Kepemimpinan Setelah Rasulullah SAW
Imam Bukhari
Para sahabat Nabi Muhammad SAW dan salafus shalih sudah lama tiada, namun keteladanan mereka di tulis oleh tinta emas sehingga menjadi teladan bagi kehidupan umat Islam generasi berikutnya. Kesalehan mereka sangat luar biasa, tak heran apabila diantara mereka ada yang sudah di jamin masuk surga, salah satunya yaitu Umar Bin Khatab, dia seorang pemimpin setelah Rasulullah yang adil dan bijaksana dalam memimpin umat. Beliau berasal dari kabilah Quraisy dan berasal dari suku Bani Hasyim.
Seperti kita ketahui hampir seluruh kriteria seorang pemimpin beliau miliki, karena di bawah kepemimpinannya umat hidup sejahtera dan tiada kurang suatu apapun. Dan dia tidak pernah marah apabila ada seorang rakyat yang mengoreksi apabila ia melakukan kesalahan, sebagai contoh ketika beliau diangkat menjadi khalifah setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq beliau berpidato dihadapan rakyatnya, dalam pidatonya beliau mengatakan :
“segala puji bagi Allah penguasa seluruh alam. Salam dan sejahtera semoga Allah limpahkan atas panutan agung Muhammad Saw. Pada kesempatan ini aku ingin menyampaikan amanah kepada kamu sekalian wahai kaum muslimin. Kalian semua ibarat unta yang bertali, untuk itu kalian akan menurut saja kemana orang yang memegang tali itu. Aku akan membawa kalian semua ke jalan yang benar yang diridhoi Allah Swt. Oleh karena itu apabila kalian melihat aku melakukan keslahan yang menyimpang dari perintah Allah dan Rasul-Nya, maka luruskanlah”,
setelah berbicara tiba-tiba berdirilah seorang laki-laki dan berkata, ”wahai umar, aku bersumpah akan meluruskan mu dengan pedangku ini jika engkau menyimpang”. Mendengar kata-kata itu seorang sahabat lainnya berkata, ”wahai sahabat janganlah engkau berkata kasar kepada khalifah.” kemudian umar berkata, ”terima kasih, aku sangat senang kepadamu rupanya diantara rakyat masih ada yang mempunyai keberanian, aku patut memberikan penghargaan padamu.”
Dari kutipan kisah diatas dapat kita simpulkan bahwa beliau memang seorang yang bijaksana, karena dia tidak melihat kedudukan seseorang dalam memberi nasihat.
Selain bijaksana beliaupun seorang yang sangat perhatian terhadap rakyatnya, itu dibuktikan dengan seringnya beliau mengadakan inspeksi mendadak untuk mengetahui keadaan rakyatnya. Dalam salah satu inspeksinya beliau pernah mendapati seorang ibu dari sebuah keluarga, yang merebus batu seolah-olah dia kelihatan sedang menanak nasi, karena tidak punya makanan lagi yang bisa di makan. Hal itu dilakukan untuk menghentikan tangis anak-anaknya yang kelaparan.
Saat itu juga khalifah Umar dengan sigap mengambil gandum dari baitu Mal untuk mencukupi kebutuhan keluarga itu. Gandum itu beliau panggul sendiri, walaupun pengawalnya melarang. Beliau berfikir bahwa kejadian ini akibat kelalaian beliau dalam mengurus umat. Oleh karena itu dia tidak mau apabila tanggung jawabnya dibebankan pada bawahannya, beliau takut bagaimana nanti beliau mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah Swt kelak pada hari perhitungan.
Disisi lain, dalam masa kepemimpinannya kekuasaan kaum muslimin semakin luas. Kekuatan politik dan militer umat muslim pada saat itu sangat berkembang pesat dan mampu melawan kekuatan-kekuatan kufur dan musyrik yang menghalangi meluasnya dakwah islam, pada masa itu pula wilayah-wilayah yang sebelumnya menolak dakwah islam akhirnya dapat ditaklukan dan menjadi bagian dari negara yang dipimpin oleh Umar. Negara-negara yang berhasil ditundukan itu diantaranya :
• Di negeri Syam antara lain, Alyarmuk, Basra, Damaskus, Yordania, Bisan, Thobariyah, Aljabiyah, Palestina, Ramlah, Asqolan, Gaza, Tepi-tepi laut, Baitil maqdis.
• Di Afrika yaitu negri Mesir, Iskandariyah, Tripoli barat (Libia), Barqoh.
• Di Irak dan Persia, yaitu negri Alqadisiyah, Hirah, seluruh persia, Armenia, Almausil, delta sungai Eufrat dan Dajla, Khurasan, Albasrah, Nisabur, Azerbejan, Nahawind, Ashbahan, Hamadzan dan lain-lain.
Umar sendiri tidak pernah mempunyai rasa takut pada orang-orang yang berkuasa pada saat itu dan ia pun tak segan-segan untuk meluruskan mereka apabila mereka melakukan kesalahan.
Itulah sedikit mengenai salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga yaitu Umar Ibnu Khattab. Dan beliau merupakan salah satu pemimpin pada masa kepemimpinan khalifah yang berjalan sesuai dengan manhaj kenabian, periode ini merupakan periode khulafaur-rasyidun. Berlangsung lebih kurang 40 tahun, yaitu sejak diangkatnya Abu Bakar Asy-siddiq sebagai khalifah hingga wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib.
Pada akhirnya Khalifah Umar menemui sang Khaliq pada usia 63 tahun sama seperti sahabat Abu Bakar dan Rasulullah. Beliau dibunuh ketika beliau akan sholat subuh di mihrab pada hari rabu, tepatnya tanggal 26 Dzulhijjah tahun 23 Hijriyah, beliau ditikam oleh seorang majusi yang bernama Abu Lu’luah atau firaus yang berasal dari parsi (satu wilayah di Romawi).
Tetapi dalam keadaan kritis setelah di tikam, ketika diingatkan waktu sholat beliau segera melaksanakannya. Setelah itu beliau bertanya pada kepada sahabatnya mengenai orang yang mencoba membunuhnya, dan sahabat pun menjawabnya bahwa orang yang mencoba membunuh umar yaitu Abu lu’luah Almajusi seorang pelayan Almughirah bin syu’bah, ketika mendengarnya Umar bahagia dan mengucap ”Alhamdulillah” karena dia berfikir bahwa yang menjadikan wafatnya ialah orang yang mengaku beriman tetapi ia tidak pernah bersujud pada Allah.
Setelah tiga hari setelah kejadian penikaman itu beliau baru meninggal, dan akhirnya Khalifah Umar berhasil memimpin umatnya selama 10 tahun 6 bulan 5 hari, dan beliau mempunyai anak sebanyak 13 orang, 9 laki-laki dan 4 orang perempuan.