URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 63 users
Total Pengunjung: 6224165 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
PERBEDAAN HADITS QUDSI DAN ALQURAN 
Penulis: Pejuang Islam [ 14/6/2012 ]
 
PERBEDAAN HADITS QUDSI DAN ALQURAN

Luthfi  Bashori

Dalam kitab Anmanhalul lathiif, hal 39, cetakan ke 7, karangan Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki Alhasani di sebutkan bahwa :

HADITS QUDSI :

Dinisbatkan pada lafadz Al-Qudsu, yang berarti suci, yang tidak ada sifat kekurangannya). Alqudsu ini adalah termasuk salah satu sifat Allah (Maha Suci Allah). Maka Hadits Qudsi adalah hadits yang dinisbatkan  kepada Allah (Hadits Ilahi), atau dinisbatkan kepada Rabb/Tuhan (Hadits Rabbani).

Sedangkan dalam istilah ulama hadits bahwa : Hadits Qudsi adalah hadits yang Nabi SAW menyandarkannya kepada Allah SWT  selain ayat-ayat Alquran.

Contohnya, Allah berfirman : Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku (Allah) mengharamkan kedhaliman (berbuat dhalim) atas diri-Ku sendiri, maka Aku juga mengharamkannya atas diri kalian, karena itu, janganlah kalian saling berbuat dhalim. (HR. Muslim).

Atau seperti ucapan seorang shahabat yang mengatakan : Nabi SAW bersabda tentang apa yang beliau riwayatkan dari Tuhannya : `Begini dan begitu`.

Dinamakan hadits, karena ucapan/lafadznya dari Nabi SAW, atau karena beliau SAW menghikayatkan tentang firman Tuhan-nya (Allah). Dimanakan Qudsi, karena disandarkan kepada Tuhan (Allah), atau ditinjau dari segi hakikat isinya adalah firman Allah. Sedangkan Allah adalah Dzat yang Maha Quds / Suci dari segala sifat kekurangan yang tidak patut.             

PERBEDAAN ANTARA ALQURAN DENGAN HADITS QUDSI :

Tidak seperti Hadits Qudsi dengan definisi sebagaimana tersebut di atas, maka Alquran mempunyai kekhususan tersendiri, antara lain:

1.    Alquran adalah mu`jizat yang kekal abadi, yang dijaga oleh Allah dari upaya perubahan dan penggantian (pemutarbalikan) ayat-ayatnya, dan riwayat sampainya kepada umat Islam itu  secara muatawatir (diterima dari masa ke masa oleh sejumlah jamaah umat Islam, yang pada setiap priode, jumlah penerima dan penghafalnya tak terhitung karena banyaknya). Sifat kemutawatiran Alquran itu benar-benar jaminan dari Allah, baik dari sisi huruf-hurufnya, kalimat-kalimatnya, dan susunan bahasanya, tidak ada satu pun yang berubah.

2.    Haram meriwayatkan Alquran dengan bahasa lain (selain bahasa yang diturunkan oleh Allah), baik itu dengan bahasa Arab, misalnya dirubah dengan bahasa suku Arab tertentu, atau meriwayatkan dengan bahasa non Arab, yang sifatnya sengaja merubah huruf-huruf murni Alquran, seperti yang dilakukan oleh kaum Nasrani terhadap kitab Injil (adanya Injil berbahasa Inggris, berbahasa itali, berbahasa China, berbahasa Indonesia dengan redaksi mengikuti dialeg masing-masing negara, hingga bahasa aslinya tidak dikenal oleh masyarakat). Sedangkan Alquran hanya boleh ditafsiri dan diterjemahkan, namun tetap wajib melestarikan huruf-huruf dan kalimat-kalimat aslinya, hingga bahasa aslinya tetap abadi, jadi haram hukumnya langsung merubah Alquran dengan bahasa yang lain.

3.    Haram memegang Alquran bagi seorang yang berhadats (junub, haidl, nifas, maupun tidak punya wudlu).  

4.    Menjadi bacaan wajib dalam shalat.

5.    Dinamakan Alquran.

6.    Membaca ayat-ayatnya dianggap ibadah, untuk satu huruf mendapat sepuluh pahala.

7.    Haram/makruh memperjualbelikan Alquran.

8.    Kumpulan sejumlah lafadz diberi nama ayat, dan sejumlah ayat diberi nama surat.

9.    Lafadz dan ma`nanya dari Allah sebagai wahyu, yang cara penyampainnya kepada Nabi SAW melewati malaikat Jibril.
 

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Hanif  - Kota: Aceh
Tanggal: 8/8/2013
 
αѕѕαℓαмυ'αℓαιкυм..
mohon penjelasan ustads tentang pengertian kalam ALLAH.  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Karena kita adalah umat Nabi Muhammad SAW, maka memaknai Kalam Allah adalah firman Allah.

Firman Allah ini adakalanya disampaikan kepada Nabi SAW melewati Malaikat Jibril yang redaksiaonalnya murni dari Allah, maka yang semacam ini namanya Alquran.

Adakalanya sampai kepada Nabi SAW tanpa perantara Malaikat Jibril, namun redaksionalnya langsung dari Allah, maka yang senacam ini namanya Hadits Qudsi.

Atau adakalanya berupa kepahaman Nabi SAW yang dituntun oleh Allah sedangkan redaksionalnya dari Nabi SAW, maka yang semacam ini namanya Hadits.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam