MENGIKUTI METODE DAKWAH NABI SAW
LUTHFI BASHORI
Jika para dai dapat memperhatikan kehidupan Nabi SAW secara menyeluruh, maka akan mendapati metode dakwah yang bervariatif telah diajarkan oleh Nabi SAW.
Karena Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia yang sempurna, maka setiap orang dapat mengambil hikmah dari bagian mana saja dalam kehidupan Nabi SAW untuk dijadikan literatur dalam menjalani hidupnya. Termasuk jugaliteratur bagi para da`i yang ingin mengaplikasikan eksistensi dakwahnya dengan berqudwah kepada metode dakwah Nabi SAW.
Bentuk metode dakwah yang diterapkan oleh Nabi SAW sangatlah variatif, namun tetap memiliki karakter yang istiqamah. Sebut saja, tatkala Nabi SAW masih berdakwah secara door to door, karena masih awal memperkenalakan Islam kepada masyarakat Makkah kala itu. Situasi yang demikian ini juga dapat diadopsi, tentukan jika menghadapi masyarakat yang belum banyak mengenal ajaran Islam.
Para dai juga dapat meniru langkah berani Nabi SAW untuk melawan kaum kafir dari kalangan intelektual yaitu mengahadap para sastrawan yang handal saat itu. Beliau SAW bermodalkan ayat-ayat Alquran yang ternyata keindahan bahasanya berada jauh di atas satra bangsa Arab. Maka tidak satupun dari para sastrawan jaman itu yang mampu menandingi dakwah ilmiah Nabi SAW. Dari sini para dai juga dapat mengadakan debat terbuka dengan musuh-musuh Islam, agar mereka tahu kebenaran Islam yang sesungguhnya.
Atau, tatkala Nabi SAW di tengah perjalanan hijrah, beliau mendakwahi sahabat karibnya,m Sayyidina Abu Bakar agar selalu berpasrah diri kepada Allah dalam segala situasi. Barangkali di sinilah letak salah satu penerapan ilmu tashawwuf dan zuhud tingkatan tinggi Laa takhaf wa laa tahzan innallaha ma`ana (jangan engkau khawatir dan sedih, sesungguhnya Allah bersama kita). Maka harus ada juga dari kalangan dai yang mengajari umat lewat pendidikan tashawwuf.
Para dai juga dapat berqudwah kepada Nabi SAW seperti di saat awal hijrah di kota Madinah. Kedatangan Beliau SAW sangat ditunggu-tunggu, maka langkah awal yang diambil Beliau SAW adalah membangun masjid dan rumah tinggal, di daerah di mana beliau akan memulai dakwahnya. Demikian juga para dai yang mempunyai kemampuan untuk memperbanyak pembangunan tempat Ibadah di daerah-daerah minus, agar dapat menggaet masyarakat sekitarnya sehingga dapat mempelajari ajaran Islam secara baik dan benar.
Atau mengadopsi metode Nabi SAW dalam menghadapi tetangganya yang beragama Yahudi, dan yang setiap kali bertemu di jalan kampungnya selalu saling menyapa. Pada suatu hari si Yahudi ini sakit keras yang menyebabkan kematiannya, maka sebelum ajal tiba, Nabi SAW mendatangi dan menemui si Yahudi tersebut seraya mengajaknya untuk membaca kalimat syahadatain. Mendengar ajakan Nabi SAW ini, si Yahudi itu memandang wajah ayahnya untuk minta restu, demikianlah akhirnya si Yahudi itu masuk Islam berkat pendekatan Nabi SAW.
Di sisi lain Nabi SAW berperang mengusir kaum Yahudi dari Bani Qainuqa yang mengkhianati perjanjian mitsaqul madinah (Piagam Madinah). Jadi, Nabi SAW tidak segan-segan mengangkat senjata melawan musuh dalam situasi tertentu. Berperang melawan musuh yang berkhianat, juga dapat diadopsi oleh para dai jika menghadapi situasi yang serupa.
Nabi SAW suatu saat didatangi oleh delegasi dari Qabilah Mahzumiyah, salah satu suku bangsa Arab yang terhormat.
Delegasi tersebut meminta keringanan hukuman atas seorang wanita bangsawan Mahzumiyah yang tertangkap basah saat mencuri. Peristiwa pencurian itu, sejatinya sudah divonis oleh Nabi dengan hukuman potong tangan. Namun, para pembesar qabilah Mahzumiyah mencoba untuk mengadakan negoisasi. Mendengar permintaan sang delegasi ini, Nabi SAW sangatlah marah, mata Beliau SAW memerah padam, dan wajah Beliau SAW menjadi tegang, serta suara Beliau SAW yang biasanya lembut berwibawa, berubah menjadi lantang menggetarkan hati, seraya mengatakan : Apakah kalian meminta syafaat (keringan hukuman) pada pelanggaran terhadap hak-hak hukum Allah? Para dai juga harus tegas mengupayakan penerapan syariat Nabi SAW dalam urusan pidana sosial.
Nabi SAW mengajak para shahabatnya untuk aktif hadir majelis taklim yang diasuh Beliau SAW, sehingga diriwayatkan jika ada salah satu shahabat yang tidak hadir, maka yang tidak hadir tidak segan-segan bertanya kepada temannya yang hadir tentang materi apa yg disampaikan Nabi SAW. Jadi, majelis taklim yang diasuh Nabi SAW sangat menjiwai masyarakat luas di kala itu.
Nabi SAW juga dengan tegas memimpin masyarakat untuk menghancurkan gelas-gelas dan bejana-bejana yang dipergunakan untuk menyimpan minuman arak, tatkala turun ayat pengharaman arak secara mutlaq. Para dai dapat juga melakukan dakwah semacam ini, tentunyua disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakatnya masing-masing.
Demikianlah cuplikan dari metode dakwah Nabi SAW yang dapat diadopsi oleh para dai dewasa ini.
Wakulluhum min rasulillahi multamisun # gharfan minal bahri au rasyfan minad dhiyami
(semuanya dicuplik dari sumber pribadi Nabi SAW, sekalipun hanyalah bagaikan segantang air dari lautan luas, maupun sepercik air dari derasnya hujan ajaran metode dakwah Beliau SAW).