|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 9 users |
Total Hari Ini: 65 users |
Total Pengunjung: 6224167 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
HARI PERTAMA BULAN RAMADLAN 1433 H/2012 M |
Penulis: Pejuang Islam [ 21/7/2012 ] |
|
|
HARI PERTAMA BULAN RAMADLAN 1433 H/2012 M
Luthfi Bashori
Pukul 03.00 bel alarm berbunyi, maka kami dan seluruh penghuni Ribath Almurtadla Al-islami serentak bangun untuk makan sahur. Kami mengamalkan perintah Nabi SAW : Tasahharuu fainna fis sahuuri barakah (Bersahurlah kalian, karena makan sahur itu barakah).
Usai makan sahur kami pribadi mempunyai jadwal kuliah Subuh di Masjid Jami` Hizbullah. Tema yang kami angkat adalah fadhilah puasa pada bulan Ramadlan. Semua santri ikut shalat berjamaah di masjid serta hadir dalam pengajian kuliah Subuh tersebut.
Pukul 05.45 berakhir pengajian di Masjid Jami` Hizbullah Singosari, dihadiri jamaah masjid yang cukup banyak, sekitar 100 orang muslimin dan muslimat.
Setiap datang bulan suci Ramadlan, shalat Subuh di Masjid Jami` Hizbullah selalu dipenuhi oleh jamaah muslimin dan muslimat. Setiap hari diadakan kuliah Subuh dengan nara sumber yang bergantian.
Sepulang dari masjid, para santri mengambil waktu istirahat. Ada yang mengurus pakaiannya, ada yang membersihkan halaman pesantren, ada yang membaca Alquran, dan sebagainya.
Jam 09.00 kami ada sedikit kepentingan yang mengharuskan keluar rumah. Tatkala kami pulang jam 10.30, kami dengar suara para santri ramai membaca Alquran sendiri-sendiri. Melihat semangat mereka, maka sengaja pelaksanaan shalat Dhuhur berjamaah sedikit kami ulur waktunya menjadi jam 12.30.
Usai shalat Dhuhur kami mengkaji kitab Tahqiiqul Aamaal karangan Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki, meneruskan pelajaran yang berjalan di luar bulan Ramadlan dan dihadiri seluruh santri Ribath.
Menjelang pelajaran selesai yang waktunya menjelang adzan Ashar, ada tamu datang ke tempat kami, yaitu Habib Salim bin Syeikh Abu Bakar dari Malang. Banyak pembicaraan dengan beliau yang kami lakukan, khususnya seputar bulan suci Ramadlan serta program kegiatan para santri pada tahun ini.
Menjelang adzan Ashar, Habib Salim bin Syeikh Abu Bakar pamitan pulang, sedangkan kami mempersiapkan diri berjamaah shalat Ashar bersama para santri. Sambil menunggu pelaksanaan shalat, kami membaca kitab suci Alquran ayat demi ayat, karena memang disunnahkan dalam menghidupkan bulan suci Ramadlan ini untuk memperbanyak bacaan Alquran.
Usai shalat Ashar bersama para santri Ribath Almurtadla Al-islami, kami pribadi mempunyai jadwal mengajar di Pesantren Ilmu Alquran (PIQ), yang jaraknya sekitar 500 meter dari Ribath Almurtadla Al-islami. Kami berangkat ke PIQ naik motor untuk memudahkan sampai di tempat tujuan. Di PIQ telah menunggu para santri tetap sekitar 400 orang dan para santri Ramadlan sekitar 150 orang.
Santri Ramadlan merupakan perwakilan dari beberapa pesantren atau atas nama perorangan yang datang untuk belajar metode pembelajaran Alquran ala PIQ, yang mana setiap bakdal Ashar mereka diprogram bergabung dengan santri tetap untuk ikut kajian dan pembinaan aqidah Aswaja.
Sore hari ini di PIQ kami mengajar kitab Tahqiiqul Aamaal karangan Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki Alhasani, tentang bolehnya membaca Alquran dan dzikir lainnya yang pahalanya dikirimkan kepada keluarga/orang yang telah meninggal dunia.
Dalam muqaddimah, kami menerangkan secara detail tentang Konsep Bid`ah Dalam Persepsi Ulama Salaf Ahlussunnah wal jamaah. Hingga tanpa terasa waktu sudah hampir masuk waktu berbuka puasa. Maka pengajian sore ini di PIQ kami sudahi dan kami pulang ke Ribath Almurtadla Al-islami untuk melaksanakan ibadah ta`jil bersama para santri Ribath Almartadla, berupa es dawet dingin yang menyegarkan tenggorokan.
Shalat Maghrib dilaksanakan berjamaah setelah ta`jil bersama para santri. Kemudian kami berbuka puasa bersama pula. Para santri mendapat jatah nasi dan lauk pauk, sedangkan kami pribadi memilih mengkonsumsi sayur mayur matang, berupa buah manisa kukus dan daun sawi kukus, serta sambal terasi dengan lauk tahu brengkes/bothok tahu tanpa nasi.
Menu semacam ini adalah favorit kami pribadi pada setiap berbuka puasa di bulan Ramadlan dari tahun ke tahun. Karena sekalipun mengkonsumsinya sedikit tapi cepat mengenyangkan perut dan awet kenyang, sehingga saat taraweh tidak mengantuk karena kekenyangan.
Shalat taraweh dan witir di pesantren kami dibilali oleh santri, diimami oleh santri, dan pembacaan doa pun oleh santri, bahkan kuliah tujuh menit (kultum) setiap selesai shalat witir, juga disampaikan oleh santri yang sudah dijadwal sesuai kemampuan.
Tujuan utama pengaturan jadwal semacam ini, tiada lain untuk pelatihan para santri agar terbiasa menjadi imam shalat dan sekaligus bertujuan agar kelak mereka dapat menyampaikan ilmu yang telah dipelajarinya kepada masyarakat.
Usai shalat taraweh dan kultum, para santri melanjutkan pelajaran diniyah sebagaimana yang telah ditentukan oleh pesantren, dengan beberapa materi ilmu agama yang setiap malam dipelajari secara bergantian.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|