JANGAN LUPA YA ??
Burhanuddin
Mayoritas orang saat ini mengatakan bahwa kebutuhan materi adalah sumber kebutuhan bagi seluruh manusia yang ada di dunia ini. Manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan menggapai cita-cita dengan terpenuhinya kebutuhan materi.
Faktanya, bahwa kegiatan manusia yang paling menonjol dalam kehidupan saat ini adalah bekerja mencari uang. Sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari mereka bekerja dalam berbagai bidang pekerjaan sesuai dengan kemampuan individunya. Mulai dari pasar, ruko-ruko di pinggir jalan, swalayan dan tempat-tempat lainnya menjadi rujukan orang untuk mendapatkan uang sehingga dapat memenuhi kebutuhan primer seperti papan, sandang, serta pangan . Semua itu mereka lakukan tidak lain hanyalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selalu dicari dan diupayakan untuk dapat terpenuhi dalam setiap harinya. Maka demi terpenuhinya kebutuhan tersebut , hampir setiap orang rela bekerja dengan tekun setiap hari. Semua hasil yang didapat dari apa yang diusahakan itu termasuk rizqi dari Allah SWT.
Namun perlu dipehatikan, jangan sampai kita lupa dari mana rizqi itu datang dan bagaimana cara yang tepat untuk mencarinya! . Ketauhilah semua rizqi yang didapat oleh seluruh makhluk yang bernyawa, itu hanyalah dari Allah SWT. Semunya telah diatur , ditentukan serta ditulis oleh-Nya dalam Alquran. Sebagai mana firma-Nya:
ومامن دآبّة فى الأرض الأعلى الله رزقها ويعلم مستقّرها ومستودَعَهَا كلّ فِى كِتَابِ مّبين
artinya: “Dan tidak ada suatu binatang (makhluk) yang melata di bumi ini melainkan Allah lah yang menjamin rizqinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam dan menyimpannya. Semua itu tertulis dalam kitab yang nyata”.
Maka sungguh sayang jika ada orang yang beranggapan bahwa semua yang mereka dapatkan itu semata-mata hanyalah hasil dari jerih payahnya sendiri, bukan pemberian serta pertolongan dari Allah SWT. Padahal dalam ayat di atas sudah dijelaskan bahwasanya sumber rizqi itu semata-mata hanyalah pemberian dari Allah SWT melalui perantara manusia, yang diberikan secara beberapa tahapan. Semua itu dimaksudkan agar manusia sabar dan tetap bersyukur dalam mencari rizqi dari Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya yang berbunyi:
“قل اِنّ ربّى يَبسط الرّزق لِمَن يَّشاء ويَقدِر ولَكِن اكثَرالنّاسِ لايعلمون “.
artinya: “Katakanlah, sesungguhnya Tuhanku yang melapangkan rizqi dan menyempitkan rizqi bagi yang dikehendaki-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”.
Melihat ayat tersebut menunjukkan keterbatasan manusia dalam mengetahui seberapa besar atau sempitkah rizqi yang diperoleh dari Allah SWT . Disamping itu menunjukkan bahwasannya begitu lalainya manusia, mereka meremehkan isi Al-quran. Tidak berusaha mengetahui tentang isi Al-quran. Hingga akhirnya merekapun banyak melakukan hal-hal yang melenceng dari syariat Islam. Mereka mencari rizqi dengan cara yang tidak halal, melegalkan segala macam cara demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan tidak jarang kehormatan dirinya pun dipertaruhkan. Mereka berdalih bahwa “Kalau tidak seperti itu, bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan kita ?. Maka, sungguh rugilah orang yang demikian itu. Karena Allah SWT telah memerintahkan kepada orang yang beriman untuk mencari dan menggunakan rizqi pemberian-Nya dengan cara yang halal
ثمّ اِيّاه تََعبدون\" يَأيّها الّذينَ ءَ اَمنوا كلوا مِن َطيّبَتِ مَا رَزقنكم
artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizqi yang baik-baik yang kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”.
Bukankah Rasulullah SAW juga pernah bersabda menyuruh kita untuk mencari rezeki dengan cara yang baik serta menjaga kehormatan diri kita. dalam hadits beliau bersabda:
اطلبواالحوائج بعزّةِ النّفسِ، فأِنّ الأمور تجرى بِاالمقادِير
artinya: “Tuntutlah segala keperluan hidup dengan menjaga kehormatan dirimu, karena segala sesuatu itu berlaku dengan takdir Tuhan (ada ukuran dan ketentuannya)”.
Allah SWT dan Rasul-Nya sangat tegas melarang kaum muslimin untuk tidak sekali-kali memakan sesuatu yang diperoleh dari cara yang haram. Hal itu seiring dengan sabda Nabi SAW,
من لا يبَالِي مِن اَين اكتَسََبَ المَالَ لَم يبَالِ الله مِن اَينَ اَدخَله النّارَ
artinya: “Barangsiapa yang tidak memperdulikan dari mana ia mengusahakan harta, maka Allah tidak memperdulikan dari mana Dia memasukkanya ke neraka”.
Ketahuilah bahwa dalam mengamalkan ibadah itu terdapat sepuluh bagian. Sembilan bagian dari ibadah itu adalah mencari barang-barang yang halal, baik dari sumber atau sifat barang itu sendiri. Oleh sebab itu, mengetahui darimana asal barang yang kita dapatkan. Serta berusaha selalu mencari rizqi halal termasuk bagian dari ibadah. Rasulullah SAW bersabda,
العِبَادَة عَشرَة اَجزَاءٍ، تِسعَة مِنهَا فِى طَلَبِ الحَلالِ
artinya: “Ibadah itu sepuluh bagian, sembilan dari padanya adalah mencari barang halal”.
Wahai saudaraku, senantiasalah kita berupaya dengan segala kekuatan untuk tetap memberi sesuatu yang halal kepada keluarga kita. Misalkan ada seseorang mempunyai iman yang kuat. Sehingga dia selalu mencari rizqi yang halal. Namun sampai sore tiba, dia hanya mendapatkan sedikit uang untuk nafkah keluarganya. Hal itu lebih utama daripada apa yang kita dapat banyak tetapi haram. Ketahuilah, bahwa ketika sore hari kita dalam keadaan loyo karena capek mencari harta halal, maka kita akan mendapat balasan dari Allah SWT termasuk ampunan-Nya. Rasulullah SAW bersabda,
مَن اَمسَى وَانِيًا مِن طَلَبِ الحَلاَلِ بَاتَ مَغفورًا لَه وَاَصبَحَ والله عَنه رَاضٍ
artinya: “ Barang siapa waktu sore hari dengan lemah karena mencari yang halal, maka ia bermalam dengan diberi ampunan dan ia masuk pagi, sedang Allah itu ridla kepadanya”.