PERJALANAN MUDIK HARI - 5

Luthfi Bashori

Kamis pagi pukul 05.00, kami sekeluarga mandi di tempat sumber air panas Guci. Situasi di tempat umum memang ramai, namun kami memilih tempat khusus yang relatif sepi, hingga anak-anak bisa mandi berendam sepuas hati.

Usai mandi air panas sambil sarapan pagi, anak-anak naik kuda sewa yang disediakan oleh warga setempat. Dua putaran pada rute yang disediakan para pengusaha kuda sewa, cukup memuaskan bagi anak-anak. Permainan berikutnya dilanjutkan ke play ground, sekalipun banyak permainan yang sudah rusak, namun cukup menghibur anak-anak.

Untuk mengisi waktu kekosongan, pada pukul 10.30 kami pergi ke daerah Moga, kota yang bersebelahan dengan Guci, untuk bertakziah kepada keluarga almarhum Bpk Abdullah Basumbul, yang wafat sekitar dua bulan yang lalu. Kebetulan istri almarhum Bpk. Abdullah Basumbul adalah saudara sepupu dari istri kami.

Rumah almarhum menjadi satu dengan toko mebel dan peralatan rumah tangga sebagai barang dagangannya. Di bagian depan toko, banyak pembeli keluar masuk, sedangkan kami dipersilahkan masuk di dalam rumah bagian belakang.

Sangat kebetulan, kedatangan kami ke Moga ini bersamaan dengan kedatangan beberapa keluarga Indramayu yang bertakziyah juga. Jadilah situasi takziyah layaknya silaturrahim dan reuni keluarga.

Rumah Almarhum Bpk. Abdullah Basumbul otomatis menjadi ramai oleh suara keluarga baik dari kalangan dewasa maupun kalangan anak-anak. Kami sangat menikmati pertemuan keluarga dadakan ini.

Sebenarnya kami diminta bermalam di Moga, namun karena banyak barang-barang yang kami tinggal di penginapan, maka kami harus kembali ke Guci, termasuk untuk menyelesaikan administrasi dengan pihak penginapan.

Menjelang Maghrib kami kembali ke Guci. Ternyata anak-anak minta bermalam lagi, karena esok hari ingin mandi berendam air panas alami lagi, serta naik kuda sewa.

Belum lagi ketertarikan mereka mendengar cerita dari keluarga Almarhum, bahwa di atas wilayah pemandian alam air panas ini terdapat pemandangan air terjun serta wisata agro Strobery yang dapat memetik sendiri buahnya dari kebun.

Semua anggota keluarga mengusulkan untuk mengunjungi tempat yang cukup menarik hati itu, sekalipun belum pernah menengok. Jadi harapan mereka dapat menikmati keindahan alam ciptaan Allah Yang Maha Agung.

Tafakkaruu fi aalaa-illaahi walaa tatafakkaruu fii dzaatillaah (berpikirlah tentang ciptaan Allah, dan jangan berpikir tentang Dzat Allah). Karena kelemahan diri manusia itu tidak akan mampu menjangkau hakikat Dzat Allah, seperti dalam firman-Nya: wakhuliqal insaanu dha`iifa (manusia itu diciptakan sebagai hamba yang lemah).