URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 61 users
Total Pengunjung: 6224162 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
INNALLAHA KHALAQA AADAMA `ALAA SHUURATIHI 
Penulis: Pejuang Islam [ 3/9/2016 ]
 
INNALLAHA KHALAQA AADAMA `ALAA SHUURATIHI

Luthfi Bashori

Sesungguhnya Allah menciptakan Adam itu seperti (sesuai) bentuknya. Demikianlah arti hadits Nabi SAW riwayat Imam Bukhari yang tertera sebagai judul dalam di atas.

Sebagian orang memahami bahwa lafadl `HI` pada akhir kata SHUURATIHI yang berarti `NYA`, diruju`kan (dikembalikan) kepada lafadz Allah, sehingga memberi pengertian: Seperti bentuk-NYA alias seperti bentuk Allah. Tentunya pemahaman seperti ini sangat sulit diterima oleh akal umat Islam, karena mengandung pemahaman Tajsiim/Mujassimah (Penisbatan jisim/tubuh kepada Dzat Allah).

Untuk memudahkan bagaimana cara memahami hadits tersebut, maka dalam kitab Tafsir Annaisaburi terdapat pembahasan yang lebih mudah dan gamblang, terdapat pada juz 1 halaman 8 sebagai berikut :

Sesungguhnya Allah menciptakan Adam itu seperti (sesuai) bentuknya. Di dalam memahami hadits ini, maka para ulama Ahlus sunnah wal jamaah meruju`kan (mengembalikan) lafadz `HI` itu bukan kepada lafadz Allah, melainkan kepada lafadz Adam, yaitu lafadz yang lebih dekat dengan `HI` itu sendiri.

Jadi artinya, bahwa Allah menciptakan Nabi Adam itu sesuai dengan bentuk yang direncanakan oleh Allah secara utuh (bentuk manusia sempurna), tanpa proses melalui pembentukan nuthfah dan darah yang berkembang menjadi janin lantas menyusu dan makan untuk menjadi tumbuh berkembang sebagai manusia dewasa, namun konon Allah menciptakan Nabi Adam itu sekaligus atau langsung dalam bentuk manusia dewasa.

Dalam hadits yang lain, Nabi SAW bersabda:

Janganlah kalian mencela wajah (seseorang) karena Allah itu menciptakan Adam `alaa shuuratir rahmaan

Hadits ini juga, jika diartikan mengikuti bahasa kamus yang tekstual, maka lafadz `alaa shuuratir rahmaan memberi arti: Seperti bentuknya Arrahman (Allah). Namun para ulama mengatakan bahwa arti `alaa shuuratir rahmaan adalah `alaa shiifatir rahmaan (sesuai dengan sifat Allah) alias dalam bentuk yang sempurna karena sifat Allah itu Maha Sempurna.

Dalam bahasa Arab sering terdapat penggunaan kata seperti itu, contohnya : shuuratu haadzihil mas-alati kadza (sifatnya perkara ini adalah demikian). Jadi yang dimaksudkan dalam hadits di atas adalah, bahwa Allah menciptakan Nabi Adam seperti (sesuai) sifat yang diinginkan oleh Allah, yaitu berbentuk manusia yang dapat menjadi khalifah (pengatur) bumi dan pengelola kehidupan duniawi.

Hal ini sesuai dengan kehendak Allah yang secara hakikat telah mengatur seluruh kehidupan makhluk-Nya, antara lain menjadikan manusia sebagai khalifah (penguasa) bumi.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: abul bashar  - Kota: palangkaraya
Tanggal: 15/5/2012
 
Maka sesungguhnya mempelajari ilmu nahwu itu sangatlah penting. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Benar sekali.

2.
Pengirim: aliemakki  - Kota: Blitar
Tanggal: 16/5/2012
 
Syukron yaa 'ammi 'ala bayanikum, qod fahimtu al aan.  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah, mudah-mudahan bermanfaat

3.
Pengirim: iroel  - Kota: surabaya
Tanggal: 10/6/2012
 
barakallah fiik akhii... may allah grant us more wisdom and strenght in our knowledge... insyaallah
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Tank`s.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam