URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 102 users
Total Pengunjung: 6224209 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MASJID LINTAS AGAMA 
Penulis: Pejuang Islam [ 4/9/2016 ]
 
MASJID LINTAS AGAMA

Luthfi Bashori

Konon di jaman Nabi SAW, di Madinah terdapat sebuah masjid yang dibangun oleh kaum munafiq, atas rekomendasi pendeta Nasrani yang bernama Abu Amir. Masjid ini di bangun di dekat Masjid Quba, yaitu masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi SAW.

Abu Amir adalah salah seorang tokoh dari suku Khazraj yang menjadi rahib (pendeta) Nasrani dan tugasnya membacakan ilmu ahli kitab bagi kaum Nasrani serta rajin memimpin ibadah di kalangan mereka. Tatkala Nabi SAW masuk kota Madinah dan disambut meriah oleh kaum Anshar, maka Abu Amir merasa kedudukannya di tengah masyarakat bakal tergeser oleh figur Nabi SAW.


Maka sejak itu pula Abu Amir dengan berbagai intrik-intriknya berusaha menjatuhkan figur Nabi SAW dengan berbagai upaya, termasuk dengan memilih cara yang tidak menampakkan permusuhannya secara terang-terangan. Hal itu dilakukan, karena melihat kondisi kaum Anshar yang sangat kuat mendukung kedatangan Nabi SAW  serta setia mendampingi Nabi SAW dalam dunia dakwah.

Namun, sejak terjadi perang Badar yang dimenangkan oleh pasukan Islam, Abu Amir mulai berani menampakkan permusuhannya kepada Nabi SAW secara terang-terangan. Ia pergi ke Makkah untuk bergabung dengan para kafir Quraisy, dan menghasud dengan mengobarkan keberanian mereka untuk memerangi pasukan Nabi SAW.  Bahkan Abu Amir pernah menjebak Nabi SAW hingga beliau SAW jatuh tergelincir dalam lobang buatan Abu Amir itu.

Suatu saat, Abu Amir mencoba menghasud kaum Anshar agar bergabung dan ikut memerangi Nabi SAW. Namun kecintaan kaum Anshar kepada Nabi SAW tidak tergoyahkan sama sekali, dan justru berbalik mencela Abu Amir dan memusuhinya.

Nabi SAW mencoba untuk menyadarkan Abu Amir atas intrik-intrik yang diperbuatnya. Beliau SAW mengajaknya masuk Islam dan membacakan Alquran untuknya. Namun ajakan Nabi SAW itu ditolak mentah-mentah, hingga beliau SAW mendoakan Abu Amir agar terusir dari daerahnya dan mati sebatang kara.

Salah satu intrik-intri yang dilakukan oleh Abu Amir, ia mengajak pengikutnya dari kalangan kaum Narsani dan kaum munafiq mendirikan sebuah masjid, dengan harapan memikat hati umat Islam, agar mau bergabung dengan kelompoknya.

Pada saat Nabi SAW dalam perjalanan pulang dari daerah Tabuk, maka salah seorang munafiq dari kelompok Abu Amir sengaja menyongsong kedatangan Nabi SAW dan berupaya mengajak dan merayu beliau SAW agar berkenan meresmikan masjid yang mereka dirikan, dengan alasan demi kebersamaan sesama penduduk Madinah.

Tentunya mereka mengharapkan dengan kedatangan Nabi SAW ke masjid rancangan mereka itu, niscaya umat Islam dengan senang hati mengikuti langkah Nabi SAW dan akan beramai-ramai mendukung gerakan kebersamaan lintas agama sesuai skenario Abu Amir cs.  Kiranya harapan semacam itu hampir sama kondisinya dengan kejadian akhir-akhir ini di Indonesia,  gara-gara mengikuti langkah Gus Dur yang aktif keluar masuk gereja dan mengadakan kegiatan lintas agama semacam Doa Bersama Muslim  non Muslim, maka marak juga umat Islam yang keluar masuk gereja dan hadir dalam kegiatan komunitas lintas agama

Tentu saja sangat berbeda kejadiannya, jika Gus Dur begitu gencar dan lancar dalam memerankan aksi-aksinya sebagai tokoh sentral komunitas lintas agama untuk menggalang persatuan, penyetaraan dan kebersamaan dengan pihak-pihak non muslim, khususnya kaum Nasrani, yang mana langkahnya itu marak diikuti oleh tokoh-tokoh liberal hasil didikannya seperti Said Aqiel Siraj, Ulil Abshar Abdalla, Lily Wahid dan lainnya, maka aqidah dan keimanan Nabi SAW benar-benar dijaga oleh Allah agar tidak terlibat dalam komunitas lintas agama, hingga Allah mengutus malaikat Jibril untuk mengungkap dan menerangkan kepada Nabi SAW tentang bahaya keberadaan masjid lintas agama rancangan Abu Amir dan cs itu, yang akhirnya terkenal dengan julukan masjid Dhirar.

Arti Dhirar adalah bahaya kerusakan aqidah, sesuai dengan firman Allah SWT: Walladziinat takhadzuu masjidan dhiraaran (dan ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan /bahaya kerusakan aqidah).

Dalam kaitan status masjid Dhirar ini Allah SWT menerangkan dalam surat Attaubah mulai ayat 107 sampai ayat 110, yang artinya:

    Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah-belah antara orang-orang mukmin serta menunggu (mempersiapkan) kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah, Kami tidak menghendaki selain kebaikan. Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).
    Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa, sejak hari pertama (masjid Quba) adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang suka membersihkan diri, dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.
    Maka apakah orang-orang (kaum muslimin) yang mendirikan masjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-Nya itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunan (masjid Dhirar) di tepi jurang yang runtuh lalu bangunannya itu jatuh bermasa-sama dengan dia (Abu Amir) ke dalam neraka Jahannam?  Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.
    Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur (karena tidak bertaubat). Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Untuk itulah Allah menggagalkan usaha Abu Amir dan kelompoknya yang sengaja membuat intrik-intrik dan tipu daya di kalangan umat Islam, hingga usaha mereka gagal dan sia-sia. Lantas Allah memerintahkan Nabi SAW agar meruntuhkan serta memusnahkan masjid Dhirar tersebut.

Allah juga melarang Nabi SAW dan umat Islam shalat di masjid Dhirar itu dengan larangan yang sangat keras sebagaimana terungkap dalam firman-Nya yang artinya:

Janganlah kamu menegakkan shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba) sejak hari pertama, adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri, dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.

Dengan adanya perintah Allah itu, maka Nabi SAW mengajak kaum muslimin untuk menghancurluluhkan masjid Dhirar, masjid yang dibangun untuk kepentingan komunitas lintas agama itu.

Mengacu pada sejarah masjid Dhirar ini, tentunya umat Islam dapat mengambil kesimpulan, betapa bahayanya keberadaan komunitas lintas agama, hingga aset mereka sekalipun berupah sebuah masjid, maka oleh Nabi SAW dihancurluluhkan sesuai perintah Allah SWT.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Wahyu  - Kota: Palembang
Tanggal: 21/2/2012
 
Subhanallah, membaca tulisan ustadz sangat menggugah dan mencerahkan. Semoga ustdaz dan keluarga serta lembaga yang dipimpin selalu dijaga dan diberkahi Allah SWT. :) 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Amin, demikian juga dengan para pengunjung.

2.
Pengirim: nurul mustofa  - Kota: sampang
Tanggal: 12/3/2012
 
syukron ya ust. luthfi basori ala taklimikum. barakallahu wa jazauhu alaik. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan bermanfaat bagi umat Islam.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam