BARANG SIAPA MENGINGKARI KAMI
Luthfi Bashori
Judul di atas adalah cuplikan dari Kitab Alkaafi karangan Alkulaini, tokoh Syiah Imamiyah Iraniyah yang mengatakan, bahwa Abu Abdillah salah satu yang diklaim sebagai imam Syiah Imamiyah berkata :
Kami (para Imam Syiah) adalah orang-orang yang Allah mewajibkan kepada semua orang untuk taat kepada kami. Tidak ada cela bagi seorang pun kecuali harus mengenal / mengimani kami, dan tidak dimaafkan bagi siapapun yang bodoh / tidak mengenal / tidak mengimani kami. Barang siapa yang mengenal / mengimani kami maka ia termasuk muslim, dan barang siapa yang mengingkari (kepemimpinan) kami maka ia adalah kafir. Barang siapa yang tidak mengenal kami dan tidak mengingkari kami, maka ia adalah sesat, hingga mendapat hidayah yang diwajibkannya oleh Allah kepadanya, yaitu kewajiban berimam kepada kami. Apabila meninggal di atas kesesatannya, maka Allah yang akan menentukan balasannya. (Kitab Alkaafi, juz 1, hal 187). Cetakan Teheran Baazaar Sulthani).
Cuplikan perkataan di atas sudah sangat jelas, bahwa dalam aqidah keyakinan Syiah, siapa pun yang tidak masuk agama Syiah adalah termasuk KAFIR. Karena syarat menjadi muslim versi Syiah, harus meyakini kebenaran aqidah mereka.
Dengan demikian, bagaimana mungkin jika ada orang Islam yang merasa masih satu agama dengan para pengikut Syiah Imamiyah ini, sedangkan para penganut Syiah tidak menerima keimanan siapa pun selain dari kelompok mereka itu sendiri.
Hanya sebuah kebodohan semata, jika ada orang Islam yang memaksakan diri untuk menerima ajaran Syiah Imamiyah dengan asumsi dianggap sebagai tambahan khazanah keislaman. Sedangkan kaum Syiah justru mengelompokkan umat Islam yang berkitab suci Alquran Mushaf Utsmani yang berjumlah 30 juz itu sebagai kaum kafir.
Karena umat Islam yang hakiki adalah hanyalah orang-orang Islam yang mengakui kebenaran runtutan Alkhulafaur Rasyidun pengganti Nabi SAW pasca wafat, yaitu Khalifah Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Utsman dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, radhiyallahu anhum ajma`in.
Umat Islam tetap merasa wajib mencintai para Ahlul Bait, keluarga dan anak cucu Nabi SAW. Namun juga merasa wajib mencintai para shahabat Nabi SAW yang ikut berjuang dengan harta, jiwa dan raga dalam mensukseskan misi yang menjadi kewajiban Nabi SAW yang diperintahkan oleh Allah. Yaitu menyebarkan agama Islam di muka bumi.
Tentunya hanya orang-orang kafir saja yang hatinya membenci Nabi SAW, membenci keluarga dan anak cucu beliau SAW, serta membenci para shahabat beliau SAW dan membenci orang-orang yang mengikuti Ahlus sunnah wal jamaah, aqidah yang telah dilestarikan oleh mereka para ulama salaf dari kalangan umat Islam.