SY. ABU HURAIRAH, RA
Luthfi Bashori
Nama asli beliau sebelum masuk Islam adalah Abdu Syams bi Shakhr Addausi. Sedangkan di saat beliau masuk Islam, namanya diganti oleh Nabi SAW menjadi Abdurrahman Addausi. Namun, masyarakat lebih mengenalnya dengan panggilan Abu Hurairah RA.
Nama Abu Hurairah ini dikenal, lantaran beliau memelihara seekor kucing yang sangat disayanginya. Jika siang hari, maka si kucing itu diajak bermain dan dilibatkan dalam akltifitasnya, sedangkan jika malam hari, si kucing itu ditidurkan di tempat yang tidak jauh dari beliau. Karena rasa sayang kepada kucingnya itulah maka masyarakat memanggilnya dengan Abu Hurairah (pengasuhnya kucing).
Sy. Abu Hurairah masuk Islam di saat berusia 30 tahun, pada tahun peristiwa perang Khaibar. Beliau termasuk orang yang papah, tiada keluarga dan tiada harta yang menyertai hidupnya. Karena itu, tatkala beliau menyatakan masuk Islam, maka beliau langsung menuju masjid Nabawi untuk berkonsentrasi belajar agama langsung dari Nabi SAW.
Sy. Abu Hurairah menjadi salah satu murid Nabi SAW yang menetap di Shuffah (beranda) Masjid Nabawi. Sedangkan murid-murid Nabi SAW yang senasib dan seperjuangan dengan Sy. Abu Hurairah itu dijuluki sebagai Ahlus shuffah (para penghuni beranda masjid Nabawi).
Hari-hari mereka ini diisi dengan mendengarkan langsung sabda Nabi SAW secara kontinyu dan berkesinambungan, maka secara otomatis intensitas berinteraksi langsung dengan beliau SAW juga menjadi sangat tinggi. Keadaan ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Sy. Abu Hurairah dalam atsar sebagai keramat beliau, yang memang secara riil, dewasa ini, apa yang disampaikan beliau itu sudah banyak terjadi. Beliau berkata :
``Kalian mempertanyakan (mengapa) Abu Hurairah banyak meriwayatkan hadits Nabi SAW? (ketahuilah bahwa) aku ini adalah seorang yang sangat miskin, maka aku putuskan untuk menemani hidup Nabi SAW termasuk demi kebutuhan perutku. Konon kaum muhajirin sibuk dengan pekerjaan mereka di pasar, sedangkan kaum anshar juga sibuk menjaga dan memelihara harta mereka (kebun dan ternak), Sedangkan aku selalu duduk di majelis Nabi SAW. (Hingga suatu saat) Nabi SAW bersabda :
"Barang siapa yang membentangkan sorbannya, hingga aku menyelesaikan sabda-sabdaku, lantas ia mendekap sorbannya itu, maka ia tidak akan lupa apa pun yang ia dengarkan dariku". Maka aku bentangkan sorbanku, hingga beliau SAW menyelesaikan sabda-sabdanya, lantas aku dekap sorbanku itu, maka demi Allah, aku tidak lupa sedikit pun apa yang aku dengarkan dari beliau SAW``. (HR. Bukhari dan Muslim).
Pernyataan Sy. Abu Hurairah ini, di samping menunjukkan keramat beliau dalam membaca situai akhir jaman, namun juga termasuk salah satu mu`jizat Nabi SAW yang diberikan oleh Allah. Karena Nabi SAW menunjukkan suatu amalan khaariqul `aadah (di luar kebiasaan umum), yaitu hanya karena SY. Abu Hurairah mendekap sorban yang dibentangkan dan dibacai (hadits) oleh Nabi SAW, ternyata Sy. Abu Hurairah menjadi penghafal hadits yang handal, bahkan dalam kurun tiga tahun, sejak beliau masuk Islam pada tahun ke tujuh Hijriyah hingga ditinggal wafat oleh Nabi SAW pada tahun ke sepuluh Hijriyah, Sy. Abu Hurairah berhasil menghafalkan ribuan hadits melebihi para shahabat yang lainnya. Tentunya hal ini tidak akan terwujud jika bukan karena mu`jizat Nabi SAW yang begitu besar ditunjukkan kepada umat manusia, dari masa ke masa.
Karena itulah, bagi siapa saja yang mengingkari riwayat hadits yang datang dari Sy. Abu Hurairah, maka sudah dapat dipastikan, mareka adalah golongan orang-orang yang mengingkari mu`jizat Nabi SAW dan keramat Sy. Abu Hurairah. Barang siapa yang mengingkari mu`jizat Nabi Muhammad SAW, maka mereka tergolong kaum kafir yang memang sejak jaman Nabi SAW hidup, benar-benar mengingkari kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Kaum kafir orientalis Barat, sudah lama mengkritik hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Sy. Abu Hurairah, dengan argumetasi: Bagaimana mungkin seorang Abu Hurairah yang hanya hidup bersama Nabi SAW selama tiga tahun, dapat meriwayatkan hadits-hadits Nabi SAW yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan hadits-hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Sy. Abu Bakar, Sy. Umar dan Sy. Utsman yang sudah sejak lama menjadi shahabat Nabi SAW?
Tujuan mereka melontarkan pernyataan ini tiada lain untuk memasukkan rasa keragu-raguan di dalam hati umat Islam terhadap kebenaran dan kemurnian syariat Islam, karena mayoritas ajaran Islam yang hingga saat ini tetap eksis berjalan, mayoritasnya adalah bersumber dari hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Sy. Abu Hurairah RA.
Yang tidak kalah jahat dengan kaum orientalis Barat, adalah kaum Syiah Imamiyah Khomeiniyah (Syiah Iran), mereka juga berusaha menciptakan keragu-raguan di dalam hati umat Islam terhadap ajaran Islam, dengan pernyataannya : Bagaimana mungkin seorang Abu Hurairah yang hanya hidup bersama Nabi SAW selama tiga tahun, dapat meriwayatkan hadits-hadits Nabi SAW yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan hadits-hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Sy. Ali bin Abi Thalib yang sudah sejak kecil hidup satu rumah dengan Nabi SAW?
Baik kaum orientalis Barat, yang kembangkan oleh kelompok liberalisme di Indonesia, maupun kaum Syiah Imamiyah Khomeiniyah (Syiah Iran) yang saat ini gencar menyebarkan agamanya di Indonesia, maka mereka itu jelas-jelas dapat digolongkan dalam lingkup kaum yang ingkar dan kafir terhadap mu`jizat Nabi Muhammad SAW.