Perbedaan Antara Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar
Luthfi Bashori
Dewasa ini umat Islam sangat perlu mengenal beberapa istilah yang sering dipergunakan oleh para ulama, khususnya yang dalam dakwah-dakwahnya selalu berorientasi kepada penggunakan hadits-hadits nabawi sebagai rujukannya. Berikut ini di antaranya:
SUNNAH : Menurut bahasa, adalah thariqah (jalan). Sedangkan menurut istilah, adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik dari ucapan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun sifat. Maka menurut istilah ini, Sunnah itu merupakan sinonim dari Hadits.
Ada yang berpendapat, bahwa Hadits itu adalah istilah khusus untuk sabda Nabi SAW, sedangkan Sunnah itu adalah umum atau segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW.
KHABAR (kabar, menurut lisan Indonesia): Ada yang mengatakan Khabar itu sinonim dari Hadits. Namun ada pula yang berpendapat, bahwa Khabar itu adalah berita yang datangnya bukan dari Nabi SAW, sedangkan Hadits itu adalah berita yang datang dari Nabi SAW. Dari pendapat yang terakhir inilah muncul istilah, bahwa ulama yang konsentrasi mempelajari dan melestarikan Hadits Nabi SAW dijuluki Muhaddits, sedangkan yang konsentrasi mempelajari dan melestarikan sejarah atau berita lainnya dijuluki Ikhbari (sejarawan).
Ada yang berpendapat bahwa Hadits itu sifatnya lebih khusus dibanding Khabar. Setiap Hadits itu pasti Khabar, dan sebaliknya tidak semua Khabar itu termasuk Hadits.
ATSAR : Menurut bahasa, adalah puing-puing bangunan atau sisa dari segala sesuatu. Sedangkan menurut istilah, ada yang mengatakan bahwa Atsar itu merupakan sinonim dari Hadits. Imam Nawawi mengatakan : Bahwasannya para ulama muhaddits itu kerap memberi nama terhadap hadits marfu` (yang datang dari Nabi SAW) dan hadits mauquf (yang datang dari para shahabat) itu adalah Atsar.
Ada yang berpendapat bahwa Atsar itu adalah apa-apa yang datang dari para shahabat. Artinya bahwa Atsar itu sinonim dari Hadits mauquf (yang datang dari para shahabat). Pendapat ini mengacu kepada tinjauan bahasa, bahwa Atsar itu adalah sisa dari segala sesuatu, dan Khabar itu sendiri adalah sesuatu yang dikabarkan (obyek utama), sehingga perkataan para shahabat yang termasuk dari sisa-sisa sabda Nabi SAW itu layak diberi nama Atsar, sedangkan sabda Nabi SAW yang menjadi obyek utama dalam pengkabaran itu dinamakan Khabar.
Dari semua keterangan di atas menjadi jelas, bahwa baik itu Hadits, Sunnah, Khabar, maupun Atsar hakikatnya adalah lafadz sinonim, yang secara ringkas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW atau kepada para shahabat dan para tabi`in, baik itu berupa perkataan/ucapan, perbuatan, ketetapan maupun sifat maka secara umum dapat dinamakan Hadits atau Sunnah atau Khabar atau Atsar.
Adapun secara spesifik untuk mengetahui, apakah suatau berita itu datangnya dari Nabi SAW atau dari para shahabat atau dari para tabi`in, dapat diketahui dengan mengacu kepada kriteria tertentu yang telah disepakati oleh para ulama yang ahli pada bidangnya.