Kematian
Choiruddin
Sudah kita ketahui bersama bahwa setiap makhluk itu pasti akan binasa. Sebagaimana di tegaskan oleh Allah SWT di dalam Alquran yang artinya: “Setiap makhluk di dunia ini akan binasa dan tetap kekal Tuhanmu yang mempunyai ke Agungan dan ke Mulyaan". Allah SWT kembali menegaskan dalam ayat yang lain: “Setiap jiwa itu pasti akan mencicipi kematian"
Jadi sudah jelas tidak ada yang kekal di dunia ini. Kita lihat langit yang menjulang tinggi, nantinya akan runtuh. Bumi yang terhampar luas nantinya akan runtuh. Gunung-gunung yang tegak nantinya akan terlepas dan roboh. Apalagi manusia yang diciptakan lemah oleh Allah SWT nantinya berterbangan dan binasa. Itu semua akan terjadi bila datang waktu kiamat.
Manusia hidup di dunia kadang kala lupa dengan kematian. Tatkala manusia asyik mencari gemerlap kehidupan dunia, seakan-akan kematian tidak akan menjemputnya. Dia tidak menghiraukan urusan akhirat. Bahkan ada sebagian orang yang mengatakan tatkala disuruh bertaubat. Ia berkata : “Waaaah taubatnya ntar saja kalau sudah tua". Seolah dia mengetahui kapan kematian mendatanginya. Padahal Allah SWT berfirman yang artinya: “Jikalau ajal sudah datang kepada mereka, maka tidak bisa diakhirkan dan juga tidak bisa dimajukan sesaatpun". Jadi kematian tidak memihak kepada yang muda apalagi yang tua.
Oleh karena itu, kita hidup di dunia ini jangan gampang tertipu oleh kehidupan dunia. Sebab semuanya itu hanyalah permainan belaka. Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah tipuan belaka (permainan)". Nabi Muhammad SAW juga memberi perumpamaan bahwa manusia hidup di dunia itu bagaikan musafir yang suatu saat akan kembali pulang ke tempat asalnya.
Kita hidup di dunia ini hanyalah sebentar. Maka dari itu, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya. Karena, jika ajal telah menjemput, putuslah amal-amal kita kecuali tiga perkara, seperti yang disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW yang artinya: “Jika anak adam sudah mati, putuslah amalnya kecuali tiga perkara 1] shadaqah yang mengalir, 2] ilmu yang bermanfaat, 3] anak yang sholeh yang mendoa’ kannya".
Gambaran shadaqah yang mengalir, misalkan menyumbang masjid atau untuk kemaslahatan umat Islam, selagi masjid itu dipakai untuk beribadah. Maka, secara otomatis pahalanya mengalir walaupun kita sudah meninggal. Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk bershadaqah sebelum ajal menjemput. Telah disebutkan dalam Alquran yang artinya: “Keluarkanlah dari sebagian harta yang Aku rizqikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah satu dari kalian semua”. Kalau sudah terlanjur diantara kalian mengatakan: “Ya Allah, seandainya engkau keluarkan kami (ditunda kematiannya) dalam waktu yang sebentar, maka aku akan bershadaqah dan aku akan menjadi orang yang sholeh". Untuk itu sebelum terlambat dan sebelum kita menyesal nantinya, maka kita harus pandai-pandai menshadaqahkan harta kita.
Sedangkan ilmu yang bermanfaat dapat diartikan bermanfaat kepada diri sendiri ataupun bermanfaat kepada orang lain. Karena Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik-baiknya manusia yaitu manusia yang bermanfaat kepada orang lain”.
Disebutkan pula dalam hadits diatas tentang anak sholeh yang mendoakan orang tuanya. Jadi bila kita ingin mempunyai anak yang sholeh, maka kita harus mendidiknya dengan baik. Khususnya mengenai pendidikan agama yang sangat penting dengan pendidikan di bidang lainnya. Jangan sampai salah memasukkan anak kita ke lembaga pendidikan yang salah. Apalagi ke lembaga pendidikan yang dikelola oleh orang kafir. Na`udzubillahimindzalik