Ziarah Kubur dan Baca Alquran Untuk Mayit,Adalah Ajaran Nabi SAW
Sonhaji
Bahwasannya, mayoritas orang yang hidup di planet bumi, akan mengatakan, bahwa negara Indonesia adalah negara yang kebanyakan penduduknya menganut agama Islam. Memang betul, mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, tetapi apakah ajaran Islam yang dianut itu benar-benar ajaran Islam yang kaffah? Maksudnya, apakah Islam masih mengikuti dan mengamalkan firman Allah (Alquran) dan sunnah Nabi SAW (Hadist)? Menurut pengamatan saya, kira-kira umat Islam Indonesia, yang tetap beristiqamah memegang ajaran Islam yang kaffah secara utuh, hanyalah 20 persen saja. Selebihnya, sudah banyak umat Islam yang meninggalkan ajaran Islam yang asli.
Apalagi sekarang, di negara kita ini banyak sekali berkembang aliran sesat. Di antara aliran yang jauh melenceng dari ajaran Islam adalah aliran Syiah. Aliran Syiah ini dikatakan sesat karena salah satu ajarannya adalah mengkafirkan para sahabat Nabi SAW. Ada juga ajaran Syiah yang menganggap bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib mempunyai sifat-sifat ketuhanan.
Di samping aliran Syiah, ada juga aliran LDII, Islam liberal, dan lain sebagainya. Adapun aliran yang terkini berkembang di negara kita adalah aliran Wahhabi. Aliran ini dicetuskan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Aliran ini dikatakan melenceng karena sudah menyalahi aturan syariat Islam yang benar.
Di antara kesesatannya, yaitu mereka melarang orang untuk mengamalkan tahlilan, membaca Alquran untuk mayit, dan mengadakan maulid Nabi SAW, yang notabene bacaan maulid Nabi ini adalah bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW . Padahal di dalam nash Alquran dan hadits, banyak disebutkan dalil tentang bacaan shalawat kepada Nabi SAW, sebagaimana firman Allah (QS: al ahzab; 56) yang artinya.’Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu kepadanya dan ucapkan alam.’
Dalil di atas, menjelaskan bahwa kita sebagai umat Islam di wajibkan untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebab firman Allah tersebut menyebutkan kata (shallu) dan kata ini menunjukan fiil amr, yang berarti wajib hukumnya.
Alasan lain, mengapa membaca shalawat itu wajib? Karena, tatkala kita shalat, maka salah satu rukunnya adalah membaca shalawat. Apabila kita tidak membaca shalawat maka shalatnya tidak sah. Jadi membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sangat penting. Adapun nash Hadits juga menyebutkan, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : Belum sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya dibanding dengan orangtuanya, anak-anaknya, dan semua umat manusia (HR. Bukhari dan Muslim).
Padahal kalau kita cermati, bahwa Rasulullah SAW mempunyai jasa yang sangat besar kepada kita. Jika bukan karena Beliau SAW, tidak mungkin kita mampu membedakan mana yang halal dan mana yang haram. Betapa besar pengorbanan Beliau SAW, tatkala mendakwahkan agama Islam yang kita anut ini, Beliau SAW hampir dibunuh oleh orang-orang kafir Quraisy. Kemudian apa balasan kita kepada Beliau SAW ?. Apabila kita ingin membalas jasa Beliau SAW, minimal kita harus sering bershalawat dan mengerjakan sunnah-sunnah Beliau SAW. Dengan memperbanyak bacaan shalawat sebagaimana yang dilaksanakan dalam kegiatan maulid Nabi SAW, insya Allah kita akan mendapat syafaat dari Beliau SAW.
Jasa Beliau SAW bagi kita bukan hanya di dunia saja, tetapi juga di akhirat kelak. Sebagaimana diriwayatkan, tatkala kita nanti berada di padang mahsyar, kita hanya ditolong dan diberi syafa’at oleh baginda Rasulullah SAW. Saat itu, semua orang dikumpulkan di padang mahsyar. Yang mana semua orang merasakan panas yang sangat, lantaran ketinggian matahari hanya sejengkal tangan. Kemudian semua orang minta pertolongan kepada Nabi Adam, karena dianggap sebagai Abul Basyar, bapaknya semua manusia. Ya adam, syaffi’na syaffi’na (tolong kami, tolong kami). Tetapi Nabi Adam hanya menjawab nafsi nafsi (diriku diriku). Maksud dari jawaban Nabi Adam, bahwa Beliau tidak mampu menolong umat manusia, namum Beliau hanya mampu mengurusi dirinya sendiri.
Setelah Nabi Adam menyatakan ketidakmampuan, maka semua manusia datang kepada para Nabi yang lainnya. Ternyata para Nabi juga menyatakan, nafsi nafsi (diriku diriku). Mendengar jawaban itu, maka seluruh umat Islam minta tolong kepada Nabi Muhammad SAW, Ya Muhammad syaffi’na syaffi’na, lantas Nabi Muhammad SAW menjawab, ana laha ana laha (itu memang tugasku).
Dari riwayat tersebut, betapa besar jasa Beliau SAW kepada kita. Lantas, apa kita tidak bangga mempunyai pemimpin yang sangat peduli terhadap umatnya?. Oleh karena itu, kita harus membalas jasa Beliau SAW, minimal dengan cara menghidupkan sunnah-sunnahnya sampai hari kiamat. Alangkah nistanya jika ada orang yang melarang umat Islam untuk memuji Beliau SAW, baik pujian itu dilaksanakan sendirian maupun secara bersama-sama, seperti membaca shalawat dalam kegiatan maulid Nabi SAW.
Perlu diketahui, bahwa aliran Wahabi ini juga melarang orang untuk ziarah kubur, membaca Alquran untuk mayit dan sebagainya. Padahal di dalam Alquran dan Hadist, banyak disebutkan tentang hal itu, antara lain Rasulullah SAW bersabda , iqrau yasin ala mautakum yang artinya; bacalah yasin untuk mayit-mayyit kalian. Di dalam hadist lain juga disebutkan bahwasannya Rasulullah SAW bersabda yang artnya: Dahulu, saya melarang kalian untuk ziarah kubur, namun sekarang berziarah kuburlah kalian . Hadist yang kedua ini perlu ditakwilki, mengapa Rasulullah SAW pada awalnya melarang ziarah kubur, alasannya karena tatkala itu masih berada pada zaman jahiliyah, dan ditakutkan kaum muslimin salah faham sehingga menjadikan kuburan sebagai sesembahan mereka. Kemudian mengapa Rasulullah SAW membolehkan ziarah kubur, karena zaman itu sudah berubah dan mayoritas umat Islam sudah mengenal Islam dengan sempurna. Apalagi dengan ziarah kubur dapat mengingatkan umat Islam akan kehidupan akhirat.
Demikianlah antara lain kesesatan aliran Wahabi, yang saat ini sedang marak menyebarkan ajarannya di negara kita. Oleh karena itu, jangan sampai kita terjerumus mengikuti aliran ini. Semoga kita semua diberi ketetapan iman, dan nantinya dikumpulkan bersama Nabi Muhammad SAW. Amin ya rabbal alamin.
Medio 22 Maret 2009, Ribath Almurtadla