|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 8 users |
Total Hari Ini: 64 users |
Total Pengunjung: 6224166 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
PERJALANAN MUDIK HARI - 15 |
Penulis: Pejuang Islam [ 9/7/2012 ] |
|
|
PERJALANAN MUDIK HARI - 15
Luthfi Bashori
Pukul 08.00 hari Ahad, 08 Juli 2012, kami check out dari Wisma 9. Melewati pintu gapura Sunan Kalijogo sudah banyak bis yang parkir di sepanjang jalan. Seperti di tempat makam para Walisongo lainnya, ramainya penziarah dan antusiasme mereka mendapat barakah dari para Walisongo adalah menjadi ciri khas warga asli Ahlussunnah wal jamaah dan tidak pernah takut dituduh bid`ah maupun syirik oleh kaum Wahhabi.
Karena kami mengamalkan ibadah sunnah ziarah makam kaum shalihin ini berdasarkan Alquran dan hadits shahih. Karena itu di setiap tempat makam parfa Walisongo, selalu kami ajarkan doa ringan berbahsa Indonesia kepada anak-anak kami yang berusia 10 - 6,5 dan 3 tahun, kami dikte doa berikut :
Ya Allah, di tempat yang penuh barakah ini, di dekat makam kekasih-Mu ini, serta berkat karamah Sunan ....., kami memohon kepada-Mu agar kami sekeluarga, Abiku, Ummiku, Kak Amirah, Kak Najmah, Kak Lubiya dan Dik Fairuz serta seluruh keluarga kami dijadikan orang shalih dan shalihah, rajin mengaji dan beribadah, selalu sehat jasmani dan rohani, dapat rizqi halalan thayyiban, hingga dapat berangkat ibadah haji ke Makkah dan ziarah ke makam Nabi SAW di Madinah, demi mendapat barakah untuk bekal hidup di dunia dan akhirat. Amiin. Alfatihah.
Di alun-alun kota Demak, saat kami parkir mobil, ternyata telah berkerumun ribuan jamaah muslimin dan muslimat dengan berpakaian putih-putih. Kami pun ikut arus jamaah yang baru berdatangan, namun saat mereka masuk ke alun-alun, kami berbelok ke arah makam Raden Fatah yang berada di belakang Masajid Agung Demak.
Usai berziarah, kami berjalan menuju parkiran mobil, dan iseng-iseng kami bertanya kepada salah satu jamaah pejalan kaki tentang acara apa yang ada di alun-alun itu? Dijawab : Haulnya Raden Fatah.
Subhaanallah, ternyata kedatangan kami ke makam Raden Fatah, sang menantu Sunan Ampel, alias termasuk penguasa pusat kerajaan yang menjadi benteng utama penyebaran Islam di Indonesia ini, bertepatan dengan hari haul beliau. Pantas saja di lokasi makam tidak begitu ramai, karena para penziarah lainnya lebih berkonsentrasi menghadiri Haul Raden Fatah tersebut.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju kota Pati untuk membeli oleh-oleh produk Kacang Dua Kelinci. Rencana oleh-oleh kacang tersebut kami berikan untuk keluarga Singosari Malang.
Dari Pati, tujuan kami langsung ke Gresik, karena ingin membelikan oleh-oleh khusus kegemaran orang tua kami. Ayahanda gemar makan Bandeng Tanpa Duri, sedangkan Ibunda gemar makan Bandeng Asap.
Perjalanan sampai di kota Rembang, sudah waktunya makan siang. Kami mencari warung nasi di pinggir jalan. Ada rumah makan dengan menu khas Jawa seperti sayur asam, lodeh, opor ayam, dsb dan kami mampir makan. Ternyata oleh penjualnya disuruh ambil nasi dan menu sendiri. Dalam warung pun lebih terkesan suasana rumah tangga biasa.
Saat waktunya membayar, ada ibu tua dari keluarga penjualnya datang menghampiri salah satu putri kami yang beusia 6,5 tahun dan menciumnya, seraya berseloroh: `Aduh kok cantik amat siih, kayak boneka saja...!`
Saat kami akan keluar dari warung, si ibu tua itu pun menghampiri rombongan keluarga wanita dan mengajak bersalam-salaman, layaknya kenalan lama.
Lucu dan unik rasanya jika ada keluarga pemilik warung yang memperlakukan pembelinya seperti keluarga sendiri.
Alhamdulillah, kami juga mendapati di atas pintu keluar warung unik itu terdapat tulisan kaligrafi ayat Kursi.
Perjalanan pulang pun terus berlanjut. Masuk di Gresik sekitar pukul 20.00 kami bersilaturrahim ke rumah salah satu santri yang sudah menjadi alumni, dengan tujuan minta tolong agar diantarkan ke pusat tempat penjualan oleh-oleh Ikan Bandeng Tanpa Duri/Asap yang berkualitas.
Tepat di depan rumah santri alumni tempat kami mampir, di Jln. Proklamasi Gresik, terdapat kolam renang milik bersama warga perumahan. Setelah kami tanyakan, ternyata setiap keluarga/tamunya pemilik rumah di perumahan itu, boleh ikut mandi di kolam tersebut.
Maka, anak-anak pun minta mandi berenang hingga sore menjelang Maghrib. Oleh tuan rumah, kami dipersilahkan bermalam, karena selama ini rumahnya memang dikosongkan untuk para tamu, dan difungsikan juga sebagai villa keluarganya.
Kami memutuskan untuk bermalam di rumah tersebut, dengan harapan esok pagi dapat melanjutkan perjalanan.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|