INSYAALLAH
Luthfi Bashori
Pengajian hari ke - 12 di bulan Ramadlan di Ribath Almurtadla bertema Ucapan Insyaallah. Ucapan ini adalah perintah Allah yang tertera pada surat Alkahfi : Walaa taquulanna lisyai-in innii faa`ilun dzaalika ghadan illaa an yasyaallaah (janganlah engkau katakan terhadap sesuatu, aku akan mengerjakannya besok, tapi katakanlah insyaallah aku kerjakan besok).
Dewasa ini banyak di kalangan umat Islam yang meninggalkan perintah ucapan insyaallah ini dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana terjadi dalam urusan jual beli, seringkali di kalangan umat Islam ada yang mengadakan perjanjian semisal, jika ada pelanggan memesan barang untuk dikirim ke rumahnya, maka penjual mengatakan, besok siang kami antarkan ke tempat anda ! (tanpa mengatakan insyaallah)
Jika ternyata esok hari tidak dapat mengantarkan barang pesanannya itu, umumnya penjual akan beralasan semisal, mohon maaf kami belum dapat mobil untuk mengantarkan barangnya!
Perbuatan semacam ini terjadi, hakikatnya adalah karena ketidak-taatan si penjual itu kepada aturan syariat Islam. Padahal Allah telah mengaturnya dalam kitab suci Alquran, agar umat Islam mengucapkan Insyaallah atas janji yang dibuat, seperti oleh si penjual kepada pelanggan dalam contoh di atas.
Bahkan konon ayat ini turun sebagai teguran Allah kepada Nabi SAW saat beliau mendapatkan pertanyaan seputar berapa jumlah pemuda Ashabul Kahfi, saat itu Nabi SAW berjanji: Besok saya jawab ! (dengan harapan besok ada wahyu jawaban yang turun dari Allah). Namun Allah justru memperlambat penurunan ayat jawaban yang ditunggu oleh Nabi SAW, bahkan Allah menurunkan ayat teguran: Walaa taquulanna lisyai-in innii faa`ilun dzaalika ghadan illaa an yasyaallaah (janganlah engkau katakan terhadap sesuatu, aku akan mengerjakannya besok, tapi katakanlah insyaallah aku kerjakan besok).
Aturan Allah ini adalah termasuk ajaran adab sopan santun dalam bermasyarakat. Maka sejak itu Nabi SAW selalu mengajarkan dan mencontohkannya kepada umat Islam untuk mengatakan Insyaallah jika akan mengerjakan apa yang akan datang.
Hanya saja, ajaran adab sopan santun dalam pergaulan ini semakin hari semakin bergeser di kalangan umat Islam. Bahkan ada juga kalangan yang sengaja menggunakan ucapan insyaallah hanya untuk mengelabuhi orang lain, semisal sengaja tidak mau mengerjakan kewajibannya dalam dalam sebuah perjanjian dengan bersembunyi di balik ucapan insyaallah, dan tatkala esok harinya ditagih, ia menjawab: Kan sudah aku katakan insyaallah ! Padahal ia sengaja tidak mau mengerjakan janjinya itu.
Jelas orang yang melakukan demikian ini sangat berdosa, karena sama halnya dengan mempermainkan maknawiyah firman Allah di atas dan sekaligus mempermainkan orang lain. Betapa buruknya prilaku pelakunya. Hal seperti ini diistilahkan oleh para ulama dalam ungkapan: Kalimatu haqqin uriida bihal baathil (menggunakan ucapan yang hak/benar untuk tujuan kebatilan/kejahatan).