Beberapa Hadits Tentang Pemimpin Dan Kepemimpinan
Imam Bukhari
Yahya (2004:21) mengemukakan beberapa keterangan yang berkaitan dengan masalah pemimpin dan kepemimpinan yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW:
السّلطَانُ ظِلُّ اللهِ فِى الأَرْضِ, يَأْوِيْ اِلَيْهِ كُلُّ مَظْلُوْمٍ مِنْ عِبَادِهِ فَاِنْ عَدِلَ كَانَ لَهُ الأَجْرُ, وَكَانَ – يَعْنِى عَلَى الرَّعِيََّةِ-الشُّكْرُ. وَاِنْ جَارَ أَوْ حَافَ أَوْ ظَلَمَ كَانَ عَلَيْهِ الوِزْرُ, وَعَلَى الرَََّعِيَّةِ الصَََََََّبْرُ. وَاِذَا جَارَتْ الوُلاَةُ قَحَطِتْ السَّمَاءُ. وَاِذَا مُنِعَتْ الزَّكَاةُ مَلَكَتِ المَوَاشِي. وَاِذَا ظَهَرَ الزَِّنَا ظَهَرَ الفَقْرُ وَالمَسْكَنَةُ.
“Pemimpin adalah bayangan Allah SWT dimuka bumi. Kepadanya berlindung orang orang yang teraniyaya dari hamba hamba Allah SWT, jika ia berlaku adil maka baginya ganjaran, dan bagi rakyat hendaknya bersyukur. Sebaliknya apabila ia curang (zalim) maka niscaya dosalah baginya dan rakyatnya hendaklah bersabar. Apabila para pemimpin curang maka langit tidak akan menurunkan berkahnya. Apabila zina meraja lela, maka kefakiran dan kemiskinan pun akan merajalela.(HR. ibnu majah dari abdulah bin umar)”
Yahya (2004:22) mengartikan bahwa: Kata “bayangan Allah SWT” mengisyaratkan bahwa pemimpin adalah perwakilan Allah SWT dimuka bumi ini. Dan juga mengisyaratkan bahwa pemimpin harus selalu dekat kepada Allah SWT.
Kata “rakyat hendaknya bersyukur” menurutnya mengisyaratkan bahwa wujud pemimpin yang adil adalah nikmat dari Allah SWT yang patut disyukuri.
Dan kata “rakyat hendaknya bersabar” mengisyaratkan bahwa kelak akan muncul pemimpin yang tidak becus.
خِيَارُ أَئِِِمَّتَكُمْ الَّذِيْنَ تُحِبُّوْنَهُمْ وَيُحِبُّّوْنَكُمْ, وَتُصَلُّوْنَ عَلَيْهِمْ وَيُصَلُّوْنَ عَلَيْكُمْ . وَشِرََََارُ اَئِمَّتَكُمْ الَّذِيْنَ تَبْغَضُوْنَهُمْ وَيَبْغَضُوْنَكُمْ, وَتَلْعَنُوْنََهُمْ وَيَلْعَنُوْنَكُمْ.
“sebaik-baik pemimpin diantara kalian ialah pemimpin yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendo’akannya dan merekapun mendo’akan kalian, dan seburuk buruknya pemimpin diantara kalian ialah pemimpin yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknatnyadan mereka pun melaknat kalian”.(HR Muslim dari ‘auf bin malik)
Hadits ini mengisyartkan bahwa: salah satu ciri pemimpin yang baik ialah dicintai dan dido’akan oleh rakyatnya, dan begitu pula sebaliknya. Diantar ciri pemimpin yang buruk ialah yang dibenci dan dilaknat oleh rakyatnya, dan begitu pun sebaliknya.