URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 5 users
Total Hari Ini: 206 users
Total Pengunjung: 6224318 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
KARAKTERISTIK ‘ULAMA’ SEBAGAI WARATSATUL ANBIYA’ 
Penulis: MUI Kab. Malang [18/2/2013]
 
KARAKTERISTIK  ‘ULAMA’  SEBAGAI  WARATSATUL  ANBIYA’

Muhammad  Tholhah  Hasan

Dalam Al-Qur’an, surat Fathir : 28, Allah berfirman  :

انمـا  يخـشى اللـه  من  عبـاده  العلمــاء                 
“Sesungguhnya  yang  takut  kepada  Allah di  antara  hamba-hambanya hanyalah ‘Ulama’ ".

Syeikh  Wahbah  Az-Zuhaily  memberikan  komentar  terhadap  ayat  tersebut: 

“Meskipun arti kata Al-’Ulama’ dalam ayat tersebut mencakup berbagai macam kepakaran, baik dalam bidang fisika, biologi, atau rahasia alam semesta, tapi yang benar-benar dapat disebut sebagai ulama’ hanyalah yang memiliki rasa takut kepada Allah. Dan yang  tidak  memiliki rasa  takut kepada Allah, dia tidak  dapat disebut sebagai ‘ulama` ".
(Tafsir Al-Munir, juz 21 – 22).

Dalam   sebuah  hadis ,  Nabi   Muhammad  s.a.w.  bersabda :

 ” العلمـاء  ورثـة  الانبيـاء , يحبهم  أهـل  السمـاء و تسـتغـفر                      
  لهـم ا لحـيتان  فى البحر اذا مـاتوا  الى يوم  القيـامـة ”                               
“Ulama’ itu pewaris para Nabi, mereka dicintai malaikat-malaikat di langit, dan ikan-ikan di laut memohonkan ampunan untuk mereka, apabila mereka  meninggal“.

Diriwayatkan oleh Ibnu an-Najar dari Anas bin Malik. Ibnu Hajar al-Asqolani mengatakan, bahwa hadis ini didukung oleh hadis-hadis lain  yang dikenal. Al-Minawi juga mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan juga oleh Abu Nu’aim, Ad-Dailami, Al-Hafizh Abdulghani, dan lain-lain, sebagian dari Anas bin Malik dan sebagian lagi dari Al-Barra’, sehingga derajatnya   menjadi  lebih  kuat.

Imam Al-Ghozali, dalam Ihya’-nya mengatakan, bahwa Ulama’ ada dua  macam, Ulama’ Dunia dan Ulama’ Akhirat, masing-masing memiliki  karakter  sebagai  berikut  :

Ulama’  akhirat :
1.    Alim, mendalam dan luas ilmunya untuk urusan ilmu-ilmu akhirat.
2.    Abid, tekun dalam beribadah, dari yang wajib sampai yang  sunnah.
3.    Zahid, membatasi diri  dari  selera kebutuhan  materi.
4.    Faqih, mengerti tentang kemaslahatan umat di dunia.
5.    Khosyyah, takut yang mendalam kepada Allah.
6.    Wara‘, menjaga diri terhadap semua hal yang dilakukan.
7.    Tawadlu’, bersikap dan berperilaku sopan – santun.
8.    Khusyu’, bersikap patuh kepada Allah dan rendah hati.

Ciri  karakteristik  Ulama’ Dunia  :
1. Menyalahgunakan ilmunya untuk tujuan-tujuan duniawi (kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran).
2. Tidak ada kesesuaian antara yang dikatakan dengan yang dilakukan.
3. Suka menyombongkan diri dengan ilmunya dan merendahkan orang lain.
4. Pendapatnya  sendiri  yang  dianggap  paling  benar  dan  paling baik.
5. Suka dipuji dan diagung-agungkan dihadapan publik.
6. Mempunyai karakter hasud, ‘ujub, riya’ dan suka bohong untuk mengangkat pristisenya.
7.  Lemah semangat juangnya, dan selalu mengukur pengabdiannya dengan imbalan materi atau jabatan yang diharapkan (transaksional).

Imam Al-Ghozali sering menyebut ulama yang karakternya demikian sebagai “Ulamaus  Su’“, dan tidak bisa dikategorikan sebagai “Waratsatul  Anbiya’“.

Nabi Muhammad s.a.w.  Bersabda;
   العـلماء  ثلاثـة :                                                                      
رجـل عاش بعلمــه  وعاش  الناس بـه.                                            
ورجـل عاش الناس  بـه  وأهلك  نفسـه                                            
ورجـل عاش بعلمــه ولم يعـش  بـه غـيره                                                
“Orang yang hidup dengan ilmunya, dan oran lain menjadi hidup karenanya.
Orang  yang menyebabkan orang lain menjadi hidup, namun dia merusak dirinya sendiri.
Orang yang hidup dengan ilmunya, namun orang lain tidak dapat hidup karenanya.“ 
*Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ad-Dailami dan Imam Adz-Dzahabi dari Anas bin Malik.
*Yang layak disebut sebagai pewaris para Nabi adalah varian pertama.

Para ahli hadis sepakat, bahwa yang dimaksud “Ulama’ itu pewaris para Nabi“ bukan berarti mewarisi harta kekayaannya,  atau nasabnya, tetapi mewarisi hal-hal berikut :

1. Mewarisi “ilmunya yang bersumber dari wahyu“. (al-Qur’an was Sunnah).
2. Mewarisi “perjuangan yang sudah dirintisnya (li i’la’i kalimatillah).
3. Mewarisi “dakwah Islamiyahnya“ untuk mewujudkan Islam sebagai “rahmatan lil ‘alamin“.

و الله  أعــلم  بالصــواب     
              


   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam