahabat itu, telah murtad (kafi) setelah Nabi wafat, kecuali tiga orang… (yaitu Migdad bin Al-aswad, Abu Dzar Alghifari, dan Salman Alfarisi).
Adapun maksud keyakinan penganut syiah ini artinya, bahwa semua para shahabat Nabi, mulai dari Khalifah pertama, Abu Bakar - kedua, Umar – ketiga, Umar dan seterusnya sampai para tabi’in, dan ulama serta seluruh umat Islam yang mengakui krebilitas para shahabat sebagai penerus perjuangan Nabi Muhammad, dihukumi murtad dan kafir oleh komunitas KUMAIL, ADIL, BLOG MUHSIN LABIB sebagai penganut Syiah Imamiyah. Na’udzu billahi min dzalik !
(3). Yaa memang akan selamanya berbeda dalam segala hal, termasuk cara pandang kami khususnya Komunitas Pejuang Islam dengan komunitas KUMAIL. Jadi, penilaian mengenai JELAS-TIDAKnya tanggapan kami terhadap Majalah Adil dan KUMAIL, yaa ... tergantung penilaian para pengunjung dari kalangan umat Islam lah..!!
Sebaiknya anda baca kolom Book Collection berjudul Islam vs Syiah. Selamat membaca !
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Pengirim: Zein bin Abdullah Baabud - Kota: Lawang Malang
Tanggal: 7/4/2009 |
|
Memang Tidak ada salahnya KUMAIL melakukan demo anti Zionisme dan Amerika tetapi jangan sekali-kali untuk menyebarkan ajaran Syiahnya tatkala demo , semisal menyebar foto tokoh Syiah dsb, karena sesuai dengan konfrensi ulama dunia di Doha bahwa orang Syiah dilarang menyebarkan fahamnya di negara sunni dan begitu pula orang sunni dilarang menyebarkan ajaranya di Negara Syiah. berhubung Indonesia adalah Negara Sunni maka Syiah dilarang menyebarkan ajarannya di indonesia. jadi tidak ada salahnya Ustadz Luthfi mengatakan bahwa ummat Islam harus waspada, bahwa demo anti Israel ini ditunggangi oleh kelompok tertentu dengan maksud tertentu. karena nyatanya memang KUMAIL sebagaimana yang ada pada berita Surabaya Post, KUMAILtelah berusaha mengajak ummat untuk mengenal ajaran mereka dan pastinya akan mengajak ummat untuk masuk ajaran mereka. Bravo Pejuang Islam !! |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jazakumullah khairan ya habib atas responnya. Para habaib yang pertama kali menyebarkan Islam di Indonesia memang asli bermadzhab Sunny Syafii. Pejuang Islam hanyalah berusaha ikut melestarikan ajaran anak cucu Rasulullah SAW ini. Karena itu, motto halaman utama Pejuang Islam adalah : Melestarikan Kemurnian Ahlussunnah wal Jamaah. Semoga para habaib Indonesia selamanya tetap mempertahankan Sunny Syafii. Amiin ... !! Jika ada yang ingin merobah aqidahnya, ya pindah saja ke negeri lain yang sesuai dengan hasrat nafsunya. |
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Pengirim: ridwan - Kota: probolinggo
Tanggal: 8/4/2009 |
|
Terus menurut anda -yg menyebut dirinya sbg antizionisme-, bagaimana seharusnya tanggapannya -tentunya menurut pandangan anda- yang sama sekali tidak kabur dan pada substansinya. Terkesan intelek, tidak berputar-putar, tidak dangkal, dan tidak apologetic, & tidak provokatif. Serta bagaimana supaya lebih cerdas menanggapi kecaman dan keberatan ADIL. Terus apa dasar yang dijadikan pertimbangan anda untuk kemudian menganggap tulisan Yai Luthfi dipandang tercela itu apa?
alQur’an kah, hadits kah, ijma’ kah, qiyas kah; atau hanya pikiran cupet anda saja yg tidak bisa menghargai tulisan dan semua perjuangan para pejuang islam dalam usaha mulianya mengcounter syi’i?
jika anda merasa kebakaran jenggot & tidak berterima dengan tulisan Yai Luthfi, silahkan anda mengunjungi PP. Ribath alMurtadla, biar nte tau dan tidak menyebarkan syubhat diBlog ini, InsyaAllah nte akan diperlakukan sebagai tamu –atau bisa dibilang santri-. Wah sepertinya para pejuang islam butuh suntikan support untuk senantiasa membarengi semangat mereka mengahdapi aliran sesat. Ada JIL, Syi’ah, bahkan masih Salafy/Wahaby lagi, wah.. jazakallahu khairan katsiran..
|
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jazakallah kher atas respon Akhi. Alhamdulillah, Ribath Almurtadla terbuka untuk siapa saja yang datang dengan baik-baik. Kontributor majalah Adil, Heri, juga pernah datang ke markaz Pejuang Islam, Ribath Almurtadla, maka kami terima dengan baik, juga dengan suguhan layaknya tamu terhormat. Tatkala meminta wawancara bertema seputar pernyataan kami di Radar Malang tentang Demo KUMAIL, maka kami layani dengan baik. Wawancara itu ditulis tangan dan direkam dg MP3 selama dua jam. Uniknya justrus berbekal wawancara itulah majalah Adil menggugat kami sesuai dengan yang dimuat dalam Pernak-pernik Fitnah KUMAIL. Ibarat.air susu dibalas dengan air toba. Terima kasih wahai majalah Adil. Semoga Allah yang membalasannya. |
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Pengirim: kaka - Kota: bumi
Tanggal: 13/4/2009 |
|
ustad antum boleh saja tidak cocok dengan Syiah demikian pula saya tapi jangan begitu keras hingga antum tampak seperti orang wahabi saja sampai orang Syiah demo anti Amerika dan Israel saja dilarang ustad atiati orang2 Syiah banyak yang dari kalangan ahlulbait kalau mencaci jangan terlalu wassalam |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
(1). Coba anda perhatikan, mana yang lebih keras, kami Pejuang Islam atau ajaran Syiah. Kami selalu menerangkan tentang ayat2 Alquran dan menukil Hadits2 Nabi SAW yang diriwayatkan oleh para Shahabat Nabi dan kami meyakini kebenarannya hadits-hadits tersebut, sedangkan ajaran Syiah mengatakan Alquran kitab suci umat Islam ini sudah tidak asli lagi, karena yang membukukan adalah Sy. Utsman dan banyak mengalami perubahan. Mereka mengatakan bahwa Alquran yang asli itu jumlahnya tiga kali lipat lebih banyak daripada Alquran milik umat Islam (kira-kira 90 juz dengan 17.000 ayat), lihat Alkaafi juz 2 hal 634. Kemudian, tatkala kami menempatkan para Shahabat Nabi itu, semuanya sangat terhormat dan semuanya juga kami hukumi uduul/adil atau yang periwayatan haditsnya dapat diterima, ternyata ajaran Syiah justru menolak eksistensi para shahabat Nabi dalam periwayatan hadits, bahkan mereka berani mengkafirkan para Shahabat Nabi SAW, lihat Alkaafi juz 8 hal 240 . Sekalian bacalah artikel kami : IBLIS MEMBAIAT KHALIFAH ABU BAKAR ?
(2). Cobalah ikulah memikir, Nabi SAW tidak pernah mengajari Ahlul Bait-nya untuk membenci shahabat tercintanya, yaitu Sy. Abu Bakar & Sy. Umar, Sy. Utsman. Bahkan Nabi SAW memerintah umat Islam termasuk kepada para Ahlul Bait-nya untuk mengikuti petunjuk para Alkhulafaur rasyidin, Sy. Abu Bakar, Sy. Umar, Sy. Utsman, Sy. Ali. Nah, coba tanyakan kepada para penganut Syiah Imamiyah, apakah mereka menghormati dan mencintai Sy. Abu Bakar, Sy. Umar dan Sy. Utsman sesuai dengan pesan Nabi SAW ? Kalo ternyata mereka membenci beliau bertiga, berarti penganut Syiah adalah termasuk para pengkhianat Nabi SAW. Nah ... kewajiban Pejuang Islam adalah menyelamatkan siapa saja terutama yang mengaku sebagai Ahlul Batit-nya Nabi SAW namun saat ini terjerumus masuk ajaran Syiah, agar mereka keluar dari aliran sesat ini.
(3) Karena rasa kecintaan yang dalam kami kepada Nabi SAW, kepada para Shahabat RA, serta penghormatan kami kepada Ahlul Bait-nya Nabi, ternyata perasaan ini-lah yang mendorong kami untuk menerangkan kesesatan ajaran Syiah Imamiyah, yang didirikan oleh Abdullah bin Saba, tokoh Yahudi yang pura2 masuk Islam, untuk merusak Islam dari dalam. Jadi sangat tidak pantas dan tidak layak jika ada seseorang yang menisbatkan diri sebagai Ahlul Bait-nya Nabi, ternyata mengikuti ajaran sesat Syiah Imamiyah ini.
(4). Kronologi wawancara kami dengan Radar Malang, aslinya berisi : 1. Kami mendukung seluruh demo anti Amerika dan Israel. 2. Kami menghimbau agar demo dilakukan secara legal. 3. Kami menghimbau agar demo dilakukan secara damai dan tidak anarkis. 4. Kami menghimbau kepada pemerintah agar memboikot secara resmi seluruh produk Amerika dan Israel. 5. Kami menghimbau agar seluruh korlap demo tetap mewaspadai jangan sampai demo anti Amerika dan Israel ini ditunggangi oleh kepentingan kelompok politik tertentu atau kelompok aliran sesat tertentu, seperti Ahmadiyah, Alqiyadah, komunitas Lia Eden, dan lain-lain, yang jika mereka dibiarkan bergabung dengan demonya umat Islam, maka akan dkhawatirkan dapat merusak aqidah umat Islam...! Nah, wawancara kami tersebut ternyata diedit oleh wartawannya. Anehnya, yang kebakaran jenggot adalah majalah Adil, KUMAIL dan Blognya Muhsin Labib. Jadi, ada apa kira-kira dengan mereka ? Nah, kini Pejuang Islam mengajak mereka : Ayoo kembali ke ajaran Agama Islam ... Ayoo segera bertaubat untuk mengikuti ajaran Nabi SAW, yang dilanjutkan oleh para shahabat, dilanjutkan oleh para tabiin, dilanjutkan oleh para ulama salaf Ahlussunnah, dilanjutkan oleh para ulama kalangan Ahlul Bait Pelestari Ahlussunnah, semisal Sayyidinal Faqiih Muqaddam Habib Muhammad bin Ali Baalawi, Habib Abdullah Alhaddad, Habib Husain bin Muhammad bin Thahir Alhaddad, Habib Umar bin Abdurrahaman Al-atthas Quthbul Anfaas, Habib Ali bin Muhammad bin Husain Alhabsyi shahibu Simthud Durar, dan yang lainnya.
|
|
|
|
|
|
|
|
6. |
Pengirim: akbar taksisman - Kota: DKI Jakarta
Tanggal: 26/4/2009 |
|
Bagaimana dengan tanggapan saudara tentang tersebut di bawah ini?
MUI: SYIAH BUKAN ALIRAN SESAT!
Wawancara AnditoMajalah Syiardengan Prof.Dr. KH Umar Shihab
Beberapa waktu lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengadakan siaran pers sehubungan dengan maraknya aliran sesat yang meresahkan umat Islam. Dalam catatan dikatakan bahwa MUI telah mengeluarkan sembilan fatwa mengenai aliran sesat, di antaranya Islam Jamaah, Ahmadiyah, Inkar Sunnah, Komunitas Eden yang dipimpin Lia Aminuddin, shalat dua bahasa di Malang dan Al Qiyadah Al-Islamiyah, serta aliran sesat lainnya yang sifatnya lokal atau kedaerahan.
Dalam upaya mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana MUI memandang aliran sesat, Redaksi SYIAR melakukan wawancara dengan Prof. DR. KH. Umar Shihab, Ketua MUI Pusat. Ditemui di rumahnya yang asri di bilangan Kelapa Gading, ulama asal Rapparang Sulsel ini memprihatinkan tentang kondisi kerukunan antar umat Islam di Indonesia.
MUI dan fatwa
Syiar: Bagaimana proses keluarnya sebuah fatwa MUI?
Umar Shihab: Fatwa itu bisa keluar apabila disepakati oleh semua komisi fatwa, yang unsur-unsurnya terdiri dari ormas-ormas Islam dan perwakilan MUI, misalnya Muhammadiyah, Dewan Dakwah, Al-Irsyad, Tarbiyah Islamiyah, dll. Ini berlaku di seluruh Indonesia. HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) juga sudah masuk MUI, ini organisasi baru yang orang anggap ekstrim. Semua organisasi Muslim yang sudah dikenal di Indonesia kita rangkul dan bisa masuk MUI, termasuk Syiah/Ahlulbat, tidak perlu dilarang.
Syiar: Mungkinkah MUI daerah mengeluarkan fatwa yang berbeda atau bertentangan dengan fatwa MUI Pusat?
Umar Shihab: Tidak boleh ada fatwa daerah yang bertentangan dengan pusat. Fatwa MUI Pusat berlaku nasional, meliputi seluruh Indonesia. Fatwa daerah hanya khusus untuk masalah-masalah lokal. Misalnya fatwa tentang salat dengan menggunakan bahasa Indonesia, MUI daerah bikin fatwa kemudian diangkat ke tingkat pusat.
Syiar: Ada anggapan bahwa fatwa MUI lebih banyak mengurusi akidah atau keyakinan tapi tidak untuk masalah-masalah sosial.
Umar Shihab: Tidak benar. Kita juga membahas masalah-masalah yang mencuat dalam kehidupan masyarakat. Fatwa tentang korupsi sudah pernah ada, suap juga ada, pornografi juga ada.
Syiar: Mengapa tidak ada fatwa mati untuk koruptor?
Umar Shihab: Kita mempunyai komisi hukum dan perundang-undangan. Tapi MUI tidak pernah mengatakan menolak hukuman mati. Tidak pernah ada statement seperti itu. Karena kita tidak mau bertentangan dengan hukum al-Quran. Di dalam al-Quran itu ada qishash. Cuma kita tidak meminta supaya berlaku sepenuhnya. Kita lihat kondisi.
Syiar: Bagaimana hubungan antara MUI dan pemerintah?
Umar Shihab: Kita tidak mau berhadap-hadapan dengan pemerintah. Ini prinsip yang juga bagian dari dakwah kita. Udu ila sabili rabbika bil hikmah wal mauizatil hasanah. Kita dakwah dengan cara bijaksana. Kalau ada hal-hal yang tidak dilakukan oleh pemerintah, barulah kita tampil ke depan dan menyampaikan kepada pemerintah.
Misalnya saja RUU pengasuhan anak, rancangannya sudah hampir selesai tapi kita minta agar disesuaikan dengan aturan Islam. Contoh lain RUU pendidikan, sampai demonstrasi besar di kalangan umat Islam karena kita nilai hal itu bertentangan dengan ajaran Islam. Begitu juga dengan undang-undang pornografi dan pornoaksi.
Sayangnya, ada golongan umat Islam sendiri yang menolak. Ini yang kita sesalkan. Jangankan itu. Fatwa kita tentang sesatnya Al-Qiyadah Islamiyah yang menyatakan adanya nabi, masih saja ada orang Islam yang menyatakan bahwa itu tidak sesat, malah menuduh MUI yang sesat.
Fatwa aliran sesat
Syiar: Apa kriteria MUI tentang sesat atau tidaknya suatu ajaran?
Umar Shihab: Ada kerangkanya. Dia harus percaya bahwa Allah Swt itu Esa, Nabi Muhammad saw adalah rasul dan nabi terakhir, Al-Quran itu adalah kitab suci. Intinya yang ada di rukun Iman. Begitu juga dengan rukun Islam, adalah prinsip bahwa shalat itu lima kali sehari, puasa Ramadhan, haji ke baitullah. Kalau bertentangan dengan rukun iman dan Islam maka ia bisa dianggap sesat.
Kita anggap Lia Aminuddin sesat karena menganggap dirinya mendapat wahyu dari Jibril. Nah, masih banyak lagi kelompok yang sekarang masuk kajian MUI. Tapi kita tidak pernah anggap sesat masalah khilafiyah.
Syiar: Ada pihak yang menilai bahwa keyakinan tidak bisa diadili.
Umar Shihab: Keyakinan memang tidak mungkin diadili. Tapi yang mungkin diadili adalah orang-orangnya karena dia melakukan dan percaya pada suatu keyakinan yang bertentangan dengan ajaran agama.
Misalnya Ahmadiyah, kita anggap sesat karena dia meyakini adanya nabi setelah Nabi Muhammad. Tapi sampai sekarang prosesnya belum selesai karena mereka sudah terlanjur mendapatkan izin sebagai yayasan, sebagai organisasi.
Fatwa sesatnya Syiah
Syiar: Bagaimanakah MUI menilai ajaran Syiah?
Umar Shihab: MUI tidak penah berbicara tentang mazhab. Bagi kami di MUI, masalah khilafiyah itu adalah suatu rahmat. Kita tidak mau kembali lagi ke masa lalu di mana perkelahian dan pembunuhan mudah terjadi hanya karena perbedaan mazhab.
Masalah mazhab tidak bisa di selesaikan. Biarlah Allah Swt yang mengadilinya. MUI tidak menganggap bahwa salah satu mazhab itu benar. Kita berdiri di semua pendapat bahwa semua mazhab itu benar. Begitu juga terhadap mazhab lain, mazhab Syiah misalnya. MUI berprinsip, bahwa kalau dunia Islam sudah mengakui Syiah sebagai mazhab yang benar, lalu kenapa MUI harus menolak?
Syiar: Pada Maret 1984 MUI pernah mengeluarkan fatwa yang isinya agar waspada terhadap ajaran Syiah.
Umar Shihab: Ya, itu pada tahun 84. Sekarang eranya sudah lain. Fatwa itu bisa berubah karena perubahan kondisi. Di Sunni sendiri juga ditetapkan seperti itu, bahwa fatwa bisa berubah karena perbedaan kondisi. Karena perbedaan tempat, Imam Syafii sendiri pernah mengubah fatwanya ketika beliau pindah ke Mesir dari Irak.
Begitu juga dengan beberapa fatwa lain di MUI. Saya bisa kasih contoh fatwa tentang aborsi. Semua aborsi itu dilarang. Islam tidak pernah membenarkan aborsi. Tapi, kemudian terjadi perubahan kondisi di mana terjadi kehamilan akibat perkosaan, sehingga aborsi pada kondisi tersebut dikecualikan.
Syiar: Dalam beberapa kasus, ulama daerah menisbahkan dirinya kepada fatwa MUI Pusat tahun 1984 atau fatwa ulama lain yang menyatakan Syiah itu sesat.
Umar Shihab: Sekali lagi, kita tidak pernah menyatakan Syiah itu sesat. Kita menganggap Syiah itu salah satu mazhab dalam Islam yang dianggap benar. Mengapa saya nyatakan demikian? Karena dunia Islam sendiri mengakui keabsahan mazhab ini. Apabila ia sesat, mustahil dan tidak boleh ia masuk ke Masjdil Haram. Kenapa mereka boleh masuk ke Masjidil Haram? Itu artinya orang Saudi sendiri mengakui bahwa mereka tidak sesat. Ia tetap Muslim, hanya saja mazhabnya berbeda dengan kita.
Kita harus membedakan dengan cermat antara istilah sesat dengan beda. Sesat itu bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Dan sesat itu perlu diperbaiki melalui dakwah yang benar. Apabila sekadar beda ya boleh-boleh saja. Yang sesat itu jelas beda. Tapi tidak semua yang beda itu sesat. Di dalam Sunni sendiri banyak perbedaan.
Di Indonesia ini banyak hal yang beda. Cara wudhu, posisi tangan saat salat, dll. Kenapa mesti dipersoalkan? Bahkan penentuan waktu 1 Syawal pun berbeda. Ini hal yang sangat berbeda. Yang berpuasa pada hari lebaran itu haram. Sedangkan pihak lain meyakini berlebaran pada hari puasa itu haram karena ia makan. Banyak hal yang beda di lapangan tapi kita tolerir. Ini semua masalah furuiyah.
Syiar: Dengan komposisi ormas Islam ekstrem dan tidak toleran di MUI, apakah fatwa yang dikeluarkan oleh MUI itu tidak bias sehingga terkesan tidak hati-hati? Di antara organisasi tersebut ada yang menggunakan kriteria sesat untuk menyerang kelompok lain yang sebenarnya tidak sesat.
Umar Shihab: Mereka tidak boleh memberi interpretasi sendiri. Interpretasi itu hanya dari MUI. Seperti kasus di Sumatra Barat, MUI setempat menyesatkan suatu organisasi. Kemudian mereka datang ke Jakarta untuk klarifikasi. Setelah kita kaji, kita ketahui bahwa sesatnya mereka karena beranggapan pergi haji itu tidak perlu ke Masjidil Haram bagi yang tidak mampu. Ada haji bagi orang miskin. Ini tidak ada dasarnya dalam agama. Setelah diklarifikasi, kita nyatakan bahwa pemahaman, pedoman dan pernyataan ini harus dibersihkan dari organisasi tersebut.
Syiar: Jadi bisa disimpulkan bahwa pandangan Islam yang komprehensif dan baik tidak merata di daerah sehingga mereka tidak bisa membedakan mana yang sesat dan mana yang beda. Bagaimana menyikapi hal ini?
Umar Shihab: Saya selalu jelaskan, termasuk dalam rakernas baru-baru ini. Kita tidak perlu mempermasalahkan khilafiyah karena tidak ada hakim yang bisa memutuskan yang mana yang benar. Kita serahkan kepada Allah di hari kemudian nanti. Kita kembali kepada prinsip bahwa bila mujtahid itu salah dapat pahala satu, kalau benar dapat pahala dua. Nah, kita ini bukan mujtahid. Tidak ada sama sekali.
Memang dalam rapat itu ada orang yang ingin mengatakan lebih terperinci supaya orang yang salatnya boleh tiga waktu itu sesat. Saya katakan itu bukan masalah prinsip karena dasarnya ada dalam Quran dan hadis. Janganlah bawa sejauh itu karena nanti efeknya lebih jauh lagi, mereka yang salatnya tangannya turun ke bawah itu sesat juga. Masalah khilafiyah tidak boleh membawa pada perpecahan.
MUI menganggap bahwa Syiah adalah mazhab yang benar sebagaimana yang diakui oleh Rabithah Alam Islamy dan itu diakui oleh Al-Azhar. Bukti konkretnya, jamaah haji Syiah boleh masuk ke Masjidil Haram. Kalau mereka memang sesat, seharusnya tidak boleh masuk.
Perbedaan mazhab tidak bisa diselesaikan karena masing-masing punya argumentasi yang semuanya benar. Yang penting mereka mengakui dan meyakini keesaan tuhan, kesucian dan keotentikan Al-Quran, dan Muhammad sebagai nabi terakhir.
Indonesia itu mayoritas Sunni Syafii. Tidak semua mazhab itu ada di Indonesia, tapi bukan berarti ia tidak diterima. Bila semua ini tidak bisa disikapi secara arif akan bisa bermasalah. Misalnya dalam haji. Wahabi tidak mau berpakaian ihram di Jeddah, tapi di Miqat. Kalau kita naik pesawat Saudia Airline diumumkan bahwa kita sekarang sudah ada di Miqat, niatlah dari sekarang. Jadi orang-orang ramai berganti pakaian.
Nah, paham Wahabi sekarang sudah masuk di indonesia. Tapi fatwa MUI mengatakan bahwa boleh berpakaian ihram di Jeddah. Fatwa MUI ini juga diakui di beberapa negara Islam. Tapi ada juga pihak lain yang tidak mau pakai fatwa MUI, ya silakan.
Wahabi sendiri barang baru di Indonesia. Kalau semua yang beda dianggap sesat, maka Wahabi pun bisa masuk kategori sesat. Berbahaya sekali kalau yang beda dianggap sesat. Kalau pemerintah sekarang berpaham Wahabi, maka bisa-bisa mazhab Syafii pun dianggap sesat. Yang dianggap sesat itu adalah berbeda dalam hal akidah dan syariah.
Syiar: Bagaimana menjembatani kesenjangan mazhab Sunnah dan Syiah dewasa ini?
Umar Shihab: Saya kira melalui pertemuan-pertemuan di antara kedua belah pihak. Dakwah yang dilakukan satu sama lain tidak boleh saling menyerang. Orang yang memaki-maki orang lain itu sudah salah.
Saya pernah ke Iran dan saya lihat hal-hal luar biasa di sana. Saya juga pernah pergi ke Najaf dan Karbala. Saya bertemu dengan ulama-ulama Syiah. Mereka salat sama seperti kita juga. Cuma beda di azan. Saya bertanya, mengapa Anda menambah azan dengan hayya alal khairil amal? Mereka menjawab, sama halnya seperti Anda, mengapa Sunni menambah azan dengan ashalatu khairum minan naum?
Mereka malah bertanya balik, mengapa Anda mau tarawih padahal Rasulullah tidak tarawih? Bukankah itu datang dari Sayyidina Umar? Mengapa Anda tidak mengikuti apa yang datang dan diajarkan oleh Sayyidina Ali? Saya tidak bisa berkata apa-apa.
Kita perlu cari pendekatan-pendekat an, yang penting jangan saling serang dan menyalahkan. Nah, orang yang tidak tahu masalah mazhab inilah yang saling menyalahkan. Dia tidak mau memahami mazhab orang lain. Kita tidak sedang bicara politik. Yang terjadi di Irak itu bukan masalah mazhab, tapi politik. Ada kekuatan eksternal yang mempengaruhi konflik antar mazhab tersebut.
Kita di Indonesia tidak perlu terjadi seperti itu. Silakan kalau Anda mau jadi Syiah. Kenapa kita tidak lihat (konflik) di Saudi Arabia, di Makkah misalnya. Orang salat dengan beragam cara tidak dipersoalkan. Kenapa ada orang salat di hotel mengikuti kiblat masjidil haram? Apakah ada yang mempersoalkan? Kita harus bersatu. Kalau sesama Muslim gontok-gontokan, orang luar akan tertawa.
Kekerasan terhadap Syiah
Syiar: Apakah tindakan kekerasan yang dilakukan masyarakat terhadap komunitas Syiah di daerah-daerah bisa dibenarkan karena mereka mengklaim ikut fatwa MUI?
Umar Shihab: Tidak pernah bisa dibenarkan. Semua tindak kekerasan tidak pernah bisa ditolerir. Jangankan terhadap Syiah, terhadap aliran sesat pun kita tidak pernah tolerir tindak kekerasan.
MUI tidak pernah mentolerir aksi-aksi kekerasan seperti itu. Aliran sesat pun tidak pernah ditolerir untuk dirusak. Apalagi yang masih tidak sesat. Pelacuran saja, yang jelas-jelas tempat maksiat, kita tidak pernah mengatakan setuju untuk main hakim sendiri. Ini negara hukum, semua harus melalui proses hukum. Jadi kalau ada orang yang mau merusak rumah, masjid dan pesantren orang lain, itu bertentangan dengan undang-undang. Beritahukanlah polisi.
Syiar: Dalam beberapa kasus, MUI daerah pernah mengeluarkan surat pernyataan yang negatif tentang Syiah..
Umar Shihab: Itu keliru. Sangat keliru. Kita bisa tegur mereka kalau kedapatan mengeluarkan fatwa yang bertentangan dengan fatwa MUI Pusat. Tapi memang hal ini (surat pernyataan/edaran MUI daerah) susah dipantau. Kalau MUI provinsi di tingkat satu mungkin bisa dipantau. Tapi sulit kalau sudah di bawah. Kalau ada data-data itu, tolong kasih saya.
Syiar: Kenyataannya ada ulama daerah yang meminta pembubaran Syiah dan pengusiran orang-orang Syiah atas nama MUI.
Umar Shihab: Tidak pernah. Itu adalah aktivitas personal yang tidak pernah kita tolerir dan tidak pernah kita benarkan. Aksi kekerasan itu karena kebodohan, fanatisme buta. Sebenarnya kita tidak ingin ada clash antara Sunni dan Syiah. Kita ingin damai, tidak ingin ada kekerasan.
Ketika tempo hari ada penyerangan atas komunitas Syiah di Bangil, saya sendiri langsung telpon kapolda dan kapolres supaya segera diambil tindakan, karena sesungguhnya MUI tidak pernah mentolerir adanya pengrusakan. Kapolri Jendral Sutanto pun mengatakan tidak boleh adanya pengrusakan. Anda bisa lihat sendiri di televisi bagaimana pernyataan saya.
Syiar: Sekarang ini ada oknum mengatasnamakan Ahlusunah yang memprovokasi umat Islam di daerah-daerah untuk membenci Syiah. Mereka juga menuding orang-orang yang moderat dan berpandangan objektif juga sebagai Syiah. Bagaimana mengantisipasi konflik horizontal antar mazhab di Indonesia?
Umar Shihab: Prinsip Islam itu satu. Janganlah kita ini gontok-gontokan. Orang yang melakukan provokasi itu bodoh, tidak tahu hakikat Islam. Kita akan minta kesadaran semua orang yang memprovokasi dan memecah belah umat bahwa pekerjaannya itu salah. Tindakan-tindakanny a tidak pernah dibenarkan dalam Islam. Tolong ini dicatat.
Sikap kita kepada mereka hendaknya mengikuti sikap Nabi Muhammad tatkala dilempari batu oleh penduduk Thaif. Saat malaikat menyediakan diri menghukum mereka, Nabi malah mendoakan mereka dengan dalih bahwa mereka berbuat demikian karena tidak tahu.
Ada skenario besar yang ingin menghancurkan, bukan hanya umat Islam, tapi kesatuan bangsa Indonesia. Karena apabila umat Islam terpecah, otomatis bangsa Indonesia juga terpecah. Mereka sulit menyerang Islam dengan memakai agama-agama lain. Maka digunakanlah orang-orang Islam sendiri.
Haji Indonesia dan Syiah di Makkah
Syiar: Kuota jamaah haji tahun 2007 untuk Indonesia adalah 210 ribu orang, naik 5% dari tahun 2006 yang hanya 200 ribu jamaah. Namun masih banyak calon jamaah haji yang tidak terangkut dan kini masuk dalam waiting list. Bagaimana menjelaskan fenomena ini?
Umar Shihab: Ada tiga kemungkinan. Pertama, banyaknya orang yang ingin menunaikan ibadah haji adalah suatu indikasi bahwa kesadaran orang terhadap ajaran agama lebih baik dari masa-masa yang lalu. Kemungkinan kedua, ekonomi umat Islam Indonesia sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Kemungkinan ketiga, orang-orang Islam yang ingin berwisata atau jalan-jalan keluar negeri kini mengalihkan tujuan wisata, tidak lagi ke Eropa atau negara-negara lain, melainkan ke Makkah dan Madinah. Mereka berpikir, daripada ke Eropa lebih baik naik haji atau umrah. Niatnya sudah tidak murni ibadah lagi. Kemungkinan ketiga ini yang sangat disayangkan. Tapi, dari semua kemungkinan tersebut, motif yang paling banyak dan dominan adalah berangkat haji atas dasar ibadah.
Syiar: Jamaah haji di Indonesia terbesar di dunia tapi budaya korupsi marak di mana-mana. Bagaimana menyikapi hal ini?
Umar Shihab: Tidak usah dihubung-hubungkan. Saya tidak setuju.
Syiar: Ada pendapat yang menyatakan bahwa tempat-tempat suci umat Islam perlu diinternasionalisas i sehingga dana yang luar biasa besar jumlahnya tersebut dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan dan pemberdayaan umat Islam di seluruh dunia.
Umar Shihab: Sebenarnya gagasan itu bisa dilihat dari dua sisi. Sisi pertama, bahwa tujuannya untuk mendapatkan imbalan dari umat Islam. Dana terkumpul yang begitu besar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umat Islam. Di sisi lain, kita punya aturan-aturan internasional yang membuat ide internasionalisasi Makkah dan Madinah itu menjadi mustahil. Karena kedua tempat itu masuk wilayah Saudi Arabia, jadi dilema.
Menurut saya, kita biarkan saja seperti sekarang, tidak harus diinternasionalisas i. Apalagi salah satu gelar raja-raja di Saudi itu adalah khadim al-haramain, penjaga wilayah kedua tanah Haram. Kita hanya mengharap bahwa pengaturan haji itu setiap tahun lebih ditingkatkan. Kalau memang sudah baik, kenapa kita harus buat satu aturan baru (internasionalisasi itu). Yang penting jangan ada halangan entah itu terkait unsur politik atau mazhab sehingga setiap orang bisa pergi ke sana. Alhamdulillah, sampai sekarang tidak ada masalah.
Syiar: Artinya, haji itu berlaku untuk semua umat Islam dari mazhab manapun, termasuk juga mazhab yang berbeda dengan mazhab pemerintah Saudi sendiri?
Umar Shihab: Pokoknya semua mazhab tanpa kecuali. Pemerintah Saudi bisa jadi menggunakan mazhab dari sebagian ajaran Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad atau Imam Malik. Tapi tetap saja mereka yang tidak bermazhab bebas masuk ke Makkah dan Madinah. Alhamdulillah, itu kenyataan hingga sekarang. Mazhab Syiah juga bebas masuk ke Saudi Arabia dan tidak dilarang.
Setiap saya berangkat ke sana, saya melihat banyak orang Syiah. Kadang-kadang, mereka malah diberikan tempat yang lebih istimewa. Misalnya, dalam fikih Syiah dikatakan bahwa kalau orang berihram itu tidak boleh tutup kepala. Sehingga ada juga mobil yang disiapkan tanpa penutup atau atap. Ini sekadar bukti bahwa pemerintah Saudi juga memberikan kesempatan kepada orang-orang yang bermazhab selainnya.
Biodata:
* Prof. DR. KH. Umar Shihab lahir di Rapparang, Sulsel, pada 2 Juli 1939.
* Beliau menamatkan S1 di IAIN Alaudin Makassar (1966), S2 di Universitas Al-Azhar Kairo (1968), dan S3 Universitas Hasanuddin dalam Studi Hukum Islam (1988).
* Banyak jabatan organisasi yang dilakoninya, antara lain: Ketua PII (Pelajar Islam Indonesia) Sulsel, HMI Cabang Makassar, Dewan Mahasiswa UMI Makassar, Dewan Mahasiswa IAIN Alauddin.
* Selain itu, dia juga banyak mengemban jabatan akademik, antara lain: Wakil dekan IAIN, Dekan di UMI, anggota DPRD Propinsi Sulsel, anggota MPR-RI, Ketua MUI Sulsel, dan kini Ketua MUI Pusat.
* Karya ilmiah yang dipublikasikan, antara lain: Al-Quran dan Rekayasa Sosial, Transformasi Pemikiran dalam Hukum Islam, Elastisitas Hukum Islam, Kontekstualitas Al-Quran, dan lain-lain |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ilustrasi yang dapat membedakan antara orang Islam dengan orang Hindu, adalah faktor keyakinan mereka terhadap kitab suci-nya masing-masing.
Seseorang itu dikatakan muslim jika meyakini kebenaran kitab suci Alquran, dan meyakini bahwa kitab suci Alquran yang ada di tangan umat Islam sekarang ini, adalah masih asli dan murni, sesuai dengan Alquran saat diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.
Demikian juga kaum Hindu, pasti mereka menyakini kebenaran Weda sebagai kitab suci mereka, dan tentunya kebenaran yang dimaksud itu sesuai dengan pemahaman mereka pula, sekalipun orang-orang di luar Hindu mengingkari kebenaran kitab Weda itu.
Umat Islam sebagai non Hindu pasti akan mengingkari kebenaran kitab Weda , dan sebaliknya umat Hindu yang non muslim itu, juga akan mengingkari kebenaran kitab suci Alquran milik umat Islam.
Karena antara Islam dan Hindu adalah dua agama yang berbeda, maka, sah-sah saja umat Islam menghukumi penganut Hindu itu sebagai orang kafir, karena mengingkari kebenaran Alquran yang ada di tangan umat Islam saat ini.
Demikian seterusnya, dan jika ditanyakan kepada umat Budha : Apakah kalian meyakini kebenaran Alquran yang ada di tangan umat Islam saat ini, sebagai satu-satunya kitab suci di dunia yang harus kalian imani ? Pasti mereka akan mengatakan: Tidak..! Maka jika mereka menjawab : Kami tidak mempercayainya, karena Alquran itu bukanlah kitab suci menurut keyakinan kami, maka kamipun mengingkari kebenarannya !
Maka, dengan jawaban umat Budha ini, umat Islampun berhak mengelompokkan umat Budha termasuk golongan kaum kafir.
Cobalah pertanyaan serupa itu disodorkan juga kepada umat Yahudi, Nasrani, Shinto, Khong hu cu, dan umat agama-agama lain di luar Islam ! Jika mereka mengingkari kebenaran Kitab Suci Alquran, maka katakan pula kepada mereka : Yaa, memang kalian ini termasuk golongan orang-orang kafir, karena kalian tidak mermpercayai Alquran yang sekarang ada di tangan umat Islam ini, adalah firman Allah yang asli dan murni, dan senantiasa dijaga oleh Allah hingga hari qiyamat nanti, dari tangan-tangan manusai kafir yang berusaha akan merubahnya.
Sekarang tanyakanlah kepada tokoh Syiah Imamiyah Alkulaini, pengarang kitab Alkafi, kitab yang menjadi rujukan utama kaum Syiah Indonesia yang berafiliasi kepada Syiah Khomeiniyah Iraniyah : Wahai Alkulaini, apa pendapat anda tentang Kitab Suci Alquran yang ada di tangan umat Islam sekarang ini ? Ternyata Alkulaini menjawab sebagaimana yang tertera dalam kitabnya Alkaafi pada juz 1 hal 414 : 'Di dalam Alquran (yang sekarang ada di tangan umat Islam) itu, ternyata sudah banyak penghapusan dan perubahan, yaitu tentang kepemimpinan (Ali bin Abi Thalib)'.
Jika ditanyakan lagi kepada Alkulaini : 'Contoh perubahannya bagaimana wahai Alkulaini ? 'Diapun akan menjawab seperti yang tertera dalam kitab Alkafi juz 1 hal 414 : (Sebenarnya surat Thoha ayat 115 yang turun kepada Nabi SAW itu aslinya sebagai berikut) : Walaqod 'ahidnaa ilaa aadama min qoblu, KALIMATIN FI MUHAMMADIN WA ALIYYIN WA FAATHIMATA WAL HASANI WAL HUSAINI WAL AIMMATI ALAIHIS SALAAMU MIN DZURRIYYATIHIM FANASIYA. Demikianlah wallahi asli turunnya ayat itu kepada Nabi Muhammad SAW). Alkaafi, karangan Alkulaini.
Demikian inilah salah satu keyakinan kaum Syiah Khomeiniyah tentang turnnya ayat tersebut. Padahal, jika kita membuka Alquran yang ada sekarang ini pada surat Thaha ayat 115, yang tertera di sana berbunyi : 'Walaqod 'ahidna ilaa aadama min qoblu fanasiya' , tanpa ada kata-kata KALIMATIN FI MUHAMMADIN WA ALIYYIN WA FAATHIMATA WAL HASANI WAL HUSAINI WAL AIMMATI ALAIHIS SALAAMU MIN DZURRIYYATIHIM.
Jadi, Alkulaini meyakini dengan pasti bahwa Alquran yang ada sekarang ini sudah tidak asli dan tidak murni, serta sudah banyak perubahannya dari yang asli diturunkan oleh Allah kepada Nabi SAW melalui perantara malaikat Jibril AS.
Keyakinan Alkulaini, sebagai tokoh utama Syiah Imamiyah Khomeiniyah, yang terdapat di kitab Alkaafi karangannya, tentang adanya tahriful quran (adanya perubahan di dalam Alquran), ternyata masih banyak yang semacam itu. Bahkan kaum Syiah juga memiliki kitab yang berjudul Fashlul Khithaab Fi Tahriifi Kitaabi Rabbil Arbaab (Kata Kepastian Bahwa Telah Terjadi Perubahan Mendasar Pada Kitabullah/Alquran) karangan tokoh Syiah, Husain bin Muhammad Taqyunnuur.
Jadi jelasnya, kaum Syiah ini sudah tidak meyakini kebenaran, kemurnian, dan kesucian Alquran yang ada di tangan umat Islam saat ini.
Nah, pengunjung dapat menilai sendiri, apa bedanya kaum Syiah dengan kaum Hindu, Budha, Yahudi, Nasrani, Shinto, Khong hu cu dalam menyikapi Alquran yang ada di tangan umat Islam saat ini?
Ternyata mereka sama-sama mengingkari kebenaran, kemurnian, keaslian dan kesucian Alquran milik umat Islam ini.
Perlu dicatat, bahwa Majalah Syiar adalah majalahnya Kaum Syiah.
Nabi bersabda : Istafti qalbaka wa in aftaakan naas ! ua kamaa qaala. (Tanyakanlah kepada hati nuranimu sekalipun telah banyak orang yang men-fatwai-mu).
Keterangan Pak Umar Syihab, jika memang seperti yang ditulis oleh Majalah Syiar itu, sama sekali tidak mewakili lembaga MUI.
Pengunjung pasti lebih arif dalam menyikapi hakikat aliran Syiah ini. Baca juga : Islam dan Syiah Dalam Menyikapi Alquran dan Hadits pada kolom Book Collection!! > Apapun alasannya, Syiah pengingkar kemurnian Alquran itu, sekali sesat ya tetap sesat Buuung ! Masih banyak kesesatan-kesesatan Syiah Indonesia. Insya Allah, akan kami ungkap sedikit demi sedikit dalam situs Pejuang Islam ini untuk pengunjung.
|
|
|
|
|
|
|
|
7. |
Pengirim: akbar taksisman - Kota: DKI Jakarta
Tanggal: 26/4/2009 |
|
Bukannya diskusi SU-SYI pernah diadakan di ANTV beberapa tahun lalu, jelas banget kalo orang SUNNI kekeuh euy… jelas2 diskusi terbuka ini SYIAH menggunakan dalil2 dalam Al Qur’an dan Hadits, kenapa musti diributkan sih… masalah pemahaman adalah urusan individu masing2, Allah aja nggak maksa, kenapa kita maksa, sudahlah nggak akan abis masalah ini, selama kita masih sholat menghadap kiblat yang sama, Allah yang sama, Rasul yang sama… kita melaksanakan rukun iman yang sama, rukun islam yang sama… KITA INI ISLAM, tinggal akhlak kita aja, harusnya kita menunjukkan kepada dunia bahwa ISLAM itu agama yang benar, berbudi pekerti yang baik dan tidak sebagai TERORIS seperti yang sudah diprovokasikan oleh dunia luar… ISLAM=TERORIS, ayolah kita bergandengan tangan untuk merubah pandangan mereka bahwa ISLAM=BENAR, kebenaran yang hakiki, bukan cuman berantem masalah yang tidak penting, bener juga ust. Umar bilang bahwa HANYA ALLAH YANG AKAN MENGADILI, kita bisa tahu kalau kita benar seandainya sudah di rumah masa depan tipe 21, kompleks tanah kusir atau jeruk purut dll. Gimana? apa kalian yang katanya sudah benar melakukan tindakan anarkis dengan merusak? janganlah kita melakukan suatu kebaikan diikuti dengan kerusakan (bangkrut coy…!!) |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Satu jawaban saja untuk anda di kolom yang sama. Alhamdulillah, Pejuang Islam memiliki Kitab-kitab rujukan utama aliran Syiah Imamiyah Iraniyah Khomeiniyah, antara lain kitab : (1) Alkaafi karangan Alkulaini 8 juz . (2). Man Laa Yahdhuruhul Faqiih karangan Ibnu Babawaih. (3) Al-istibshar karangan Attuusui. (4). At-tahdziib karangan Attuusi. ke empat kitab ini diterangkan dalam muqaddimah buku Dialog Sunnah Syi'ah (terjemahan dari kitab ALMURAJA'AAT karangan tokoh Syi'ah Abdul Husain Syarafuddin Almusawi) pada cetakan pertama, dengan Penerbit Mizan : Kitab-kitab ini telah sampai kepada kita (penganut Syiah) dengan cara mutawatir, sedang isi yang dikandungnya adalah shahih dan bisa dipertanggungjawabkan tanpa ada keraguan sedikitpun. (5). Fashlul khithaab karangan Husain Muhammad Taqyunnuur. (6) Dll. Dari kitab-kitab rujukan Syiah Imamiyah yang ada pada kami inilah, Pejuang Islam dapat menyimpulkan KESESATAN ALIRAN SYIAH ini. |
|
|
|
|
|
|
|
8. |
Pengirim: Husein - Kota:
Tanggal: 2/5/2009 |
|
Ustadz Luthfi adalah satu diantara ulama su' agen perpecahan dan kaki tangan wahabi di indonesia yang tidak akan senang melihat persatuan |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
(1). Selalu saja penganut Syiah tidak dapat diajak dialog secara ilmiyah. Penganut Syiah tidak dapat mengajukan argumentasi yang bisa diterima oleh masyarakat umum, selain hanya MENGATA-NGATAI lawan bicaranya.
(2). Alhamdulillah Pejuang Islam mempunyai dalil Naqli dan Aqli dalam upaya memberantas Aliran Sesat termasuk SYIAH. Cobalah mengerti, mengapa Syiah kami katakan sesat, antara lain karena Allah berfirman dalam surat Alhijir ayat 9 : Innaa nahnu nazzalnadz dzikra wa innaa lahuu lahaafudzuun (Sesungguhnya Kami (Allah) lah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang menjaga (kemurnian)nya. Ayat ini sangat jelas bahwa mushhaf Alquran kitab suci umat Islam itu selam-lamanya tidak akan ada perubahan sehurufpun, dan kemurniannya serta kesuciannya sudah dijamin oleh Allah. Maka barangsiapa yang meragukan apalagi mengingkari kemurnian dan keaslian mushhaf Alquran kitab suci umat Islam itu maka dia telah mengingkari firman Allah, dan barangsiapa mengingkari firman Allah, sungguh dia tidak beriman kepada Allah, barangsiapa tidak beriman kapada Allah maka dia telah murtad/kafir/non mukmin/non muslim.
(3), Nah mari kita perhatikan salah satu kitab rujukan utama Syiah yaitu Alkaafi karangan Alkulaini,yang dikatakan dalam buku DIALOG SUNNAH SYI'AH cetakan pertama : Kitab2 ini (Alkaafi, Attahdzib, Al-istibshar-Man la yahdhuruhul faqiih) telah sampai kpd kita dengan cara MUTAATIR, sedangkan isi yg dikandungnya adalah shahih dan bisa dipertanggungjawabkan tanpa keraguan sedikitpun. Pada juz 1 hal 414 kitab Alkaafi terdapat judul: DALAM (ALQURAN) ITU ADA YANG DIPALSU DAN DIRUBAH YAITU TENTANG BAB KEPEMIMPINAN.
(4). Sedangkan pada juz 1 hal 239 : Sesungguhnya kami mempunyai MUSHHAFFATHIMAH, dan mereka (umat Islam) tidak tahu apa itu Mushhaf Fathimah. maka ditanyakan: Apa Mushhaf Fathimah itu? Abu Abdillah menjawab : ''Mushhaf (kitab suci) seperti Alquran milik kalian, tetapi jumlah isinya sebanyak tiga kali lipat, WALLAHI tidak ada satu hurufpun yang sama dengan Alquran kalian''.
(6). Jika umat Islam sudah tahu perbedaan prinsip antara agama Islam dengan agama Syiah, apa mungkin diadakan persatuan ? Ibarat air dan minyak, apa mungkin untuk dipersatukan ? Jadi siapa sebenarnya yang patut disebut SUUK (rusak/buruk/jelek/jahat/sesat) ? Apakah Pejuang Islam yang meyakini kemurnian dan keaslian Alquran atau penganut Syiah yang mengingkari kemurnian dan keaslian Alquran ? Pengunjung yang berhak menjawabnya ... !! |
|
|
|
|
|
|
|
9. |
Pengirim: ridwan - Kota: probolinggo
Tanggal: 5/5/2009 |
|
persatuan yg nte maksud seperti apa Pak Husein..?
syi'ah ini persoalan aqidah, jadinya kita harus getol memerangi aliran yg mencoba menggerus aqidah Aswaja kita, tentunya jika masih bisa pake cara2 yg arif. Syi'ah itu bukan Islam dan juga sebaliknya. Keduanya adalah sesuatu yg berbeda, menyangkut aqidahnya. yang dimaksud rahmat adalah ikhtilaf antar madzhab, bukan antar aqidah. Gitu aja ko' repot..
|
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami online kan untuk pengunjung |
|
|
|
|
|
|
|
10. |
Pengirim: aswaja - Kota: probolinggo
Tanggal: 5/5/2009 |
|
shahabat Rasulullah dalam pandangan Syi'ah:
Diriwayatkan oleh Imam Al-Jarh Wat Tadil mereka (Al-Kisysyi) di dalam kitabnya Rijalul Kisysyi (hal. 12-13) dari Abu Jafar (Muhammad Al-Baqir) bahwa ia berkata: Manusia (para shahabat) sepeninggal Nabi, dalam keadaan murtad kecuali tiga orang, maka aku (rawi) berkata: Siapa tiga orang itu? Ia (Abu Jafar) berkata: Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar Al-Ghifari, dan Salman Al-Farisi kemudian menyebutkan surat Ali Imran ayat 144. (Dinukil dari Asy-Syiah Al-Imamiyyah Al-Itsna Asyariyyah Fi Mizanil Islam, hal. 89)
Ahli hadits mereka, Muhammad bin Yaqub Al-Kulaini berkata: Manusia (para shahabat) sepeninggal Nabi dalam keadaan murtad kecuali tiga orang: Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar Al-Ghifari, dan Salman Al-Farisi. (Al-Kafi, 8/248, dinukil dari Asy-Syiah Wa Ahlil Bait, hal. 45, karya Ihsan Ilahi Dzahir)
Demikian pula yang dinyatakan oleh Muhammad Baqir Al-Husaini Al-Majlisi di dalam kitabnya Hayatul Qulub, 3/640. (Lihat kitab Asy-Syiah Wa Ahlil Bait, hal. 46)
Adapun shahabat Abu Bakr dan Umar, dua manusia terbaik setelah Rasulullah , mereka cela dan laknat. Bahkan berlepas diri dari keduanya merupakan bagian dari prinsip agama mereka. Oleh karena itu, didapati dalam kitab bimbingan doa mereka (Miftahul Jinan, hal. 114), wirid laknat untuk keduanya:
Ya Allah, semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Muhammad dan keluarganya, laknatlah kedua berhala Quraisy (Abu Bakr dan Umar), setan dan thaghut keduanya, serta kedua putri mereka(yang dimaksud dengan kedua putri mereka adalah Ummul Mukminin Aisyah dan Hafshah)
(Dinukil dari kitab Al-Khuthuth Al-Aridhah, hal. 18, karya As-Sayyid Muhibbuddin Al-Khatib)
Mereka juga berkeyakinan bahwa Abu Lulu Al-Majusi, si pembunuh Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab, adalah seorang pahlawan yang bergelar Baba Syujauddin (seorang pemberani dalam membela agama). Dan hari kematian Umar dijadikan sebagai hari Iedul Akbar, hari kebanggaan, hari kemuliaan dan kesucian, hari barakah, serta hari suka ria. (Al-Khuthuth Al-Aridhah, hal. 18)
Adapun Aisyah dan para istri Rasulullah lainnya, mereka yakini sebagai pelacur -naudzu billah min dzalik-. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab mereka Ikhtiyar Marifatir Rijal (hal. 57-60) karya Ath-Thusi, dengan menukilkan (secara dusta) perkataan shahabat Abdullah bin Abbas terhadap Aisyah: Kamu tidak lain hanyalah seorang pelacur dari sembilan pelacur yang ditinggalkan oleh Rasulullah (Dinukil dari kitab Daful Kadzibil Mubin Al-Muftara Minarrafidhati ala Ummahatil Mukminin, hal. 11, karya Dr. Abdul Qadir Muhammad Atha)
Demikianlah, betapa keji dan kotornya mulut mereka. Oleh karena itu, Al-Imam Malik bin Anas berkata: Mereka itu adalah suatu kaum yang berambisi untuk menghabisi Nabi namun tidak mampu. Maka akhirnya mereka cela para shahabatnya agar kemudian dikatakan bahwa ia (Nabi Muhammad ) adalah seorang yang jahat, karena kalau memang ia orang shalih, niscaya para shahabatnya adalah orang-orang shalih. (Ash-Sharimul Maslul ala Syatimirrasul, hal. 580)
|
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami online kan untuk pengunjung |
|
|
|
|
|
|
|
11. |
Pengirim: aswaja - Kota: probolinggo
Tanggal: 5/5/2009 |
|
MENILIK KITAB-KITAB HADITS KAUM SYIAH
Dalam pembahasan ini, kita akab menengok beberapa kitab Syiah yang menjadi sandaran mereka dalam beragama, agar kita mengetahui seberapa jauh kedudukan kitab-kitab hadits andalan mereka dibandingkan kitab-kitab ahlus-sunnah, terkhusus Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Dalam agama Syiah, diantara sekian banyak kitab-kitab Syiah yang ditulis oleh para ulama mereka, ada empat kitab referensi yang merupakan referensi tersebutdalam madzhab mereka baik dari pengamalan akidah maupun syariah. Empat kitab tersebut adalah:
Pertama: Kitab Al-Kafi, yang ditulis oleh Al-Kulaini, Muhammad bin Yaqub bin Ishaq.
Kedua: Tahdzib Al-Ahkam, karangan Abu Jafar At-Thusi, Muhammad bin Hasan bin Ali.
Ketiga: Al-Istibshar, juga dikarang oleh At-Thusi.
Keempat: Man La Yadhuruhul Faqih, oleh Ibnu Babawaih Al-Qummi, Abu Jafar, Muhammad bin Ali bin Husain bin Musa.
Keempat kitab ini dinyatakan oleh Syiah Rafidhah sebagai empat kitab yang paling mulia. Untuk mengkaji seluruh isi kitab-kitab ini, tentunya akan memakan waktu yang sangat panjang. Namun kita akan menilik salah satu dari empat kitab tersebut, yaitu kitab yang dianggap paling shahih dari keempatnya menurut anggapan mereka, yaitu kitab: Al-Kafi oleh Al-Kulaini.
Salah satu referensi terbesar Syiah, yang menampakkan kebenciannya terhadap ahlussunnah dalam tulisan-tulisannya, Abdul Husain(1) Syafruddin Al-Musawi, dalam kitabnya Al-Murajaat mengatakan,
Yang terbaik yang dikumpulkan dari (riwayat) adalah empat kitab yang menjadi referensi (Syiah) Imamiyah dalam ushul dan furunya, dari zaman pertama hingga zaman kini yaitu Al-Kafi, At-Tabshir, Al-Istibshar, dan Man La Yadhuruhul Fqih. Riwayatnya mutawatir dan kandungannya dipastikan keshahihannya. Dan Al-Kafi yang tertua, termulia, terbaik, dan yang paling teliti. (2)
Al-Kasyani menyatakan: Al-Kafi yang paling menjelaskan, paling mulia, paling terpercaya, paling sempurna, dan paling mencakup.(3)
Al-Majlisi menyatakan, Kitab Al-Kafi paling teliti ushul-nya, paling mencakup, paling baik dari kitab-kitab tentang golongan selamat dan paling agung.(4)
Banyak lagi pujian para ulama mereka terhadap kitab ini, seperti Ali bin Akbar Al-Ghifari, salah seorang pen-tahqiq kitab Al-Kafi, At-Thabarasi, Al-Hurr Al-Amilii, Abbas Al-Qummi, Muhammad Amin Al-Istrabadi, dan yang lainnya. Bahkan Al-Kulaini sendiri menyifatkan kitabnya sebagai kitab yang mengandung hadits-hadits shahih dari orang-orang yang jujur. (5)
Dari sini kita tahu bahwa kitab Al-Kafi adalah kitab yang paling diagungkan syiah, paling shahih (menurut mereka) dan merupakan referensi utama, sebagaimana yang kita saksikan dari para ulama mereka. walaupun tidak dinamakan dengan shahih.
Setelah itu, kami mengajak para pembaca untuk melihat para perawi (periwayat) yang menjadi sandaran riwayat-riwayat Al-Kafi, lalu kita timbang berdasarkan kacamata Al-Jarh wat-tadil. Berikut ini sebagian nama-nama para perawi mereka:
Bersambung insya Allah
Footnote
1) Nama Abdul Husain ditinjau dari hukum syari adalah nama yang tidak benar, karena mengandung penghambaan terhadap selain Allah subhanahu wataala. Semestinya, jika seseorang memiliki nama, menghambakan dirinya kepada Allah, tidak kepada selainnya. Seperti Abdullah, Abdurrahman, dan yang semisalnya. Bahkan perkara ini bukan hanya disebutkan dalam kitab Ahlus sunnah, namun juga disebutkan dalam referensi Syiah, sebagaimana yang disebutkan Al Kulaini dengan sanadnya dari Fulan bin Humaid bahwa dia bertanya kepada Abu Abdillah rahimahullah sambil meminta saran tentang pemberian nama anaknya, maka beliau menjawab: Beri nama dengan nama penghambaan. Ia bertanya: Nama apa itu?. Beliau menjawab: Abdurrahman. Diriwayatkan juga dari Al Kulaini dari Abu Jafar rahimahullah berkata: Nama yang paling benar adalah yang diberi penghambaan, dan yang paling afdhal adalah nama-nama para nabi. Al Majlisi ketika mengomentari riwayat ini mengatakan: Makna penghambaan adalah penghambaan kepada Allah, bukan Abduh Nabi (hamba Nabi) dan Abdu Ali (hamba Ali) dan yang semisalnya. Perinciannya disebutkan dalam kitab Miratul Uqul fi Syarhi Akhbar Ala Ar-Rasul: 21/31. lihat kitab Al-Burhan fi Tabriati Abi Hurairah minal Buhtan: 1/7-8
2) Al-Murajaat: 110
3) Muqaddimah Al-Muhaqqiq kitab Al-Kafi: 9
4) Miratul Al-Uqul: 1/3
5) lihat Muqaddimah Al-Kafi, Al-Kulaini: 7
Dinukil dari: Al-Qaulush-Sharih fi Raddi ala Munkiril Hadits Ash-Shahih/ Meluruskan Pemahaman tentang Hadits Sihir
Oleh: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al Bugisi hafizhahullah
Studi kritis buku: Benarkah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam Pernah (Tersihir? )
Hal: 173-176, dengan sedikit tambahan.
|
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kami online kan untuk pengunjung |
|
|
|
|
|
|
|
12. |
Pengirim: Lisa R. - Kota: Bagan Batu - Riau
Tanggal: 26/5/2009 |
|
Assalamu'alaikum,
Saat saya berkunjung ke situs "pejuang islam" ini. Awalnya saya menduga isinya sesuai dengan namanya, penuh dengan slogan-slogan dan tulisan tentang 'perjuangan' yang membakar semangat untuk menentang musuh-musuh Islam yang dikomandani oleh USA & Zionis dan didukung oleh sekutu-sekutunya dari barat maupun dari negara-negara Islam sendiri.
Tapi sungguh saya kecewa, yang saya temukan adalah seseorang yang dengan bangga meng-klaim "pejuang Islam" tetapi sibuk menganjurkan perpecahan dan menghasut (sebagaimana cara-cara yang digunakan oleh musuh-musuh Islam).
Ironisnya yang getol dituduh sesat adalah kelompok Islam yang gigih memperjuangkan persatuan dan membela kehormatan Islam mati-matian.
Semua orang yang bersih dan 'melek' nuraninya pasti tahu siapa Iran & Hizbullah yang syi'ah itu, dan bagaimana sepak terjang mereka dalam membela saudara-saudara muslimnya di palestina meskipun berbeda mazhab.
Mohon maaf bila kata-kata saya menyinggung "pejuang Islam", tiada maksud selain untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Saya yakin "pejuang Islam" akan memuat tulisan dibawah ini sepenuhnya, sebab saya yakin seorang "pejuang Islam" pasti bersedia mengambil hikmah dari siapapun juga (sebagaimana ajaran Rasulullah: "ambillah hikmah dari mana saja ia berasal").
Wassalam.
-------------------------------------
Konspirasi Anti-Syiah dan Upaya Adu Domba CIA
Oleh: BM. Liaquat Raza
Sebuah buku berjudul "A Plan to Divide and Destroy the Theology" telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA
Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dolar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.
Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat.
Pada tahun 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di Iran.
Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Teheran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara--terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan--akhirnya para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris. Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan negara-negara ini.
Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran. Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik Marjaiyah (kepemimpinan agama) dan syahidnya Husein, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding Muslimin lainnya.
Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. Untuk penyempurnaan proyek ini, ada tiga tahap program:
1. Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah lengkap pengikutnya.
2. Program-program jangka pendek: propaganda anti-Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah dengan Sunni yang merupakan mayoritas Muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS.
3. Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, di mana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram. Para peneliti CIA ini harus mendapatkan jawaban bagi soal-soal berikut:
a. Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal, dan berapa jumlah mereka?
b. Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah, dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka?
c. Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah?
d. Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan Sunni?
e. Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah?
Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut:
Para Marja’ Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang di setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (para Marja) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, Marja Syiah saat itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran.
Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah. Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu.
Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan tirani Syah.
Di Libanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri. Keberadaan Israel juga terancam oleh sang Ayatullah dalam bentuk Hizbullah.
Setelah semua penelitian ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa berbenturan langsung dengan Syiah akan banyak menimbulkan kerugian, dan kemungkinan menang atas mereka sangat kecil.
Oleh sebab itu, kami mesti bekerja di balik layar. Sebagai ganti slogan lama Inggris: Pecah-belah dan Kuasai (Divide and Rule), kami memiliki slogan baru: Pecah-belah dan Musnahkan (Divide and Annihilate).
Rencana mereka sebagai berikut:
1. Mendorong kelompok-kelompok yang membenci Syiah untuk melancarkan aksi-aksi anti-Syiah.
2. Memanfaatkan propaganda negatif terhadap Syiah, untuk mengisolasi mereka dari masyarakat Muslim lainnya.
3. Mencetak buku-buku yang menghasut Syiah.
4. Ketika kuantitas kelompok anti-Syiah meningkat, gunakan mereka sebagai senjata melawan Syiah (contohnya: Taliban di Afghanistan dan Sipah-e Sahabah di Pakistan).
5. Menyebarkan propaganda palsu tentang para Marja dan ulama Syiah.
Orang-orang Syiah selalu berkumpul untuk memperingati tragedi Karbala. Dalam peringatan itu, seorang akan berceramah dan menguraikan sejarah tragedi Karbala, dan hadirin pun mendengarkannya. Lalu mereka akan memukul dada dan melakukan upacara kesedihan (azadari). Penceramah dan para pendengar ini sangat penting bagi kita. Karena, azadari-azadari seperti inilah yang selalu menciptakan semangat menggelora kaum Syiah dan mendorong mereka untuk selalu siap memerangi kebatilan demi menegakkan kebenaran. Untuk itu:
1. Kita harus mendapatkan orang-orang Syiah yang materialistis dan memiliki akidah lemah, tetapi memiliki kemasyhuran dan kata-kata yang berpengaruh. Karena, melalui orang-orang inilah kita bisa menyusup ke dalam upacara-upacara azadari (wafat para Imam Ahlul Bait).
2. Mencetak atau menguasai para penceramah yang tidak begitu banyak mengetahui akidah Syiah.
3. Mencari sejumlah orang Syiah yang butuh duit, lalu memanfaatkan mereka untuk kampanye anti-Syiah. Sehingga, melalui tulisan-tulisan, mereka akan melemahkan fondasi-fondasi Syiah dan melemparkan kesalahan kepada para Marja dan ulama Syiah.
4. Memunculkan praktik-praktik azadari yang tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran Syiah yang sebenarnya.
5. Tampilkan praktik azadari (seburuk mungkin), sehingga muncul kesan bahwa orang-orang Syiah ini adalah sekelompok orang dungu, penuh khurafat, yang di bulan Muharram melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain.
6. Untuk menyukseskan semua rencana itu harus disediakan dana besar, termasuk mencetak penceramah-penceram ah yang dapat menistakan praktik azadari. Sehingga, mazhab Syiah yang berbasis logika itu dapat ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak logis dan palsu. Hal ini akan memunculkan kesulitan dan perpecahan di antara mereka.
7. Jika sudah demikian, tinggal kita kerahkan sedikit kekuatan untuk membasmi mereka secara tuntas.
8. Kucurkan dana besar untuk mempropagandakan informasi palsu.
9. Berbagai topik anti-Marjaiyah harus disusun, lalu diserahkan kepada para penulis bayaran untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Marjaiyah, yang merupakan pusat kekuatan Syiah, harus dimusnahkan. Akibatnya, para pengikut Syiah akan bertebaran tanpa arah, sehingga mudah untuk menghancurkan mereka.
Selengkapnya, klik link berikut:
http://www.victorynewsmagazine.com/images/ConspiracyAgainstJaffariSchoolofThoughtRevealed. htm |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Anda rupanya kurang pandai membaca. Coba buka lagi halaman depan situs kami, maka anda akan temukan kalimat indah : PEJUANG ISLAM, Melestarikan Kemurnian Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah.
Jadi perjuangan kami adalah berusaha memberi pengertian kepada umat Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang menghuni bumi Allah ini sebagai warga mayoritas dalam dunia Islam. Yang mana Nabi SAW memerintahkan kepada umat Islam dengan sabda Beliau : 'Alaikum bis sawaadil a'dham (wajib bagi kalian untuk memegang teguh/bergabung dengan kelompok mayoritas).
Sedangkan keberadaan Kaum Syiah di dunia ini adalah warga minoritas. Jadi tidak diperhitungkan sedikitpun oleh Nabi SAW. Jika Nabi saja tidak memperhitungkan keberadaan kolompok minoritas semisal kaum Syiah, lantas apa kepentingan umat Islam terhadap kaum Syiah yang keberadaannya di dunia ini benar-benar minoritas.
Jika alasan tuntutan anda agar umat Islam harus bersatu dengan kaum minoritas semacam Syiah yaitu demi kemanusiaan, maka perlu anda ingat bahwa Allah berfirman : Innal insaana lafii husrin (sesungguhnya semua manusia itu pasti dalam kerugian)
Sayangnya kaum Syiah Imamiyah Iraniyah bukanlah termasuk illalladziina aamanuu (kecuali orang-orang yang beriman), karena kaum Syiah Imamiyah telah mengingkari kebenaran, kemurnian dan kesucian Alquran sebagai Kitab Suci milik umat Islam yang berisi tiga puluh juz dengan jumlah ayat sebanyak 6666 ayat. Hal ini dengan terang-terangan dinyatakan oleh Alkulaini seorang tokoh sentral kaum Syiah Imamaiyah dalam kitabnya Alkaafi, yaitu kitab rujukan utama Syiah Imamiyah ini pada juz 2 halaman 634 :
Ali bin Alhakam dari Hisyam bin Salim dari Abi Abdillah AS berkata : 'Sesungguhnya Alquran yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad SAW itu berjumlah 17.000 ayat'. Sedangkan pada juz 1 halaman 239 disebutkan bahwa Mushhaf Fathimah itu: fiihi mitslu quraanikum haadza tsalaatsaa marroot, wallahi maa fiihi min quraanikum harfun waahidun (di dalamnya seperti Quran kalian ini, namun banyaknya tiga kali lipat, Demi Allah tidak ada satupun huruf yang sama dengan Quran kalian).
Jadi, tidak salah jika Pejuang Islam menerangkan kesesatan aliran Syiah Imamiyah ini, agar kesesatannya itu tidak diikuti oleh umat Islam yang menghuni bumi Allah ini dengan jumlah mayoritas.
Kalau sekedar berbicara tentang perlawanan terhadap Amerika. Belum terbukti Iran berhadapan langsung dengan Amerika dalam konflik fisik. Lepas setuju atau tidak setuju terhadap keberadaan Alqaedah, yang jelas Alqaedah yang non Syi'ah itu, telah nyata-nyata melawanan Amerika bahkan lebih hebat dan konkrit.
Belum lagi para Pejuang Islam Palestina semisal Syeikh Yasin yang Muslim Sunni, serta jutaan Umat Islam non Syiah dari Iraq dan Afghanistan yang dengan terang-terangan melawan dominasi Amerika di Timur Tengah.
Sangat naif jika anda mengangkat tinggi-tinggi kaum Syiah, karena beraninya hanya mengeluarkan stateman-stateman anti Amerika, tanpa mau menengok aqidahnya. Terus siapa kiranya yang kini menjadi boneka Amerika di Iraq yang saat ini menjabat sebagai presiden dan para petinggi Iraq, yang tugas mereka berfungsi sebagai boneka Amerika? Yaa tokoh-tokoh Syiah kaan ?
Mestinya mereka tokoh-tokoh Syiah Iraq itu malu kepada dunia. Mereka memancung Sadam Husain hanya karena menuruti pesanan Amerika. Apa semacam ini yang namanya menjalin persatuan? Berapa banyak ulama Islam non Syiah yang tewas mengenaskan di negara Iran karena dibantai oleh tokoh-tokoh Syiah. Barapa banyak masjid-masjid milik non Syiah yang dibumi hanguskan oleh penguasa Syiah Iran, karena dianggap sebagai masjid kaum murtaddin, yang menurut bahasa mereka adalah kaum Nawashib (non Syiah).
Nah, jika akan bicara jujur, maka banyak negara dan kelompok-kelompok yang menjadi simbul perlawanan terhadap dominasi Amerika di segala aspek, sebut saja China, Rusia, Jepang, Korea Utara dan masih banyak lagi, tetapi dalam tinjauan secara aqidah tetap saja mereka ini termasuk negara-negara kafir, yang tidak menutup kemungkinan suatu saat akan menjadi musuh besar umat Islam.
Demikian juga dengan Khomeini, Rafsanjani, Ali Khemenei, Ahmadinejad, Hasan Nasrullah dst, sebagai penganut Syiah Imamiyah, maka atas tinjauan aqidah, mereka itu adalah kelompok Syiah Imamiyah yang jelas-jelas sesat, karena antaran lain mereka telah mengingkari kesucian, kemurnian, keaslian Alquran. |
|
|
|
|
|
|
|
13. |
Pengirim: ARAH - Kota: Malang
Tanggal: 28/5/2009 |
|
afwan ini bukan pertanyaan ustad, tapi hanya menanggapi pernyataan Lisa R. Selama ini orang-orang syiah baru menemukan cara baru untuk meraih simpati dunia islam. yaitu dengan memakai slogan membela perjuangan rakyat palestina. Hal itu digunakan sebagai kuda troya penyebaran paham sesat mereka. Dunia belum lupa sesungguhnya mengapa khumaini minta perlindungan justru pada negara barat, sebelum revolusi Iran. Sampai kiamat yang namanya yahudi Amerika tak akan menyerang negara Iran yang mayoritas penduduknya syiah. Walaupun si Ahmadinejad koar-koar mengutuk Amerika, Israel dan sekutunya itu semua cuma permainan omong kosong, taqiyah ala syiah. Bagaimana mungkin Amerika akan membumi hanguskan sebuah negeri yang menganut faham sesat syiah? Tak perlu di sesatkan memang sudah mbleset. Mana mungkin Amerika mau menghancurkan sebuah agama (agama syiah) yang didirikan oleh yahudi. Mana mungkin Amerika akan capek-capek merusak moral pemuda-pemuda syiah, yang memang sudah rusak dengan model kawin mut'ah itu? mustahil. Jika si nejad itu memang serius dan berani, kenapa bukan iran aja yang perang sama Israel, kok jadi memakai hisbullah. itu sih koboy kesiangan namanya. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Syukran. Kalau bicara soal Taqiyyah alias "Menampakkan sesuatu namun tidak sama dengan apa yang menjadi keyakinananya" alias "kemunafiqan" jika ingin mempelajarinya, yaa baca saja buku-buku literatur Syiah Imamiyah, maka disanalah gudangnya, akan mencari 'Taqiyah' model apa saja dan jenis serta produk mana saja, akan mudah didapatkan pada buku-buku literatur utama Syiah Imamiyah. |
|
|
|
|
|
|
|
14. |
Pengirim: Reno wardhana - Kota: Jakarta
Tanggal: 24/2/2011 |
|
Maju terus ustad pantang mundur hajar kebahtilan,Alloh bersama kita para ahlul sunnah. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan usaha kita diberkahi Allah. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|