MUDIK & MENJALIN SILATURRAHIM
Luthfi Bashori
Bismillaah.
Mengambil kesempatan liburan anak-anak pesantren dan anak-anak sekolah, kami sekeluarga berhajat mudik ke rumah keluarga mertua di Indramayu Jawa Barat. Dalam perjalanan yang dimulai hari Ahad pagi, 24 Juni ini, kami juga bermaksud untuk bersilaturrahim ke beberapa ikhwan yang kebetulan bermukim di jalur pantura.
Di samping itu, dalam perjalanan mudik yang kami rencanakan ini, yang insyaallah kami akan kembali ke Pesantren sekitar tanggal 10 Juli mendatang, kami juga berniat untuk berziarah ke makam-makam dan petilasan para Walisongo yang terjangkau, selakipun tidak keseluruhannya.
Kami yakin, bahwa bersilaturrahim kepada ikhwan yang masih hidup maupun berziarah ke makam orang-orang shalih yang sudah wafat, termasuk ibadah sunnah yang diperintahkan oleh syariat.
Bahkan dalam menikmati panorama alam pun di saat perjalanan, termasuk dalam anjuran : tafakkaruu fii aalaa-illaahi wa laa tatafakkaruu fii dzaatillaah (Berpikir/perhatikanlah semua ciptaan Allah, dan jangan berpikir tentang hakikat Dzat Allah). Ini agar selamat dari kesalahan penisbatan hal-hal yang tidak layak bagi Dzat Allah.
Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Kepada Abu Dzar Al-Ghifari:
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا
Dari Abu Dzar Radhiyallahu `anhu , ia berkata: Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu `alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan l haul wal quwwata ill billh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia.
Allah berfirman:
{ وَالَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ اللهِ مِن بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ اللهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي اْلأَرْضِ أُوْلَئِكَ لَهُمُ الْلَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ }
Artinya: Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk(jahannam). (QS. Ar-Rad:25)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:
(( مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ وَ أَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ))
Artinya: Barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya dan ditambah umurnya maka hendaknya menyambung silaturahim.(H.R Abu Dawud, Bukhari dan Muslim)
Rasulullah bersabda:
(( لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِي وَ لَكِنْ اَلْوَاصِلُ اَلَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا ))
Sesungguhnya bukanlah orang yang menyambung silaturahim itu orang yang membalas kebaikan, namun orang yang menyambung silaturahim adalah orang yang menyambung hubungan dengan orang yang telah memutuskan silaturahim.(H.R Bukhari)
Allah secara khusus menyebutkan di dalam Al-Qur`an betapa pentingnya silaturahim ini.
Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا
وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya: Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisa: 1)
Allah juga berfirman:
{ وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى }
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak dan karib-kerabat,(Q.S An-Nisa: 36)
Dari Abu Bakar r.a. berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda, Tidak ada satu dosa yang lebih berhak untuk disegerakan siksaanya didunia meskipun ada simpanan di akhirat, kecuali dua yaitu kezhaliman dan memutuskan silaturahmi. (Hr. Tirmidzi)
Dalil lain adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda yang artinya : Belajarlah tentang nasab-nasab kalian sehingga kalian bisa menyambung silaturrahim. Karena sesungguhnya silaturrahim adalah kecintaan terhadap keluarga , banyak-nya harta dan bertambahnya usia.