|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 7 users |
Total Hari Ini: 309 users |
Total Pengunjung: 6224429 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
DRAFT RANCANGAN PEMBENTUKAN FORUM ULAMA SUNNI SYAFI’I |
Penulis: Pejuang Islam [ 4/9/2016 ] |
|
|
DRAFT RANCANGAN PEMBENTUKAN FORUM ULAMA SUNNI SYAFI`I
DI PP. RIBATH AL MURTADLA SINGOSARI MALANG Ahad, 29 April 2012 M.
A. MUQADIMAH Bismillahirrahmanirrahim. Ahlussunnah wal Jamaah yang selanjutnya disebut Aswaja adalah merupakan istilah atas kesepakatan kelompok tertentu. Sebutan Aswaja dalam lintasan sejarah ditujukan kepada kelompok yang berserikat dalam pokok-pokok ajaran yang jelas dan nyata berdasarkan Alquran, Hadits Nabawi, Ijma` para ulama dan Qiyas. Kalimat Aswaja di Indonesia lebih memiliki arti sebagai sebuah gerakan dan komunitas Umat Islam yang bermadzhab Al-Asyariyah secara aqidah dan Syafiiyah secara fikih. Konsep Aswaja inilah yang kemudian menjadi asas bagi berdirinya organisasi Nahdhatul Ulama (NU) yang dipelopori oleh KH. Hasyim Asyari. NU sebagai jamiyyah sekaligus gerakan diniyah Islamiyah dan ijtimaiyyah, sejak awal berdirinya telah menjadikan faham Asyariyyah sebagai basis teologi (dasar beraqidah), dan secara fikih menganut madzhab fikih Syafii sebagai pegangan dalam beribadah dan aplikasi hukum syariat. Komitmen ini dipelopori oleh KH Hasyim Asyari sebagai tokoh pencetus berdirinya organisasi Nahdhatul Ulama. Dengan tegas, KH Hasyim Asyari merumuskan pilar-pilar organisasi NU sebagai upaya pelestarian ajaran Aswaja di negeri ini. Dalam beberapa khutbah dan tulisannya, KH Hasyim Asy`ari menyatakan bahwa Nahdhatul Ulama harus bersih dari unsur-unsur Wahhabiyyah, Rafidhah (Syiah) pencaci sahabat Nabi, kelompok Ibahiyyun yang cenderung liberal, juga menjaga dari serangan Kristenisasi. Namun, keistiqamahan dan komitmen sang Founding Father tersebut kian waktu kian dikaburkan oleh para penerusnya. Lebih-lebih sejak pasca kepemimpinan KH Idham Cholid sebagai Ketua Umum PBNU. Kondisi pasca kepemimpinan KH. Idham Cholid, arus pelunturan aqidah mulai marak menyerang warga NU. Banyak pemikiran menyimpang yang keluar dari manhaj Aswaja, mulai dikampanyekan secara besar-besaran oleh para tokoh NU tingkat elit. Seperti upaya mengganti kalimat Assalamualaikum menjadi Selamat Pagi, yang menyebabkan tokoh sentral NU sekaliber KH As`ad Syamsul Arifin harus memilih sikap mufaraqah dari jam`iyyah NU. Pada perjalanannya , ternyata keterpengaruhan terhadap paham Syiah, Liberalisme, Sekulerisme, dan paham-paham destruktif lainnya semakin mewabah, seperti keberanian tokoh-tokoh NU berinteraksi aktif dan `mesra` dengan pihak Syiah, Liberalis dan Nasrani. Demikian ini tidak hanya di lapisan awam saja, bahkan terjadi pula pada para tokoh NU di lintas jajaran, yang mana hal ini sangat bertolak belakang dengan tujuan utama NU didirikan. Belum lagi, saat ini NU sebagai institusi maupun personal, seringkali lebih memikirkan urusan politik atau masalah kajian khilafiyyah klasik yang tidak langsung bersentuhan dengan akidah umat. Hal ini tercermin dalam beberapa hasil bahsul masail NU yang diterbitkan. Sementara untuk urusan akidah, cenderung bersikap politis dan pasif (tidak jelas). Kondisi semacam ini memunculkan kekhawatiran tersendiri di kalangan para kiai dan tokoh NU yang masih konsisten dalam beraqidah Aswaja. Karena wabah penyimpangan aqidah yang sudah mewabah dan menjamur pada warga NU di lintas jajaran ini, meniscayakan munculnya pertentangan antara tokoh NU pusat dan tokoh NU daerah, atau tokoh NU struktural dan tokoh kultural, khususnya dalam menyikapi masalah aqidah umat. Sampai saat ini, dirasa belum optimalnya wadah yang dapat dijadikan gerbong perjuangan dalam membela ajaran Aswaja di internal NU. Karena wadah-wadah yang ada sering kali berbenturan dengan kebijakan struktural NU maupun berbenturan dengan statemen tokoh-tokoh NU Pusat. Kalaupun terpaksa untuk mencari wadah, maka para tokoh NU yang istiqamah tersebut harus mendompleng dan meloncat ke gerbong lain demi mewujudkan misi perjuangannya. Berdasarkan fenomena yang ironi ini, maka beberapa kiai NU di Jawa Timur yang memiliki kesamaan visi dan misi menyelamatkan aqidah umat, bersepakat untuk membentuk sebuah forum yang esensinya adalah mengembalikan aqidah warga NU kepada ajaran yang benar-benar murni seperti yang diperjuangkan oleh sang founding father, Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asyari. Maka dirumuskanlah sebuah forum penyelamatan ajaran aqidah Ahlussunnah wal Jamaah yang bernama: Forum Ulama Sunni Syafii. Forum Ulama Sunni Syafii ini bukanlah organisasi tandingan dari pada NU, akan tetapi forum ini dipersiapkan sebagai mitra perjuangan Jamiyyah NU dalam upaya menyelamatkan akidah umat. Forum Ulama Sunni Syafii ini berorientasi kerja pada wilayah-wilayah yang selama ini lepas dari sentuhan Pengurus NU. Pada saat yang sama, forum ini akan terus menjalin komunikasi yang intensif dengan Jamiyyah NU dan ormas lain yang memiliki orientasi serta pola pemahaman aqidah yang sama. B. NAMA: Wadah pergerakan ini bernama FORUM ULAMA SUNNI SYAFI`I, dapat disingkat menjadi FUSuS. C. ASAS: Secara aqidah mengikuti Aswaja (Asy`ariyah), secara fikih mengikuti madzhab Syafi`i, secara tasawuf mengikuti Imam Ghazali dan Imam Junaid Albaghdadi. D. TUJUAN: 1. Mengembalikan pemahaman warga NU kepada ajaran Aswaja yang lurus dan istiqamah. 2. Membentengi warga NU dari ancaman penyimpangan aqidah. 3. Mempertegas arah perjuangan Jam`iyyah NU dalam mengusung ajaran Aswaja secara murni. E. BENTUK KEGIATAN: 1. Mengadakan kajian-kajian ilmiah tentang Aswaja. 2. Menyikapi fenomena penyimpangan dan pendangkalan aqidah, yang semakin meresahkan dan riil terjadi di tengah-tengah umat, untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait. 3. Menjalin komunikasi dan silaturrahim secara intensif dengan ormas-ormas lain dan birokrat terkait. F. KEANGGOTAAN Adalah para ulama dan tokoh NU struktural maupun kultural yang memiliki kesamaan visi dan misi dalam rangka melestarikan dan mempertahankan serta memaknai ajaran aqidah Ahlussunnah wal jamaah dalam madzhab Syafii. G. PENUTUP Demikian rancangan pembentukan Forum Ulama Sunni Syafii ini dibuat. Semoga Allah Subhanahu wa taala senantiasa mengiringi langkah dan perjuangan ini. Dirumuskan di : Singosari Malang Pada : Ahad, 29 April 2012 Pimpinan Rapat Notulen KH. LUTHFI BASHORI UMAR FARUQ Anggota rapat penyusunan draft perumusan Forum Ulama Sunni Syafii1. Ust. Anas Basori (Singosari Malang) 2. Ust. Badrut Tamam (Jember) 3. Ust. Yasin (Probolinggo) 4. Ust. M. Syaikhonul Arif (Surabaya) 5. Ust. Dafid Fuadi (Pare Kediri) 6. Ust. Kholili Hasib (Pandaan Pasuruan) 7. Ust. Abdillah Adam (Singosari Malang) 8. Ust. Ahmad Muqofi (Kraksaan Probolinggo)   _________________________________________________________________________ LEMBAR DUKUNGAN DAN KESEDIAAN MENJADI ANGGOTA FORUM ULAMA SUNNI SYAFII بسم الله الرØÙ…Ù† الرØÙŠÙ… Dengan ini, saya: Nama : ____________________________________________ Alamat : ____________________________________________ Nomor kontak : Telp.________________ HP._________________ Email: ________________________________________________ Atas nama pribadi/lembaga: ________________________________ Menyatakan dukungan atas terbentuknya Forum Ulama Sunni Syafii dan bersedia menjadi anggota Forum Ulama Sunni Syafii, sebagai bentuk partisipasi saya dalam melestarikan dan mempertahankan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdhiyah yang lurus dan istiqamah dengan berlandaskan aqidah al-Asyariyyah dan madzhab fikih asy-Syafiiyyah. Sebagai bentuk partisipasi konkrit, maka saya bersedia untuk berkhidmat di posisi apapun serta mentaati peraturan dan kesepakatan yang dibuat dalam Forum Ulama Sunni Syafii ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Semoga Allah Subhanahu wa taala meridhoi niat dan langkah kita. Amin. ________________, _____________________ Yang membuat pernyataan, ______________________
|
1. |
Pengirim: Abul Bashar - Kota: Palangkaraya
Tanggal: 30/4/2012 |
|
Allahu Akbar..!!
Kami warga muslim mayoritas yg pernah terorganisir dalam Nahdlatul Ulama, berharap akan segera terlahir forum-forum mulia seperti ini.
Jujur saja, selama ini kami gerah dg gerbong yg selama ini kami tumpangi, ternyata menyimpang jauh (tokoh strukutral-nya) dari khittah NU yg sebenarnya.
Semoga beliau (KH. luthfi, dkk) mampu merealisasikan dg segera forum tersebut, dan semoga senantiasa dlm istiqamahnya, sehingga diikuti oleh para tokoh NU yg lain utk berkenan (dan secara sadar tentunya) mengembalikan kemurnian aqidah aswaja sunni-syafii. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mohon doa restu. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pengirim: ACHMAD HAIDAR HUMAM - Kota: SURABAYA
Tanggal: 16/5/2012 |
|
Saya sudah pernah bertemu penganut syi`ah di Surabaya.Tidak bisa dipungkiri, bahwa dasar mereka sebenarnya berangkat dari penghargaan secara moral kepada penyebar aliran ini. Kebaikan-kebaikanlah yang lebih mengena dan menyentuh di lubuk hati mereka, dan terkadang mereka juga ada yang ahli pengobatan alternatif. Hal ini hanya salah satu dari usaha penancapan pengaruh, sedangkan saya yang hanya berbekal logika agaknya memang kurang kuat untuk mencerabut pengaruh ini. Tetapi setidaknya, sudah ada suara dan tindakan dari saya. Semoga bisa dimaklumi. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Membahas aliran Syiah (Khomeiniyah), tidak cukup menilai perilaku pengikutnya, tetapi murni tinjauan keyakinannya (aqidahnya).
Semacam itu juga tewrhadap penganut Kristen. Banyak penganut Kristen yang perangai dan kemasyarakatannya baik, namun karena meyakini Yesus itu adalah anak Tuhan dan mengingkari kerasulan Nabi Muhammad SAW, maka penganut Kristen siapapun orangnya tergolong kaum Kafir / Non Muslim.
Jadi, sebaik apapun perilaku kaum Syiah Iran dan antek-anteknya, karena aqidah mereka itu Sesat dan Menyesatkan maka tetap saja Kaum Syiah itu adalah kaum yang Sesat dan Menyesatkan. |
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Pengirim: hafidz - Kota: Kediri
Tanggal: 18/5/2012 |
|
Saya mendukung FUSus ....
Kira kira akan diadakan kapan ya?
Ponpes Lirboyo Kediri kenapa tidak ikut penyusunan draft ini Ustadz? |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
FUSuS masih dalam penggodokan. TIM FUSuS juga berencana mengajak siapa saja figurnya yang berani melawan aliran dan pemikiran sesat tanpa kecuali, seperti melawan aliran Wahhabi, Syiah, JIL, juga melawan pemahan salah terhadap ajaran Aswaja seperti yang dilakukan Gusdur, Said Agil, Ulil Abshar Abdalla, dan cs-nya. |
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Pengirim: Abu Raihan - Kota: Palangkaraya
Tanggal: 21/5/2012 |
|
"Dalam beberapa khutbah dan tulisannya, KH Hasyim Asy`ari menyatakan bahwa Nahdhatul Ulama harus bersih dari unsur-unsur Wahhabiyyah, Rafidhah (Syiah) pencaci sahabat Nabi, kelompok Ibahiyyun yang cenderung liberal, juga menjaga dari serangan Kristenisasi".
Tersebut di atas sepenggal petikan artikel di atas, Saya telah mengetahui kesesatan aqidah Kaum Liberal, Syi'ah Rafidhah, Ahmadiyah, tetapi belum faham dimana letak kesesatan dakwah WAHABI,
mohon Kiai sebutkan kesalahan dibidang AQIDAH, bukan FIQIH yang didakwahkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (dakwah WAHABI), pastinya berdasarkan data autentik, misal dari Buku Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab (bukan karya orang lain) Judul ini halaman sekian,
suwun kiai. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kalau mau data otentik, tidak mudah jika hanya bertanya lewat situs, coba luangkan waktu untuk datang ke markaz pejuang Islam, maka akan kami beberkannya.
Cobalah rajin mengkaji artikel-artikel kami dari awwal berserta komentar-kometar para pengunjung. Sebut saja artikel yang berjudul KULLU BID`ATIN DHALALAH.
Coba juga baca artikel kami berjudul : KULLU SYAI-IN HAALIKUN. Minimal untuk awwal mengetahui kesesatan aliran yang dimaksudkan. |
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Pengirim: Yanto - Kota: Trenggalek
Tanggal: 22/5/2012 |
|
MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB: PENDIRI AJARAN WAHHABI
Oleh Thobary Syadzily
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M). Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah
Baghdad, Iran, India dan Syam
Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha?i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.
Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawaiqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah.
Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafii, menulis surat berisi nasehat: Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah,
maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul Adham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari
kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti Jalan muslimin.
Sebagaimana diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunah sampai hari ini adalah kelompok terbesar. Allah berfirman : Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (QS: An-Nisa 115)
Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jamaah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.
Pada satu kesempatan seseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan Ramadhan?? Dengan segera dia menjawab, Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan dari awal sampai akhir
Ramadhan. Lelaki itu bertanya lagi kalau begitu pengikutmu tidak mencapai satu persen pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah tersebut? Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmu saja yang muslim.? Mendengar jawaban itu Ibn Abdil Wahab pun terdiam seribu bahasa.
SEJARAH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB, PENDIRI AJARAN WAHHABI
=================================================
Sekalipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak menggubris nasehat ayahnya dan guru-gurunya itu. Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dariyah, Muhammad bin
Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya.
Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga.
Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah Al-Asadiy dll. Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali ketika ia menyebut para pengikut dari
daerahnya dengan julukan Al-Anshar, sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijuluki Al-Muhajirin. Kalau seseorang ingin menjadi pengikutnya, dia harus mengucapkan dua syahadat di hadapannya kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik, begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskan mengakui bahwa para ulama besar sebelumnya telah mati kafir.
Kalau mau mengakui hal tersebut dia diterima menjadi pengikutnya, kalau tidak dia pun langsung dibunuh. Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para pengikutnya melecehkan Nabi di hadapannya, sampai-sampai seorang pengikutnya berkata : Tongkatku ini masih lebih baik
dari Muhammad, karena tongkat-ku masih bisa digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnya sama sekali. Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya. Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas.
Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah.
Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hisan - hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad.
Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Kabah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma'la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas.
Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut. Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada 1813, Madinah dan Mekkahbisa direbut kembali.
Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Saud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I.
Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi. Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafii yang sudah mapan.
Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma'la (Mekkah), di Baqi dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan
tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan.
Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya.
Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentangnya maka diurungkan. Pengembangan kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat keramat. Bahkan
sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir.
Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal. Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru.
Pada bulan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah. Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir, katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir.
Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat tersebut tertulis, Pelestarian bangunan bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala.
Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan- peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW. Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan
juta dollar untuk menggali peninggalan- peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata.
Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari.
Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bidah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini.
Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu telah meng-Islam-kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng-Islam-kan yang 10% sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkaman orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya. Justru mereka
dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata bertauhid kepada Allah SWT.
Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwah ke negeri kita ini, tentu orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir. (Naudzu billah min dzalik).
Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-aku sebagai faham yang hanya berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah. Mereka berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan sebagainya, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi).
Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan anak-anak serta balita pun mereka bantai di hadapan ibunya. Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bidah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bidah Karena nama negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung faham wahabi
yaitu As-Saud.
Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana, sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan)
Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur'an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul). (HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748).
Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban : Nabi SAW pernah berdoa: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdoa: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau SAW bersabda: Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk syaitan., Dalam riwayat lain dua tanduk syaitan.
Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul). Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya.
Seperti yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal: Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad bin Abdul Wahab, karena sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah SAW itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bidah sebelumnya tidak pernah berbuat demikian. Al-Allamah Sayyid AIwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah AI-Haddad menyebutkan dalam kitabnya Jalaudz Dzolam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW: Akan keluar di abad kedua belas nanti di lembah BANY HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin. (AI-Hadits)
BANY HANIFAH adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid AIwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahab. Adapun mengenai sabda Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah timur (Najed) dan dua tanduk
setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab.
Pendiri ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H / 1792 M, seorang ulama mencatat tahunnya dengan hitungan Abjad: Ba daa halaakul khobiits (Telah nyata kebinasaan Orang yang Keji). |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Makasih kirimannya. |
|
|
|
|
|
|
|
6. |
Pengirim: Ridwan - Kota: Jakarta
Tanggal: 22/5/2012 |
|
Alhamdulillah.. Mudah2an Forum ini benar2 menjadi benteng guna melawan arus liberal yang begitu kental menyerang tubuh NU... |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mohon doa istiqamah |
|
|
|
|
|
|
|
7. |
Pengirim: Ahmad alQuthfby SH SHI - Kota: Probolinggo
Tanggal: 24/5/2012 |
|
Abu Raihan - Kota: Palangkaraya
"Dalam beberapa khutbah dan tulisannya, KH Hasyim Asy`ari menyatakan bahwa Nahdhatul Ulama harus bersih dari unsur-unsur Wahhabiyyah, Rafidhah (Syiah) pencaci sahabat Nabi, kelompok Ibahiyyun yang cenderung liberal, juga menjaga dari serangan Kristenisasi".
Tersebut di atas sepenggal petikan artikel di atas, Saya telah mengetahui kesesatan aqidah Kaum Liberal, Syi'ah Rafidhah, Ahmadiyah, tetapi belum faham dimana letak kesesatan dakwah WAHABI,
mohon Kiai sebutkan kesalahan dibidang AQIDAH, bukan FIQIH yang didakwahkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (dakwah WAHABI), pastinya berdasarkan data autentik, misal dari Buku Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab (bukan karya orang lain) Judul ini halaman sekian,
suwun kiai
===================
Kiranya cukup anda mendengar dan membaca fatwa dari para tokoh utama 4 mahdzab:
Dari kalangan ulama madzhab al-Maliki, al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Maliki, ulama terkemuka abad 12 Hijriah dan semasa dengan pendiri Wahhabi, berkata dalam Hasyiyah ‘ala Tafsir al-Jalalain sebagai berikut:
“Ayat ini turun mengenai orang-orang Khawarij, yaitu mereka yang mendistorsi penafsiran al-Qur’an dan Sunnah, dan oleh sebab itu mereka menghalalkan darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaimana yang terjadi dewasa ini pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri Hijaz yang disebut dengan aliran Wahhabiyah, mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat), padahal merekalah orang-orang pendusta.” (Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain, juz 3, hal. 307).
Dari kalangan ulama madzhab Hanafi, al-Imam Muhammad Amin Afandi yang populer dengan sebutan Ibn Abidin, juga berkata dalam kitabnya, Hasyiyah Radd al-Muhtar sebagai berikut:
“Keterangan tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaimana terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar dari Najd dan berupaya keras menguasai dua tanah suci. Mereka mengikuti madzhab Hanabilah. Akan tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-orang musyrik. Dan oleh sebab itu mereka menghalalkan membunuh Ahlussunnah dan para ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka, merusak negeri mereka dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada tahun 1233 H.” (Ibn Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr al-Mukhtar, juz 4, hal. 262).
Dari kalangan ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi berkata dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabilah ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, sebagai berikut:
“Abdul Wahhab bin Sulaiman al-Tamimi al-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah, yang percikan apinya telah tersebar di berbagai penjuru. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal Muhammad (pendiri Wahhabi) tidak terang-terangan berdakwah kecuali setelah meninggalnya sang ayah. Sebagian ulama yang aku jumpai menginformasikan kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini, bahwa beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar ilmu fiqih seperti para pendahulu dan orang-orang di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat, “Hati-hati, kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.” Sampai akhirnya takdir Allah benar-benar terjadi. Demikian pula putra beliau, Syaikh Sulaiman (kakak Muhammad bin Abdul Wahhab), juga menentang terhadap dakwahnya dan membantahnya dengan bantahan yang baik berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan bantahannya dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ‘ala Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah telah menyelamatkan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan terhadap orang-orang yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang menentangnya, dan membantahnya, lalu ia tidak mampu membunuhnya secara terang-terangan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatnya yang mengkafirkan dan menghalalkan membunuh orang yang menyelisihinya.” (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabilah, hal. 275).
Dari kalangan ulama madzhab Syafi’i, al-Imam al-Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan al-Makki, guru pengarang I’anah al-Thalibin, kitab yang sangat otoritatif (mu’tabar) di kalangan ulama di Indonesia, berkata:
“Sayyid Abdurrahman al-Ahdal, mufti Zabid berkata: “Tidak perlu menulis bantahan terhadap Ibn Abdil Wahhab. Karena sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam cukup sebagai bantahan terhadapnya, yaitu “Tanda-tanda mereka (Khawarij) adalah mencukur rambut (maksudnya orang yang masuk dalam ajaran Wahhabi, harus mencukur rambutnya)”. Karena hal itu belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari kalangan ahli bid’ah.” (Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Fitnah al-Wahhabiyah, hal. 54).
Demikian pernyataan ulama terkemuka dari empat madzhab, Hanafi, Maliki,
Syafi’i dan Hanbali, yang menegaskan bahwa golongan Wahhabi termasuk
Khawarij bukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Tentu saja masih terdapat ratusan
ulama lain dari madzhab Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang menyatakan bahwa
Wahhabi itu Khawarij dan tidak mungkin saya kutip semuanya.
|
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah, mudah-mudahan tulisan ini dapat menambah pencerahan bagi para pembaca, khususnya untuk Mas Abu Raihan. |
|
|
|
|
|
|
|
8. |
Pengirim: Kambini - Kota: Bekasi
Tanggal: 26/5/2012 |
|
Alhamdulillah...
Semoga Allah SWT memberikan ridho kepada FUSuS...
Saya, Insya Allah memberi dukungan penuh... |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah. |
|
|
|
|
|
|
|
9. |
Pengirim: rifat - Kota: jkt
Tanggal: 27/5/2012 |
|
Assalaamu'alaikum, wr wb.
Alchamdulillaahirobbil'aalamiin, saya setuju dan mendukung keberadaan Fusus ini, dan InsyaAllaah bermanfaat besar bagi warga Nahdhiyin untuk menjaga kemurniannya, yg selama ini semakin pudar dengan adanya pemahaman2 tanpa dasar yg kuat dan benar baik dasar dari diri maupun si pembawa ajaran.
Sukses Kyai. Aaamiin.
Wassalaamu'alaikum wr wb. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mohon doa restu selalu. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|